32 : El Jugador

38.6K 3.8K 1.1K
                                    

Sedih banget karena gabisa begadang lagi😭. Gabisa sering-sering update soalnya aku udah mulai kuliah. Tapi tenang aja, aku usahain seminggu pasti ada update. Kecuali lagi sibuk banget. Ntar kalian follow ig ku deh, biar aku kabarin di sana. Jadi kalian ga ngerasa kegantung😭👍.

Jangan lupa play multimedia di atas ya^^Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jangan lupa play multimedia di atas ya^^
Happy Reading!!!




"Bel."

Mega memanggil temannya. Hari ini pacar Mega sedang tidak turun dikarenakan lelaki itu sedang sakit. Itu mengapa ia berada di sini sekarang, di kantin bersama Obelia.

Mega mendecak. Obelia tidak menggubris panggilannya barusan. Gadis itu tampak tertunduk, memandangi ke arah baksonya yang sudah hampir dingin sembari mengaduk-aduknya.

Sejak tadi pagi, Obelia benar-benar tidak ada berbicara seperti orang yang sedang kemasukan. Saat Mega menjahili Obelia dengan mencolek-colek punggungnya dengan pulpen saat jam pelajaran, gadis itu sama sekali tidak marah.

Biasanya Obelia akan mendorong kursinya ke belakang dengan alis menukik tajam, mengisyaratkan Mega untuk berhenti. Atau biasanya ia akan mengomeli Mega, menyuruhnya untuk diam. Tapi tadi, Obelia tak bereaksi. Ia hanya menghela beberapakali sembari menumpu kepalanya dengan satu tangan. Seperti orang yang sedang banyak utang kata Mega.

"Obelia Andara!"

Masih tidak ada jawaban. Mega tahu temannya itu mendengar panggilannya, tapi sengaja tidak menghiraukannya. Kesal karena tak digubris, Mega merebut garpu di tangan Obelia. Kemudian menusuk salah satu bakso di magkuk Obelia dan menyuapinya paksa.

Obelia mendongak, menatap ke arah Mega dengan alis mengernyit karena tak suka.

"Keburu basi bakso lo anjir nggak dimakan-makan. Mie nya sampe melar tuh, udah mirip gelambir di perut gue."

Menghela napas panjang, Obelia tak menanggapi candaan Mega barusan. Gadis itu memerosotkan bahunya sembari memijat dahinya.

"Lo kenapa sih? Sakit?" tanya Mega.

Yang kemudian dijawabi gelengan lemas oleh Obelia.

"Lah, terus kenapa? Banyak utang? Sini gue bantu bayar."

Bibir Obelia mendecak. Ia terlihat begitu frustasi karena ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Terus kenapa anjir? Lo kaya nggak punya semangat hidup tau gak! Bosen idup lo?"

"Kayaknya iya," jawab Obelia spontan.

"Ih goblok!" seru Mega.

"Lo kenapa sih? Ada masalah?"

Obelia menghening sejenak setelah dilontari pertanyaan oleh Mega. Sejujurnya, Obelia juga tak mengerti, apakah dia memang memiliki masalah, atau hanya otaknya saja yang selalu membuatnya berpikiran hal negatif, sehingga ia seperti memiliki masalah padahal tidak.

EL JUGADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang