CHAPTER 19

5K 295 28
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!!!

Halo-halo!
Aku comeback lagi...
Sesuai janji aku, kalau vote sama komennya udah tembus, aku bakal up cepat. Jadi hari ini aku up lagi....
Semoga kalian suka ya...

Tandai typo!

Happy reading.......

***
"Lupain lo adalah hal yang sulit buat dilakuin. Tapi seenggaknya, gue udah coba. Meskipun gue juga nggak menjamin.
Kalau gue bisa bener-bener hapus
nama lo dari hati gue."
-Evelyn Azzura Syanalla-

---

"Langit,"

Langit menoleh dan menemukan Alara yang tengah berjalan kearahnya. Wajah gadis itu terlihat berseri-seri dengan senyum yang selalu terbentuk di bibirnya.

"Kenapa?" Tanya Langit saat Alara sudah berada di hadapannya.

"Aku bisa minta tolong nggak?" Tanya Alara.

"Minta tolong? Apa?" Tanya Langit.

"Aku nanti mau beli buku. Kamu mau nggak, antarin aku beli buku?" Ucap Alara.

Langit tampak berfikir. Namun sedetik kemudian, dia nampak mengangguk.

Alara tersenyum. "Makasih ya,"

"Iya, nanti berangkat jam berapa?" Tanya Langit.

"Jam tujuh malam aja." Ucap Alara sambil tersenyum manis.

"Oke. Nanti gue jemput. Yaudah, gue duluan ya?"

"Iya. Hati-hati ya Langit,"

Langit mengangguk dan berjalan meninggalkan Alara.

Selepas perginya Langit, Alara masih diam ditempatnya. Dan jangan lupakan senyum yang masih dia tunjukkan.

"Seneng banget mbak nya? Ingat ya, kalau Langit itu masih jadi tunangan Elyn," Ucap seseorang secara tiba-tiba.

Alara membalikkan badan.

"Lo itu pelakor. Emangnya lo nggak malu apa? Lo itu dekat sama tunangan seseorang. Dan harusnya lo itu malu sama perbuatan lo!" Ucapnya lagi.

Alara tetap diam. Mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara.

"Gue ngomong kaya gini bukan karena gue sahabatan sama Evelyn. Tapi karna lo emang pantas dapatin hal itu,"

"Aku nggak dekat sama Langit. Kita cuma temanan biasa," Ucap Alara yang mencoba menyangkal ucapan Alisya.

Ya, Orang itu adalah Alisya. Alisya Anastasya, sahabat Evelyn.

"Teman biasa?" Tanya Alisya seraya terkekeh. "Temen tapi demen, iya kan? Mana ada teman yang kerjaannya jalan bareng, makan bareng, pulang bareng. Nggak ada," Ucap Alisya dengan kesal.

Alara menundukkan kepalanya. Raut wajahnya terlihat sedih. Hal itu membuat Alisya berdecih.

"Cih, nggak usah sok masang muka kayak gitu!. Gue tuh nggak akan terpengaruh sama muka polos lo!. Yang ada, gue malah pengen nyakar muka lo itu!. Muak gue liatnya!". Maki Alisya pada Alara.

"Aku minta maaf. Aku nggak bermaksud buat dekatin Langit". Ucap Alara dengan suara lirih.

"Alah, palingan lo yang cari perhatian sama Langit. Lo-".

"Alisya!".

Alisya menghentikan ucapannya kala seseorang memanggil namanya. Alisya sontak langsung menoleh.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Where stories live. Discover now