30 : El Jugador

42.5K 3.6K 614
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa play multimedia di atas ya^^Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jangan lupa play multimedia di atas ya^^
Happy Reading!!!




Hari ini perpustakaan tidak terlalu ramai seperti kemarin.  Kemarin Obelia tidak bisa memakan bekalnya karena takut ketahuan oleh pengawas perpustakaan, karena wanita tua itu biasanya akan berkeliling ketika sedang ramai.

Lagi-lagi Obelia berada di sana. Menghabiskan waktunya dengan membaca novel sembari menunggu kelas berikutnya. Omong-omong Obelia sudah tak lagi mencemari paru-parunya dengan asap nikotin sejak enam hari yang lalu.

Saat ada rasa ingin menghisap benda itu lagi, Obelia segera menghisap permen yang berada di dalam toples, di atas nakas kamarnya. Ia juga membuang tiga kotak rokok yang masih baru ke dalam tong sampah. Obelia merasa bangga dengan dirinya yang sudah bisa mulai lepas dari benda itu.

Kalau kata Ghea, Obelia berhasil melakukannya karena the power of bucin. Obelia sendiri tidak mengelak, karena nyatanya ia baru berhenti merokok saat sudah berbalikan dengan Sadewa. Ditambah lagi sikap Sadewa yang berubah padanya. Lelaki itu benar-benar berpengaruh di dalam hidupnya.

Sejauh ini, Obelia bisa melihat perubahan dari Sadewa. Sadewa berusaha untuk berubah, ia jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah marah pada Obelia. Emosi Sadewa menjadi lebih stabil dari pada dulu. Tentu saja Obelia senang karena Sadewa menepati janjinya. Hanya saja, terkadang ia merasa tak enak dan berpikir, apakah Sadewa merasa tertekan karena berusaha berubah demi dirinya?

Maksudnya, Obelia tidak ingin Sadewa bersikap kasar seperti dulu, tapi di satu sisi ia takut Sadewa merasa tidak nyaman dan tidak menjadi dirinya sendiri saat lelaki itu sedang bersama dengannya.

Obelia duduk di rak buku yang terletak di pojok, jauh dari kerumunan. Buku-buku yang tersusun di rak itu adalah bacaan yang lumayan berat, itu mengapa jarang ada orang yang ke sana. Kecuali anak lelaki berkaca mata bulat yang biasanya paling sering Obelia lihat berada di perpustakaan.

Di dalam hati, Obelia menjuluki lelaki itu sebagai penunggu perpustakaan. Terkadang lelaki itu melihat Obelia yang memakan makan siangnya seorang diri sembari bersandar pada rak, tapi ia sama sekali tak menegur. Hanya menganggap Obelia seperti butiran debu yang tak terlihat di antara buku-buku. Untungnya orang itu tidak mengadu pada pengawas.

EL JUGADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang