34. Abelia Dwijaya

1.3K 69 4
                                    

"Yang bener aja deh, masa bisa bisanya anak Bunda main di jodoh jodohin gitu aja."

Sedari tadi setelah kepulangan keluarga Dwijaya, Nayla beserta Darren dan Gio masih setia duduk diruang tamu, Nayla yang masih bersungut sungut perihal tamunya, dan Darren dan Gio yang masih setia menenangkan.

"Sembarangan banget bilang bilang mau jodohin buat memperluas bisnis, emang anak Bunda bisa dijual jual gitu apa!"

Darren mengelus lengan istrinya lembut menangkan, "Sabar Bun.."

"Ga bisa Pa! Kamu beneran mau Gi dijodohin sama Kabel itu?"

Gio mendelik. Kabel? Siapa Kabel?. "Abel Bun."

"Iya siapa lah itu, kamu mau?!"

Gio menggeleng ribut, "Ga lah, enak aja. Pacar aku lebih segala galanya kali."

Darren tersenyum tipis mendengar jawaban putranya.

"Kamu deket sama dia disekolah?"

"Ga Bun, boro boro deket. Di tempelin dia aja aku ogah."

Nayla mengangguk lega, "Bunda ga ikhlas ya kalau kamu sama dia, lagian dia kenapa mau mauan banget sih di jodohin gitu, ga punya pendirian banget. Lagian orang tuanya juga, kok tega banget jodoh jodohin anak gitu. Emang ga kasian apa."

"Iya Bun, lagian aku ga mau lah dijodohin sama orang yang udah celakain pacar aku." 

Darren dan Nayla menoleh cepat, Gio menutup mulutnya rapat rapat ketika melihat perubahan kedua orang tuanya. Sepertinya ia salah bicara.

"Apa?!"

"Kamu beneran Gi?"

Gio mengangguk kaku, "Kok kamu ga bilang Bunda? Kapan Gi? Kamu ga becus ya jagain anaknya Bunda."

Darren merangkul bahu istrinya, "Tenang Bun, kok jadi marah marah? Sabar.."

"Itu udah lama sebelum Gio juga pacaran sama Kinaya, jadi Abel ngebully Kinaya di toilet sampai masuk rumah sakit."

"YaAllah Gio. Kaget banget Bunda dengernya." Nayla menyandarkan tubuhnya ke sofa.

"Kamu harus jagain Kinaya di sekolah loh Gi, Papa gamau kejadian itu ke ulang lagi." ucap Darren tegas.

"Kenapa kamu ga ngomong tadi Gi, tau gitu Bunda omelin didepan orang tuanya. Biar orang tuanya tau sekalian."

Gio tersenyum tipis, sudah tau pasti Bundanya akan mengatakan ini.

"Gio juga udah kasih pelajaran ke Abel kok, tenang aja Gio gaakan main tangan." Ucap Gio melanjutkan, karena sadar perubahan raut wajah Darren.

Darren mengangguk lega. Setegas tegasnya Darren pada putranya, ia tidak ingin putranya bermain tangan dengan perempuan.

****

"Gimana sih Mama sama Papa ga bisa banget bujuk orang tuanya Gio!"

Aris memijit kepalanya, pening. Sedari tadi putrinya tidak berhenti membicarakan kekesalannya perihal gagal dijodohkan. "Kamu ga denger kalau Gio udah punya pacar? Lagian emang kamu gatau kalau Gio udah punya pacar apa?! kamu tuh bikin malu terus kerjanya!" Bentak Aris pada Abel.

"Ya kan Papa bisa pake alesan lain! Yaudah ancem aja keluarganya, buat bangkrut bisnisnya terus bilang kalau Papa bakal bantu asal Gio mau di jodohin sama Abel!"

Aris menatap nyalang putrinya. "Gampang banget kamu ngomong kaya gitu, kamu lupa dia dari keluarga mana? bahkan seluruh harta Papa ga ada seperempatnya dari harta keluarga Adinata! Jangan macem macem ya kamu! Kamu pikir saya ga malu karena penolakan tadi! Lagian pacarnya dia juga salah satu keluarga Bagaskara! Bukan dari orang sembarangan! Emang kamu tuh ga cari tau dulu siapa lawan kamu?! Hah!"

JUNI ( COMPLETE )जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें