03 : El Jugador

52.2K 6K 1.7K
                                    

Heh sumpah itu sider. Plis lah, begimana cerita ini mau naik kalau kalian tidak memberi vote 😭. Ayolah, vote ga sesusah ngetik cerita kok.


*Sambil baca sambil bantuin aku cek typo ya ges, nghehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Sambil baca sambil bantuin aku cek typo ya ges, nghehehe. Thank you^^

Happy Reading!!!



Kawanan El Jugador itu tengah menyantap makan siang mereka di kantin. Lelaki dengan tindik di telinga kanannya itu menghisap putung rokoknya, kemudian menghembuskan udara bercampur nikotin itu ke arah wajah gadis bermata tajam di sebelahnya.

"Uhuk! Bangsat lo Ngga!"

Vanessa terbatuk, mendorong bahu Lingga karena asap rokok pria itu mengenai wajahnya. Lingga tertawa bahagia melihat wajah kesal temannya meski badannya sempat terhuyung, hampir terjatuh dari atas kursi.

Semua lelaki dalam satu meja itu tengah menghisap rokok mereka, kecualikan Laksewara. Bukannya tidak biasa merokok, hanya saja rasanya sedikit tidak sopan jika asap tersebut menyebar lalu mengganggu pengunjung kantin yang sedang makan.

Maka dari itu Laksewara hanya duduk manis sembari meminum teh manisnya.

Sadewa menumpu satu tangannya di atas meja, dengan sebatang rokok di sela jari telunjuk dan juga jari tengahnya. Menghisap benda berbahan dasar tembakau tersebut, lalu menghembuskan asapnya ke udara. Begitu terus hingga putung rokoknya tersisa setengah.

"Karin mana? Kenapa belum balik-balik?"

"Sabar atuh Pak. Namanya juga cewek, paling ke toilet sekalian touch up dulu." Rachel menyahuti.

"Nggak bakal diambil orang teman lo Wa. Aman."

Entah Bara mengatakannya untuk bercanda atau lelaki itu memang serius, tetap saja Sadewa merasa cemas.

"Samperin Ros," titah Sadewa pada Rossy.

"Lo aja lah, mager gue."

"Heh Markonah, lo kata Sadewa apaan nyamperin cewek ke toilet perempuan," balas Bara.

"Yaelah Wa. Karin bukan anak kecil lagi yang harus lo jaga-jaga terus." Kali ini Raka menimpali.

"Sampe terjadi apa-apa sama dia, lo mau tanggung jawab?"

Mulut Raka spontan terbungkam. Lelaki itu tak lagi berani menimpali melihat ekspresi serius Sadewa seperti ingin membunuhnya.

Teman-teman Sadewa sudah terbiasa dengan hal itu. Sadewa benar-benar menjaga Karin, lebih dari seorang sahabat. Mereka sendiri merasa gemas kenapa keduanya tidak berpacaran saja.

EL JUGADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang