34 : El Jugador

34.7K 3.3K 726
                                    

Sebenernya aku agak malas buat double up. Soalnya votenya bakalan lebih sedikit :"). Padahal effortnya lebih besar. Tapi ga apa lah, demi pembaca setia kan ya🤣❤️.

 Tapi ga apa lah, demi pembaca setia kan ya🤣❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy Reading!!!




Suara tetesan air terdengar sampai ke gendang telinga, menggema samar di dalam kamar mandi yang terasa begitu senyap dan sunyi. Obelia memeluk kedua kakinya yang tertekuk. Dengan dagu yang bertumpu di atas kedua lutut.

Hampir setengah jam lebih Obelia merendam dirinya di dalam bath up. Merenungkan perbuatannya dengan sisa-sisa memori kejadian semalam yang masih membekas.

Obelia tahu dia salah. Tidak seharusnya ia diam saja saat Sadewa melakukannya. Harusnya ia menghentikan lelaki itu sehingga tidak keluar batas seperti ini.

Sungguh, setelah sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan, Obelia bahkan tak berani menatap pantulan dirinya sendiri pada kaca. Gadis itu terus tertunduk saat melewati apa saja yang dapat memantulkan bayangan dirinya, dia merasa tak habis pikir, ia begitu malu dan jijik pada dirinya sendiri.

Obelia mencintai Sadewa. Seluruh hati dan tubuhnya memang milik lelaki itu. Tapi bukan begini caranya. Harusnya Sadewa menghormati Obelia yang sudah menjaga mahkotanya selama ini, tapi Obelia tidak dapat menyalahkan lelaki itu karena dia sendiri hanya diam dan tak berbuat apa-apa.

Malam itu Obelia cukup syok karena tidak menyangka Sadewa meminta hal lebih. Dan karena itu, Obelia mendadak kelu dan otomatis berperang pada pikirannya sendiri.

Mau bagaimanapun, ujung-ujungnya Obelia menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian itu.

Pangkal hidung Obelia terasa perih, beriringan dengan sepasang matanya yang menerawang kosong ke arah depan mulai terasa panas dan lembab. Tanpa diperintah, gadis itu menumpahkan air matanya.

Obelia menyesal, dia merasa takut luar biasa hingga badannya bergemetar. Bagaimana jika ibunya tahu, anak yang selama ini ia banggakan melakukan hal seperti ini.

Obelia tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Amira jika wanita itu tahu. Dan satu hal yang paling Obelia takutkan adalah, bagaimana jika ada sesuatu yang tumbuh di dalam sana, apa Sadewa masih bisa menepati janjinya?

"Bodoh."

Satu tangan gadis itu memukul-mukul kepalanya sendiri.

Suara tangisan Obelia terdengar pilu. Obelia merasa amat kecewa dan merutuki kesalahannya sendiri. Ia marah, namun tak tahu harus melampiaskannya pada siapa. Andai Obelia bisa memutar waktu, ia berjanji akan menolak lelaki itu.

Hidung, wajah, bahkan sampai leher Obelia memerah saking hebatnya perempuan itu menangis.

Tak lama suara nada dering ponsel milik Obelia yang masih berada di dalam saku celana terdengar. Obelia menoleh, sempat terdiam selama lima detik sembari menatap pakaiannya yang tergeletak di atas lantai.

EL JUGADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang