Amara pun ikut mengangguk, "Iya anjir gue kenapa deg degan ya."

Anna hanya bergumam. Sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama, namun setelah di pikir ia hanya kaget karena tidak terbiasa dengan situasi ini.

Kinaya berjalan perlahan mendekati seseorang yang sedang duduk di sofa, ia menundukkan kepalanya ketika melihat iris abu abu menatapnya sengit.

Terlihat disana pria sedang duduk tenang di sofa, menopang tubuhnya dengan tangan berada di atas lutut. Perawakan bertubuh tegap dengan wajah seperti orang campuran.

"Kang.."

Pria di hadapannya yang semula menatapnya dengan tajam kini berubah menatapnya dengan sendu.

"Kalau Jo ga bilang apa saya akan denger semua itu dari mulut kamu?"

Kinaya menggeleng ribut, "Gak, niatnya mau kasih tau tapi gue keburu ketauan."

Gadis di belakang Kinaya membelalakkan matanya ketika mendengarkan jawabannya. Apa apaan gadis itu masih bisa bercanda padahal suasana sudah tegang seperti ini.

"Bisa kamu ga jawab ucapan saya?"

"Loh tadi nanya."

Amara lagi lagi meringis.

"Astaga! Jo kamu urus dia deh, saya udah males."

Kinaya melototkan matanya, dan berjalan cepat untuk memeluk pria itu, "Ah Akang, iya maaf maaf gue salah!"

"Jangan bilang males sama gue!" Rengek Kinaya.

Sontak membuat seisi ruangan yang tadinya hening dan panas, mendadak dingin karena tertawa.

"Cemen lo, baru digituin doang aja." Ucap Saga.

"Eh iya duduk duduk, sorry jadi lupa."  Ucap Aji pada ketiga teman Kinaya.

Mereka mengangguk dan tersenyum.

"Jadi gimana?" Tanya Aji.

Kini mereka sudah duduk di sofa melingkar, berbeda dengan ketiga gadis itu yang duduk di sofa yang ukurannya cukup untuk 6 orang.

"Tunggu dua orang lagi," ucap Jo.

"Loh emang dia berdua belum dateng?"

Jo menggeleng, "Macet,"

"Alasan," cibir Kinaya.

Tap tap

Mereka menoleh ke arah suara, terlihat dua orang gadis seumuran dengan Kinaya sedang berjalan santai ke arah mereka.

"Loh Wanda?!"

"Abel?!"

Tidak hanya Amara dan Melody,  Anna pun tak kalah terkejut ketika mereka melihat dua orang yang sedang berjalan ke arah mereka adalah sosok yang mereka kenal. Untuk Abel mereka tidak terlalu terkejut, namun kehadiran Wanda, ia Wanda. Bagaimana bisa?

Amara menoleh ke arah Kinaya yang nampaknya biasa saja.

"Lama lo berdua!" Ucap Kinaya ketika Wanda sudah duduk disebelahnya diikuti oleh Abel disampingnya.

"Macet,"

"Alesan!" Cibir Kinaya.

"Udah udah, lanjut." Tengah Saga menghentikan.

Kinaya menarik nafas kemudian melirik ke arah ketiga temannya. "Gue tau kalian bingung, gue akan jelasin sekalian dengan berjalannya gue menjelaskan tentang semuanya ya."

Ketiga gadis itu mengangguk.

Kinaya menegakkan tubuhnya, kemudian mengeluarkan beberapa lembar kertas dan menyebarkannya di atas meja agar memudahkan teman temannya melihat.

"Sebelumnya gue berterimakasih sama kalian yang udah mau bantu gue, terutama kalian...," Ucapnya pada ketiga temannya, yang dibalas senyuman manis oleh ketiga gadis itu. "Kalian sekarang ada di tempat dimana anak Shadow berkumpul, kalian bisa bebas sebut tempat ini sebagai markas. Jadi Shadow itu adalah geng motor yang di buat Raga selama dia di bandung, dan selama Raga hidup dia menjabat sebagai ketua disini, tapi setelah dia ga ada tugas itu di ambil alih oleh Biru..." Kinaya menunjuk Biru menggunakan dagunya, ternyata pria yang pertama kali  memeluk Kinaya ketika di ruangan ini.

"Gue sama anak anak, ngumpulin bukti buat ngehukum pelaku yang udah menyebabkan Raga ga ada, sesuai sama apa yang gue bilang kemarin..." memang Kinaya sudah menjelaskan garis besar pada ketiga temannya. "Dan semua buktinya udah lengkap. Tentang cctv, saksi mata bahkan kejahatan kejahatan lainnya yang tidak termasuk dalam hitungan, itu gue lakuin biar hukumannya semakin berat." Ucapnya sambil menunjuk beberapa lembar yang menuliskan beberapa tindak laku kriminal. Mereka meringis melihat itu, berapa tahun pelaku akan di jerat hukuman dengan kasus sebanyak ini?

"Gue disini minta tolong kalian karena pasti ini membutuhkan keterlibatan banyak orang, karena kita akan berhadapan dengan orang besar dan juga sesama geng motor. Kenapa gue ngajak lo bertiga karena selama di sekolah gue juga butuh back up gue, Abel dan Wanda juga termasuk. Bukan, bukan karena gue ga percaya kalian, tapi gue juga butuh orang untuk bantu kalian."

"Kita ngerti Kin, lo ga perlu khawatir." Ucap Anna menenangkan.

Kinaya tersenyum. "Buat yang bingung kenapa kalian di bantu sama perempuan juga itu karena kita ga bisa terlalu dekat sama kalian, tapi tenang aja salah satu dari kita bakal tetep mantau kalian dari jauh." Ucap Biru menambahi.

"Leon kapan mulai?" Tanya Saga.

Semuanya menoleh ke arah Saga dengan tatapan tak bisa diartikan.

****
Tbc.

JUNI ( COMPLETE )Where stories live. Discover now