08 : El Jugador

40.4K 3.9K 297
                                    

Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy Reading!!!




Gadis yang mengenakan jaket kulit dengan helm yang ia tenteng di tangan kirinya itu berjalan di koridor kampus dengan langkah normal.

Obelia baru saja sampai di kampus lima menit yang lalu. Ia agak santai dan tidak terburu-buru karena hari ini kelasnya dimulai jam 2 siang. Karena takut macet, jadilah Obelia turun satu jam lebih cepat dari biasanya. Entah Obelia harus mengatakan ini hari keberuntungannya atau bukan, yang pasti ia agak kesal sampai di kampus terlalu awal karena ternyata jalan raya tidak semacet kemarin.

Mungkin dia akan menongkrong di kantin atau rooftop saja nanti. Karena menunggu mata kuliah di dalam perpustakaan sama sekali bukan gaya Obelia. Gadis itu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan mabuk kopi hitam dan juga menyebat beberapa putung rokok.

Omong-omong hari ini Obelia tidak mengenakan kaca matanya karena benda itu sudah rusak akibat kejadian kemarin.

Gadis itu masih melangkah dengan pikiran sedikit berkecamuk. Pasalnya Sadewa sama sekali tidak mengiriminya pesan sejak kemarin, menelpon pun tidak ada.

Obelia ingin menelpon, tapi agaknya gadis itu sudah sedikit lelah karena selama ini dia yang paling sering memulai apapun lebih dulu. Obelia yang terlihat paling mendominasi di antara hubungan mereka.

Tak jarang Sadewa menghubunginya hanya karena butuh dengan alasan rindu. Jika Obelia yang butuh, lelaki itu jarang bisa datang.

Terkadang Obelia sampai berpikir, sebenarnya Sadewa benar-benar mencintainya atau hanya ingin mencari kesenangan tersendiri?

Dan lagi, Obelia sengaja tidak menghubungi atau mencari-cari lelaki itu dulu hari ini. Bagus jika Sadewa tidak memunculkan batang hidungnya. Karena malam ini gadis itu memiliki jadwal balap motor, seperti yang ditawarkan oleh Bian beberapa hari yang lalu.

Beruntung kakinya sudah jauh lebih baik. Tidak seperti kemarin, sangat kaku ketika dibawa bergerak. Obelia sangat berterima kasih pada sang Ibu.

Meskipun Obelia sempat berteriak begitu kencang saat ibunya menarik kakinya begitu kuat, namun setelahnya kaki gadis itu langsung bisa digerakkan. Bahkan sampai sekarang suara tulang kaki yang seolah-olah remuk itu masih terngiang-ngiang di kepalanya, membuat Obelia merasa ngilu.

Saat Obelia hendak melewati tikungan di koridor, langkahnya refleks terhenti ketika mendapati Laksewara berjalan berlawanan arah dengannya.

Gadis itu tak mengerti kenapa ia selalu takut ketika berada di sekitaran teman-teman Sadewa, apalagi semenjak insiden tabrak menabrak yang membuat keberadaannya disadari oleh lelaki-lelaki itu.

Apalagi saat kemarin di kantin. Obelia buru-buru menghabiskan makan siangnya tak sampai lima menit, kemudian pergi ke toilet berpura-pura perutnya mendadak sakit. Meninggalkan Laksewara bersama Mega.

EL JUGADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang