55. BENANG MERAH

Começar do início
                                    

Mereka menoleh ke arah depan, dan meneguk saliva kasar. Disana, Biru sedang duduk di sofa meletakkan tangan diatas pahanya, menyorot mereka dengan mata elangnya dan tentu saja tak lupa wajahnya sangat menampilkan raut permusuhan.

 Disana, Biru sedang duduk di sofa meletakkan tangan diatas pahanya, menyorot mereka dengan mata elangnya dan tentu saja tak lupa wajahnya sangat menampilkan raut permusuhan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Gio berdiri diam di belakang, ia masih memperhatikan gerak gerik kekasihnya dari belakang. Eh tunggu, kekasih?

"Where the hell are you've been?" Tanya Biru dengan nada rendah.

Kinaya tergagap, sial! Pandangan Biru seketika membuatnya gugup. "Ekhm.. gue--"

"The all of you."

Mereka tersentak kala suara itu keluar kembali.

"Siapa yang ngebolehin kalian jalan sendiri?"

Mendadak Kinaya menunjuk dirinya sendiri ketika teman temannya dengan kompak menunjuk dirinya. Sadar apa yang ia lakukan salah kemudian ia mengganti dengan menunjuk Jere.

Jere yang panik pun langsung berlindung di belakang Bara dengan telunjuk yang menunjuk tubuh di depannya.

"Akang... Kita ga sendiri, kita rame rame. Ada gue, Anna, Amara, Kinaya, Abel, Wanda, Jonatan, Bara, Jere juga ada. Jadi berapa tuh satu, dua, ti--aw!" Melody teriak ketika kakinya di injak oleh Wanda. Ia menatap Wanda dengan permusuhan. "Kaki gue jangan di injek Wanda, bener bener ya lo. Mau di balikin ke marvel sana? Lo udah bener bener kangen sama kapten amerika ya?"

Mereka semua meringis mendengar suara Melody, tidak kan teman oon satunya itu sadar jika aura disini sedang mencekam. Bahkan Biru masih belum meredupkan mode mata elangnya.

"Lo diem dulu kenapa sih Mel!" Geram Abel.

"Kenapa sih? Gue kan ben--"

"Akang!"

Mereka semua menoleh ke arah Kinaya. "Gue yang salah, gue minta maaf. Gue mau ngehubungin lo tapi gue takut lo ga bakal bolehin. Makanya gue lebih milih jalan bareng mereka tanpa lo."

Biru tidak menjawab. Ia menatap Gio di belakang.

"Kalian silahkan duduk." Ia menoleh ke arah Aji yang berdiri tidak jauh darinya. "Minta tolong kotak p3k Ji." Aji mengangguk dan pergi dari sana. Mereka pun menghela nafas lega, setidaknya mereka bisa selamat saat ini, walau sadar jika hukuman menanti mereka nanti.

Gio duduk di sofa sebrang Kinaya, ia sengaja melakukan itu karena ingin menatap Kinaya dengan puas. Ia mengurungkan niatnya untuk duduk di sebelah Kinaya, ia khawatir jika gadis itu tidak nyaman dan berakhir semakin menjauhinya.

"Loh ceweknya bukan ada lagi?"

Para gadis saling berpandangan kemudian berlari terbirit birit keluar. Jangan bilang...
Tak lama mereka kembali dengan memapah seorang gadis yang terlihat belum terlalu sadarkan diri. Ia mendudukkan gadis itu di sofa single.

"Dia.."

Abel meringis kemudian mengangguk, "Ketinggalan di mobil..."

"Apa?!" Sahut mereka kompak.

JUNI ( COMPLETE )Onde histórias criam vida. Descubra agora