35. Liontin Hijau

1.2K 55 0
                                    

Kinaya turun dari kamarnya dengan senyuman, Mba Ina mengatakan bahwa Gio sudah menunggunya dibawah. Setelah sampai, ia melihat Gio sedang menunggunya diruang tamu.

"Sayang."

"Hai. Kamu gapapa anter aku ke toko buku?" Kinaya duduk di samping Gio. Hari ini Kinaya memakai sweater putih dan kulot hitam.

"Gapapa dong. Yuk." Gio bangun dari sofa kemudian keluar tak lupa menggenggam tangan mungil kekasihnya.

Gio berjalan memasuki toko buku dengan tangan yang merangkul pinggang gadisnya posesif, menghiraukan pandangan pasang mata yang terang terangan memperhatikan mereka.

"Kamu diliatin mulu tuh," bisik Kinaya.

Gio terkekeh pelan, "Iya soalnya semuanya iri sama aku yang punya pacar cantik banget kaya kamu." Bisik Gio sambil mengecup singkat pelipis Kinaya.

Sedangkan Kinaya yang diperlakukan seperti itu hanya tersenyum tipis.

Kinaya kemudian mengunjungi rak buku yang ia tuju, meninggalkan Gio yang sedang berada di rak berisikan buku ujian akhir sekolah.

Seketika Kinaya mengernyit melihat Gio yang sedang berbincang pelan dengan seorang gadis, yang bila dilihat seusia Gio.

"Sekali lagi sorry," ucap Gio.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk, "Gapapa kok, salah aku juga ga hati hati. Makasih ya." Gadis itu terlihat membereskan buku ditangannya sambil tersenyum manis. Ah Kinaya tau apa maksud dari senyumnya itu.

Ketika gadis itu ingin berbicara, lebih dulu Gio menoleh ketika menyadari keberadaan Kinaya, "Kamu udah cari bukunya? Oh iya ini aku ga sengaja nabrak dia tadi."

Kinaya hanya tersenyum dan mengangguk. Ia kemudian menoleh mendapati gadis tengah menunjukkan raut bingung. Bingung melihat keberadaan Kinaya disini.

Kinaya tidak menghiraukan tatapan itu, kemudian merangkul lengan kekasihnya. "Yuk."

Gio mengangguk dan tersenyum tipis. Beralih pandangan pada gadis didepannya. "Okay, aku bayar dulu. Oh ya sekali lagi sorry."

"Iya gapapa."

Gadis itu tersenyum paksa dan mengangguk. Ia melunturkan senyumnya ketika kedua punggung didepannya semakin hilang dari pandangan.

****

Kinaya memperhatikan jemari tangannya yang sedang digenggam dan dikecupi berkali kali, bahkan Gio tidak pernah melepaskannya walau sedetikpun.

Kinaya tersenyum selama perjalanan, ia sangat bahagia dipertemukan dengan lelaki disampingnya, dan ia berharap bahwa perasaan ini akan bertahan lama, sangat lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kinaya tersenyum selama perjalanan, ia sangat bahagia dipertemukan dengan lelaki disampingnya, dan ia berharap bahwa perasaan ini akan bertahan lama, sangat lama.

"Kamu mampir gak?"

Gio menggeleng, "Kasian Bunda sendirian dirumah."

Kinaya mengangguk, memang ketika diperjalanan tadi Bunda sempat menghubungi dan meminta Gio untuk cepat pulang, karena Bunda sendiri dirumah dikarenakan Papa sedang keluar kota sejak 2 hari lalu.

Saat Kinaya hendak keluar terhenti ketika Gio menahan lengannya. Kinaya mengangkat alisnya, seolah bertanya.

Gio memasang senyum manisnya, "Aku punya hadiah."

"Hadiah apa?"

Gio merogoh sakunya kemudian meminta Kinaya membalikkan tubuhnya.

Tubuh Kinaya berdesir ketika menyadari sesuatu menyentuh lehernya.

Tubuh Kinaya berdesir ketika menyadari sesuatu menyentuh lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buat aku?"

Kinaya memperhatikan kalung pemberian kekasihnya. Astaga, indah sekali.

Gio mengangguk, kemudian memekik kaget ketika Kinaya menubrukkan dirinya memeluk Gio.

"Thank you." Lirih Kinaya.

Gio mengangguk, lalu mengecup kening gadisnya.

****

Jonathan
Tinggal 1 bukti lagi,
Kapan dimulai?

Kinaya tersenyum lebar, selama ini Kinaya dengan Jo berusaha keras mengumpulkan bukti menyangkut kecelakaan Kakak laki lakinya. Jika kalian bertanya mengapa memakan waktu yang lama, itu dikarenakan Kinaya juga mengumpulkan bukti dari kejahatan pelaku yang lain, dan Kinaya ingin pelaku dihukum dalam waktu yang lama.

Kinaya
Sebentar lagi,
Cukup persiapin diri lo.
Anyway. Thanks a lot, Jo.

Kinaya merebahkan dirinya di atas ranjang. Ah segalanya akan usai sebentar lagi, ia sudah tidak sabar.

Seketika ia terdiam. Ia memikirkan reaksi Gio, selama beberapa bulan berpacaran dengan pria itu, ia sama sekali tidak menceritakan perihal masalahnya kali ini. Ia hanya berpikir bahwa ia masih bisa menghandlenya sendiri, lagi pula ia tidak sendirian. Ada Jo dan anggota Shadow lainnya.

"Huh.."

Ia memegang liontinnya erat. Dan berharap, semoga segalanya masih pada semestinya.


****
Tbc

JUNI ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang