CHAPTER 59

3.9K 193 94
                                    

Hai Guys
Aku kembali lagi dengan membawa chapter baru.
Semoga kalian suka.

🎉Random question🎉

Kalian baca cerita ini jam berapa?.

Kalian baca cerita ini dalam posisi apa?
(Tidur, tengkurap, duduk, berdiri, jongkok)

Mau tau dong, ini apa ada pembaca cowok?.
Atau malah cewek semuanya?.

Jangan lupa vote dan komennya!.

Happy reading.......

>>>-<<<

Alara turun dari taksi dengan perasaan was-was. Setelah membayarkan uang pada sang supir, gadis itu segera berjalan dengan langkah pelannya.

Gadis itu terus melangkah dengan wajah pucatnya. Maklum saja, sampai sore hari ini, Alara masih sering mual-mual tidak jelas.

Saat hendak memasuki kamarnya, Alara tidak sengaja bertemu dengan Evelyn yang baru saja keluar dari kamar gadis itu sendiri.

Karena takut di apa-apakan Evelyn lagi, Alara hanya berjalan melewatinya dengan pandangan menunduk.

"Kenapa lo?." Tanya Evelyn dengan dingin sedetik setelah Alara melewatinya.

Alara berbalik menatap Evelyn yang bersidekap dada. "A-aku...nggak papa." Jawab Alara.

"Lo sakit?." Tanya Evelyn lagi.

"I-iya."

"Sakit apa?."

Alara terdiam sejenak. Mengapa Evelyn menjadi se-kepo ini padanya?. Ada apa dengan gadis itu?.

"Masuk angin." Jawab Alara seadanya.

"Nggak mungkin masuk angin bisa selama itu. Gue sering liat lo mual-mual saat pagi. Lo hamil?."

Setelah mendengar perkataan Evelyn, Alara tercekat di tempatnya. "A-aku nggak hamil. A-aku cuma sakit aja. I-iya. C-cuma sakit biasa." Ucap Alara dengan takut.

Evelyn mengangkat satu alisnya. "Emang lucu sih kalau gue bilang lo hamil. Soalnya nggak mungkin aja, orang sepolos lo udah ngelakuin yang enggak-enggak. Tapi nggak ada salahnya juga curigain lo." Ucap Evelyn panjang.

"Eng-nggak!. A-aku nggak hamil. D-dan itu nggak mungkin!." Ucap Alara dengan cepat lalu berlari masuk kedalam kamarnya, meninggalkan Evelyn sendirian dengan ekspresi rumitnya.

Di dalam kamarnya, Alara segera mengunci pintu dan terperosot jatuh di lantai dengan mata berkaca-kaca. Bagaimana jika dirinya benar-benar hamil?. Dan siapa yang akan Alara salahkan jika hal itu benar-benar terjadi?.

***

"Ada apa?."

"Kamu akan tanggung jawab kan, kalau terjadi sesuatu sama aku?." Tanya Alara dengan sorot berharap.

"Kenapa lo ngomong kaya gitu?."

"Aku cuma takut. Aku takut hamil."

Kening cowok yang duduk di depan Alara mengkerut dalam. "Hamil?."

"Iya, kita udah pernah berbuat itu atas kemauan kamu. Jadi kamu harus tanggung jawab."

" Lo nggak bisa salahin gue gitu aja. Lo juga salah karena lo nggak nolak kemauan gue waktu itu. Itu kemauan kita berdua." Ucap cowok itu.

"Tapi aku nggak bisa ngelawan karena kamu yang terus paksa aku!." Ucap Alara ikut emosi.

"Ck, udah!. Nggak perlu ribut kayak gini. Lagian belum tentu juga lo hamil. Nanti sepulang dari sini, ke apotik beli testpect." Ucap cowok itu seraya memberikan beberapa lembar uang merah pada Alara

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum