"Yaudah kita kesana aja dah, numpang." putus Damian yang diangguki teman temannya.

"Lo gimana Bar?" tanya Anna yang sedari tadi melihat Bara hanya diam.

Bara menoleh, "Gue ga bisa, gue ke London nyusul Ayah."

Anna menyatukan alis bingung, "Lah anaknya aja diem diem aja disini malah lo yang kesana Kak," ucap Anna bingung.

"Ya emang harusnya si bungsu keras kepala itu yang pergi."

"Terus?"

"Gue yang jadi korban, Kinaya dari dulu ga suka ke tempat perkumpulan kaya gitu."

Gio menggeleng heran, "Emang acara apa?"

Bara menoleh, "Cuma acara ulang tahun kerabat kerja Ayah aja."

Mereka semua mengangguk mengerti.

Damian kemudian membuka suara kembali, "Jadinya gimana nih? Kita tetep kumpul ga?"

"Boleh aja sih,"

"Gue ayo aja,"

Jawab mereka serempak. Damian menganggukkan kepalanya, "Sorry ya Bar." Ucapnya tidak enak.

Bara terkekeh pelan, "Santai aja, bisa next time."

Gio menyelipkan poni Kinaya ke belakang kupingnya, kemudian menarik bahu Kinaya memintanya bersandar pada tubuhnya. "Kamu kenapa ga mau ikut Ayah?"

"Males, ujung ujungnya pasti mereka kenalin anak mereka masing masing. Terus berujung di suruh ngobrol, aku ga suka basa basi."

Memang benar, ia sudah beberapa kali kerap menemani kedua orang tuanya menghadiri acara semacam itu. Dan berakhir dengan para kebarat orang tuanya memperkenalkan putra mereka masing masing, sungguh membosankan.

Gio menggenggam tangan Kinaya erat, membayangkan kekasihnya berbincang dengan lelaki lain saja sudah membuatnya kesal.

"Santai aja mukanya," kekeh Kinaya ketika melihat perubahan raut wajah Gio.

Sedangkan Gio hanya tersenyum, kemudian mengecup pelipis Kinaya cepat. "Udah belajar jadi cenayang kamu, hm?"

Sedangkan Kinaya hanya terkikik geli. Padahal ia bisa hanya menebak dari raut wajah kekasihnya, sedikit banyak ia sudah bisa mengerti suasana hati Gio lewat wajahnya.

Mereka sibuk berbincang dan bercanda satu sama lain sampai melupakan sosok lain yang turut hadir bersama mereka. Sosok itu hanya diam menatap bergantian pada yang lain. Ia ingin ikut bergabung dalam pembicaraan namun selalu merasa tidak mendapatkan celah, lagi pula banyak topik yang ia tidak mengerti.

"Ekhm.."

Mereka menoleh ke asal suara, seketika suasana hening. Terlihat raut terkejut mereka semua namun dengan cepat mereka mengubahnya menjadi raut datar. Seperti dugaan gadis itu, ternyata benar bahwa mereka melupakan kehadirannya disini.

"Gue boleh ikut kalian ngumpul ga?"

Mereka masih terdiam kemudian saling menatap satu sama lain, entah lah rasanya mereka terkejut mendengar pertanyaan yang terlontar dari gadis di depan mereka.

Kinaya tersenyum tipis kemudian melirik Anna yang berada di seberang posisinya duduk saat ini. "Ikut ke rumah cowok gue maksudnya?"

Mereka kembali dikejutkan dengan pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh Kinaya, nada yang terdengar pun cukup dingin dan menyiratkan ketidaksukaan.

Lisa mengangguk tidak lupa berusaha tersenyum semanis mungkin. "Boleh kan? Gue soalnya kayanya ga ada plan  dan kayanya gabung sama kalian juga bukan hal yang masalah kan?"

JUNI ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang