48. INSIDEN

1.1K 57 0
                                    

"Gue takut gagal."

Lelaki itu berdecih sinis, kemudian menekan bahu lawan bicaranya, "Gue ga mau tau! Lo harus berhasil! Mau ibu lo gue bikin mati? Hah?!"

Gadis itu menggeleng ribut. Sambil meringis kesakitan akibat remasan pada bahunya.

"Ya udah terus kenapa lo takut gagal goblok!"

"Gue ga nerima alesan apapun lagi! Ga usah kelamaan deh lo! Makin lama lo bertindak, makin cepet juga ibu lo gue bikin mati!"

Gadis itu mengangguk, "I-iya Gu-e cob-a lagi nan-ti." Ucapnya terbata bata.

Lelaki itu menghempaskan kasar tubuh itu hingga limbung, kemudian tersenyum sinis. "Bagus!" Ucapnya. Kemudian ia berjalan meninggalkan gadis itu.

Tubuhnya luruh kebawah, air matanya sudah tidak bisa ia bendung lagi. Lelaki itu selalu mengancam dengan kelemahannya, yaitu Ibunya. Ia tidak bisa jika kehilangan satu satunya keluarganya. Selama hidup 16 tahun, ia tak pernah melihat sosok lain yang menemaninya, hanya Ibunya lah yang selama ini berada di sampingnya.

****

Kinaya baru saja memarkiran mobilnya, ia baru saja sampai di markas. Tadi Biru dan Jo menghubunginya untuk segera menemui mereka karena ada hal penting yang ingin di sampaikan.

Kinaya berjalan masuk bersama Abel, ketika berjalan masuk terlihat ketiga teman gadisnya yang sedang berbincang dengan Saga dan Aji, Kinaya mengernyit dahinya. Kemana Biru dan Jo?

"Baru sampe Kin?" Tanya Amara.

Kinaya mengangguk, kemudian duduk di salah satu sofa disana. Di ikuti oleh Abel di sampingnya.

"Akang mana?"

Saga berdiri kemudian merapihkan jaket yang sedang ia pakai, "Di atas, lo udah di tunggu mereka."

Kinaya mengangguk, kemudian menoleh ke arah tiga temannya. "Kalian ikut juga,"

Walaupun dalam perasaan bingung tak urung mereka mengikuti perkataan Kinaya.

Ceklek

Biru menoleh ketika mendengar bunyi pintu terbuka, menemukan gadis cantik dengan raut wajah datar seperti biasanya.

"Kamu sudah sampai?"

Kinaya mengangguk kemudian berjalan menuju Biru dan memeluknya singkat. Setelah itu ia mendudukkan tubuhnya pada pojok sofa di dekat jendela, di ikuti oleh yang lain di belakangnya.

"Ada apa Kang?"

Biru menoleh ke arah Jo seolah mengisyaratkan dirinya untuk menjelaskan.

Paham akan kode tersebut, Jo menghela nafas kasar. Kinaya mengernyit dahi bingung, ada apa dengan mereka?

Jo mengotak atik laptop di depannya sebentar, kemudian mengarahkannya pada Kinaya. Meskipun bingung, Kinaya tetap meluruskan pandangannya pada laptop kemudian menekan tombol play. Sejauh 4 menit penayangan tidak ada yang aneh, hanya menampilkan cctv di pinggir jalan luas dengan beberapa kali kendaraan berlalu lalang, tapi tak lama dari itu Kinaya membelalakkan matanya ketika melihat sesuatu yang janggal. Wajahnya memerah menahan marah, bahkan tanpa ia sadari kedua tangannya terkepal sampai kukunya memperlihatkan warna putih.

Hal itu pun tak luput dari pandangan siapa pun yang berada disana. Abel, Anna, Amara bahkan Melody memasang raut bingung bercampur khawatir. Jujur saja hanya ia berempat yang belum tau isi dari video tersebut, terkecuali anggota inti Shadow tentunya.

Brak!

"Bangsat!"

Umpatan Kinaya dan gebrakan pada meja membuat mereka semua memekik kaget.

JUNI ( COMPLETE )Where stories live. Discover now