30. Devan Lagi

1.3K 65 3
                                    

Suara riuh mengisi kelas 12 IPS 1, dikarenakan guru yang seharusnya mengajar tidak hadir, diganti dengan memberikan tugas.

Tak terlebih Inti Gardions yang sibuk dengan kegiatan masing masing. Devan, Damian yang bermain game Among Us, Jere yang sedang asik membaca, dan Bara yang sibuk mengerjakan tugasnya, sedangkan Gio mendengarkan musik menggunakan earphone nya.

"Lo impostornya! sumpah gue liat lo masuk vent tadi!" tunjuk Devan pada Damian.

"Engga anjir! ngarang lo! jelas jelas gue aja di medbay scan badan." elak Devan. "Nah lo sendiri dimana Mat?"

"Gue di Admin lagi download," jawab Mattew, teman kelasnya.

"Sumpah Mat! Damian bohong anjir gue liat dia masuk vent abis ngekill di electrical, nah electrical kan bisa tuh ke medbay lewat vent!"

"Percaya gue Mat!"

"Ga anjir! kalau kata kapten jangan maling teriak maling lo ya!"

"Sumpah Mat vote Damian dulu! menang ini crewmate."

Mattew menoleh ke arah Damian, "Terakhir lo ngerjain task apaan aja Dam?"

Damian gugup, "Itu gue ngerjain task di Admin?"

"Ngapain?"

"Gesek kartu."

"Mampus salah! Admin masukkin kode lagi bukan gesek kartu," puas Devan sambil tertawa keras diikuti oleh Mattew.

"Masukin kode anjir hahaha"

"Ah sialan!" kesal Damian.

"Ayok semuanya vote Damian,"

Gio menggelengkan kepalanya, mereka bisa bermain bahkan berjam jam hanya demi bermain game bakteri itu.

"Gi,"

Gio menoleh ke arah Bara, menaikkan satu alisnya.

"Lo serius sama Kinaya?"

Gio mengeryit bingung, kenapa temannya berkata seperti ini? apa Bara tidak suka? atau hanya bentuk ke khawatirannya saja?

"Serius yang gimana nih?"

Bara berdecak, "Ya lo pasti ngerti maksud gue apa."

Gio mengangguk, "Iya, lo bisa tenang Kinaya sama gue."

Gio melebarkan matanya ketika mendapati gelengan dari Bara. "Gue ga bisa ngelepas gitu aja, gue percaya sama lo. Tapi urusan Kinaya beda Gi, kalau lo nyakitin Kinaya bahkan sampe bikin dia nangis, kita bisa jadi rival saat itu juga."

Gio diam, masih membiarkan Bara mengeluarkan suara. "Dan gue bakal jadi orang pertama yang bawa Kinaya sejauh mungkin, dan bawa dia ke tempat yang ga bakal bisa lo temuin,"

Gio terkekeh pelan, "Lo ga akan bisa Bar. Gue pasti bakal nemuin Kinaya mau lo sembunyiin dia sampai kapan pun,"

Bara kembali menatap buku tulisnya dan tersenyum miring, "Try me."

Gio merasakan hawa disekitarnya berubah panas, ia tau ucapan Bara bukan ancaman biasa, melainkan sebuah peringatan. Dan juga bentuk sebuah perlindungan.

Gio semakin tidak nyaman ditempat duduknya, ia memutuskan untuk keluar kelas mencari udara segar. Entah lah, ia merasa tidak nyaman dengan ucapan Bara.

Diam diam Bara tersenyum tipis, "Kalau lo yakin, lo ga perlu se khawatir itu sekarang. Tingkah laku lo udah ngejawab semua pertanyaan gue."

****

Gio berada di atas rooftop sekarang, sambil menghirup asap nikotin. Ia memikirkan soal perkataan Bara tadi, seharusnya ia biasa saja tidak perlu gusar seperti ini, karena ia yakin ia tidak akan menyakiti Kinaya. Tapi kenapa keadaan justru sebaliknya? Seolah ia khawatir itu akan terjadi.

JUNI ( COMPLETE )Where stories live. Discover now