32. Asik, Official!

1.2K 67 1
                                    

Mereka yang sedang ada didapur mengalihkan atensi mereka ke arah jendela, terdengar suara deruman mesin mobil dari luar, "Itu Papa pulang."

"Yuk siapin, ih Bunda seneng banget deh hari ini." Monolog Nayla yang masih bisa didengar oleh kedua remaja yang tidak jauh darinya.

"Aska juga seneng." Celetuk Aska gempal.

Gio terkekeh gemas dan mencubit pipis Aska pelan, "Bisa aja lo bocil."

Kebahagiaan Nayla menular pada Gio, Gio yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum melihat raut wajah Bunda dan Adiknya ya yang berseri seri.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.

Terlihat dari arah ruang tamu, pria bertubuh tegap berjalan dengan pakaian kantornya, diikuti oleh Mba Sari dibelakang membawakan tas kantor sang pemilik.

"Wah, smells so good," gumam Darren sambil menghirup banyak banyak udara.

Nayla menghampiri suaminya, "Papa bersih bersih dulu ya. Bunda udah masak,"

Melihat raut bahagia terlihat dari wajah istrinya, Darren mendadak mengangguk dan tersenyum lembut. "Sebentar ya semua."

"Iya Pa." Jawab Gio dan Kinaya bersamaan.

Setelah membersihkan diri, Darren kembali turun menuju ruang makan. Terlihat putra putri berikut istrinya sudah duduk manis dikursi masing masing.

"Wah carbonara." Pekik Darren ketika melihat makanan favoritnya yang sudah tersedia rapih.

"Iya dong, Bunda masak dibantuin Aya. Seneng deh."

Darren ikut tersenyum melihat keantusiasan istrinya, lalu menoleh ke arah Kinaya. "Wah kayanya ada yang bahagia banget nih."

Nayla hanya tersenyum lebar membalas ucapan suaminya. Ia kemudian menyiapkan makanan di piring.

"Aya gimana suka sama kamarnya?" Tanya Darren.

Kinaya mendongak, menatap iris abu abu didepannya. Ia seketika teringat ucapan Gio bahwa Papa yang mengubah dan mendekorasi kamar sesuai dengan warna yang ia suka. "Suka banget Pa. Makasih banyak ya, maaf Kinaya ngerepotin."

Darren menggeleng, "Gak dong, Papa seneng."

Kinaya tersenyum manis mendengarnya, sedangkan Gio hanya diam. Masih memperhatikan interaksi ketiganya, ia masih tidak menyangka mendapatkan tambahan personil di meja makan keluarganya. Bahkan personil spesial.

"Kenapa ngeliatinnya gitu banget?" Suara Kinaya membuyarkan lamunan Gio.

"Engga, cantik."

Kinaya melolot, lalu memukul bahu lelaki kardus disampingnya ini. "Astaga Gio!"

Sedangkan Gio hanya tertawa lepas, ia senang sekali melihat raut wajah Kinaya yang terlihat sebal. "Aw.. sakit. Kok kdrt sih Ay?!"

"Hey! Makin ngelunjak ya lekaki kardus ini!"

Aska maju dan memukul kencang lengan Gio dengan mobil mainannya, "Abang jangan nakalin Kakak!"

"Heh mana ada nakalin, fitnah aja lo gempal!"

Nayla hanya menggelengkan kepalanya, "Udah Gi, kasian di ledekkin mulu."

Kinaya yang mendapatkan pembelaan, memeletkan lidahnya meledek. Sedangkan Gio hanya mendengus kesal. Semenjak ada Kinaya memang Gio sudah terasingkan.

****

Saat ini Kinaya dan Gio sedang berada didalam kamar Gio, mereka memutuskan untuk menonton film setelah selesai makan malam. Setelah dipaksa untuk menginap Kinaya hanya bisa pasrah, apalagi ketika Papa sudah memutuskan untuk menelpon Ayah, Kinaya akhirnya tidak punya alasan untuk menolak.

JUNI ( COMPLETE )Where stories live. Discover now