14 : El Jugador

38.7K 3.9K 329
                                    

Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy Reading!!!




Semalaman Sadewa tidak ada tidur hingga pagi ini. Ia terus kepikiran dengan Obelia sejak Bara memberitahu perihal isi rekaman CCTV yang berada di rooftop. Sadewa tak mengurus masalah Jibran karena ia mempercayakannya pada teman-temannya.

Setelah mengantar Karin pulang, Sadewa berniat untuk melewatkan mata kuliahnya hari ini untuk menjaga gadis itu. Tetapi kemudian ia teringat lagi dengan Obelia, Sadewa belum mendapatkan informasi apapapun dari kekasihnya itu.

Kekasih? Entahlah. Sadewa merasa sedikit tak tahu diri karena masih mengklaim Obelia miliknya tetapi ia sendiri menyakiti gadis itu kemarin. Baiklah, kali ini Sadewa mengaku salah. Sadewa akan meminta maaf hari ini pada Obelia.

Untungnya Karin tidak memintanya untuk tinggal, malah gadis itu yang memaksanya untuk pergi ke kampus dan meyakinkannya bahwa dirinya baik-baik saja jika ditinggal sendiri.

Karin sudah berada di rumahnya, dan Sadewa langsung pergi ke kampus setelahnya karena dia memiliki kelas pagi hari ini. Di sepanjang perjalanan, Sadewa berusaha menenangkan pikiran-pikiran negatifnya.

Obelia pasti akan memaafkannya seperti biasa. Sadewa tahu Obelia tidak pernah marah, bahkan ketika waktu itu ia pernah menamparnya. Hanya kata maaf dan sebuah kecupan di dahi, Obelia dengan mudahnya memaafkannya.

Sadewa yakin pasti kali ini akan berakhir sama, mereka akan berbaikan seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa. Ya, Sadewa yakin akan hal itu.

Setelah mata kuliah pertama berakhir, lelaki itu langsung keluar dari dalam kelasnya. Lelaki itu melangkahkan kakinya, pergi ke lantai tiga di mana biasanya pada hari itu ruangan Obelia berada di sana.

Sadewa terlihat tak peduli lagi masalah hubungan backstreetnya dengan Obelia. Dia tanpa ragu berlari kecil, hingga sampai di kelas tersebut. Langkahnya terhenti ketika melihat dosen di kelas itu masih mengajar, menerangkan di depan.

Kedua bola mata legam lelaki itu bergulir ke arah satu-persatu kursi yang berada di dalam sana. Tapi dia tiak bisa menemukan Obelia dari tempatnya berdiri. Yang ia lihat hanyalah teman Obelia yang waktu itu ia lihat, entah siapa namanya Sadewa tidak tahu, kini sedang sibuk berkaca.

Apa mungkin Obelia duduk di kursi bagian paling belakang?

Sadewa menghembuskan napas panjangnya ke udara. Lelaki itu menyandarkan punggungnya pada dinding dengan kedua tangan bersedekap di depan dada, kemudian memejamkan matanya sejenak. Sadewa baru sadar dia segugup ini hanya karena Obelia. Kedua tangannya yang diletakkannya di depan dada sampai bisa merasakan degup jantungnya sendiri.

Cukup lama Sadewa menunggu, mungkin hampir lima belas menit lebih ia berdiri di depan ruangan itu. Sampai akhirnya Sadewa menoleh karena dosen itu lebih dulu pergi, disusul dengan para mahasiswa yang keluar satu persatu.

EL JUGADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang