40 : El Jugador

37.4K 3.3K 1.1K
                                    

Spam komen dulu di sini, seneng nggak double update?

Spam komen dulu di sini, seneng nggak double update?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!



Obelia menatap langit-langit kamarnya. Gadis itu membiarkan tubuhnya yang terasa lelah berbaring telentang di atas ranjang. Hari ini Obelia merasa begitu lemas, bahkan hanya sekadar untuk keluar dari dalam kamar.

Sadewa sama sekali mengacuhkannya sejak kejadian dua hari yang lalu. Mereka berperang dingin, atau lebih tepatnya Sadewa yang tidak ingin diajak berbicara oleh Obelia. Saat ada kesempatan untuk berbicara berdua, Sadewa selalu pergi lebih dulu, seperti sengaja menghindarinya.

Obelia sendiri menjauhi Laksewara. Entahlah, dia merasa serba salah sekarang. Berinteraksi dengan yang lain pun hanya sekadarnya saja, hati Obelia sedang dalam kondisi yang tidak bagus. Jadi ia lebih sering memisahkan diri dan hanya berdiam di dalam kamar.

"What do you want?"

"What about your heart?"

Obelia menerawang dengan tatapan kosongnya.

"W-war. Maksud lo apa?"

Hari itu Obelia langsung menjauhkan dirinya dari Laksewara, menatap lelaki itu dengan tatapan tak mengerti.

"Gue nggak bisa nahan perasaan gue lebih lama lagi Bel. Kenapa lo nggak pernah ngeliat gue sebagai laki-laki? Bukan teman ataupun sahabat. Gue suka sama lo Obelia. Kapan lo bisa sadar sama perasaan gue?"

Saat mendengar pernyataan Laksewara, Obelia sempat menahan napasnya, tidak menyangka dan terkejut karena ternyata selama ini lelaki itu menyimpan perasaan lebih padanya.

Demi Tuhan, Obelia pikir selama ini Laksewara baik kepadanya hanya karena rasa kasihan. Karena Laksewara tahu benar bagaimana kondisi Obelia, terutama di saat gadis itu sedang jatuh-jatuhnya.

Saat itu Obelia tak tahu harus merespon seperti apa.

"Tapi lo teman yang baik buat gue War."

"Tapi gue nggak mau. Gue nggak mau jadi teman lo. Gue mau ngejaga lo, bukan sebagai teman ataupun sahabat. Because i love you Obelia. Gue mau lo jadi teman hidup gue. Jadi satu-satunya orang yang spesial di hati lo."

"Maaf."

Hanya satu kata, Laksewara seolah mengerti dengan maksud Obelia, kedua mata lelaki itu menyorotkan kecewa yang begitu mendalam. Seperti dunia yang ia ciptakan sendiri baru saja runtuh.

"Kenapa? Apa gue masih kurang buat lo? Gue bisa berusaha untuk jadi lebih baik lagi kalau lo mau nerima gue Bel."

Obelia menggelengkan kepalanya. "Lo orang baik War. Lo nyaris sempurna."

"Terus kenapa?"

Obelia masih ingat betapa susahnya ia hendak berucap untuk menjawab pertanyaan Laksewara.

EL JUGADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang