Tak lama orang yang dibicarakan oleh mereka muncul dari arah timur. Karin datang dengan senyuman tipis yang mengembang di wajah cantiknya.

"Dari mana aja lo Rin? Dicariin noh sama Sadewa."

"Ada urusan sebentar," jawab Karin sekenanya sembari duduk di sebrang Sadewa, lalu menaruh tasnya di atas kursi.

"Urusan apa?" Sadewa bertanya dengan nada skeptis.

"Bukan urusan penting."

Diam-diam Sadewa memperhatikan gerak-gerik sahabatnya itu. Karin tampak mengurai rambut panjangnya hingga menutupi sebagian wajahnya. Tampak menyembunyikan sesuatu, karena ia sedikit menunduk.

"Ikat rambut lo ketinggalan di kamar gue."

Sadewa menaruh ikat rambut berwarna ungu yang ditemukan oleh Obelia kemarin di atas meja.

Sontak, yang lain menatap ke arah mereka dengan ekspresi melongo. Laksewara hanya menoleh dengan ekspresi datar, tidak terkejut, tapi juga penasaran.

"Anjir, ini gue nggak salah denger kan? Kamar kata lo?" Bara melotot.

"Gini nih anak salah pergaulan."

Vanessa mendorong kepala Lingga dengan jari telunjuknya. "Ngaca bego."

Lingga mengangkat satu alisnya. "Ngaca bedua sama lo gitu maksudnya?"

"Sialan."

Lelaki itu terkekeh geli selanjutnya. Dasar Vanessa, padahal mereka melakukannya bersama.

Vanessa sampai mandi sepuluh kali dalam satu hari hanya karena teringat oleh kejadian yang lebih pas disebut dengan kecelakaan malam itu, tepatnya beberapa hari yang lalu.

Di mana mereka terlalu asik minum di club, bahkan Sadewa, orang yang toleransi alkoholnya termasuk tinggi itu pun ikut tumbang saking banyaknya ia menegak cairan tersebut.

Ini semua karena Raka. Jika saja dia tidak menyarankan permainan turth or dare, di mana yang tidak ingin menjalankan hukuman harus meminum dua gelas sloki sekaligus. Karena menghindari dare dari Lingga, Vanessa terpaksa meminumnya.

Niatnya Vanessa ingin menghindari dare dari Lingga, ujung-ujungnya sama saja, ia tidak sengaja tidur dengan lelaki itu. Sungguh sial.

Sadewa sama sekali tak menanggapi ucapan teman-temannya. Karena pada nyatanya Karin hanya mengantarnya pulang sepulang dari club malam itu. Lelaki itu mabuk berat karena habis tiga botol alkohol.

"Makasih." Karin hanya tersenyum lalu menerima ikat rambut tersebut, kemudian memakainya di pergelangan tangan.

"Asli sih. Gemes banget gue sama lo berdua. Udah pernah tidur bareng tapi ga jadian-jadian. Betah banget jadi friend zone."

Karin sontak menolehkan kepalanya ke arah Rachel. Sebenarnya hubungan dirinya dan Sadewa tak sejauh apa yang dipikirkan teman-temannya.

Yah, terkadang jika sedang tidak ada Doni di rumah, Karin memang menemani lelaki tidur. Hanya memeluknya. Tidak lebih. Atau sebaliknya, karena Karin sering sendiri di rumahnya. Dan jujur, Sadewa pun menyukainya dan tidak risih sama sekali.

EL JUGADORМесто, где живут истории. Откройте их для себя