CHAPTER 15

7.6K 347 17
                                    

Budayakan vote sebelum dan sesudah membaca.

Happy reading....

***
"Hidup itu seperti roda. Ada saatnya kita berada di atas, dan ada saatnya kita berada di bawah. Dan jika saat ini lo ada di bawah, lo harus tetap kuat ya. Gue yakin lo bisa lewatin semuanyasemuanya."
-Elang Reybian Stevaro-

---

"Papa mau ngomongin apa sama Elyn?" Tanya Evelyn lagi karena Ardi tak kunjung bersuara.

Ardi menarik nafas panjang sebelum berbicara. Setelah yakin, dia berucap. "Sebelumnya, papa mau ngenalin tante Disa. Dia adalah calon ibu tiri kamu."

Deg.

Evelyn mematung. Gerakan yang semula mengaduk minumannya seketika berhenti.

Tatapannya beralih pada sang papa. Lalu berpindah lagi pada wanita yang akan menjadi ibu tiri baginya itu.

Dan yang terakhir, tatapannya terkunci pada tautan tangan keduanya. Papanya yang nampak tersenyum sambil mengusap lembut punggung tangan wanita itu.

"Apa pa? Elyn nggak salah dengar? Papa mau nikah lagi?" Tanya Evelyn tidak percaya.

"Iya, sayang. Papa akan menikah dengan tante Disa," Ucap Ardi.

"Nggak bisa! Papa nggak bisa nikah lagi!" Ucap Evelyn dengan dingin.

Dahi Ardi mengernyit. Namun sedetik kemudian, sebuah senyuman muncul. "Elyn, papa lakuin ini demi kebaikan kita juga. Papa ingin kamu mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Dan tante Disa bisa melakukan itu, sayang. Kamu bisa mengerti kan?" Tanya Ardi dengan lembut.

"Nggak pa. Papa nggak boleh nikah lagi. Elyn nggak butuh ibu lagi. Mama Elyn cuma satu. Yaitu mama Sarah. Bukan dia ataupun yang lain!" Ucap Evelyn sambil menunjuk Disa dengan tatapan marah.

"Apa papa udah nggak sayang sama mama? Papa udah nggak ingat lagi sama mama? Mama baru aja pergi Pa, dan papa seenaknya mau nikah lagi? Bahkan, saat mama meninggal, papa sama sekali nggak datang. Elyn selalu nunggu papa pulang. Tapi apa? Papa nggak pernah datang buat ngucapin permintaan maaf sama Elyn. Elyn kecewa sama papa!" Ucap Evelyn dengan mata berkaca-kaca. "Dan sekarang, papa mau ketemu sama Elyn cuma buat ngomongin hal ini? Ngomongin hal yang nggak masuk akal kayak gini? Sampai kapanpun, Elyn tetap nggak bakal setuju kalau papa menikah dengan dia." Ucap Evelyn mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini dipendamnya.

"Papa minta maaf soal yang waktu itu Elyn. Waktu itu papa benar-benar sibuk,"

"Sibuk apa? Sibuk selingkuh?"

"ELYN!" Teriak Ardi dengan marah.

"APA PA? EMANG BENAR KAN YANG ELYN BILANG!" Ucap Evelyn dengan berteriak.

Akibat kejadian ini, semua pandangan para pengunjung tertuju pada meja yang Evelyn tempati. Mereka menatapnya dengan raut ingin tau.

"Kamu-"

"Udahlah mas. Mas yang tenang ya. Lihat mas, sekarang semua orang menatap kita. Mas harus ngontrol emosi ya." Ucap Disa mencoba menenangkan Ardi.

Ardi mengusap kasar wajahnya. Dia tidak akan menduga jika Evelyn akan berteriak marah padanya.

Sebelumnya Evelyn tidak pernah berbuat seperti ini. Biasanya, Evelyn akan patuh terhadap apa saja yang dikatakan oleh papanya. Tapi sekarang, Evelyn bukan Evelyn yang dulu. Dirinya telah berubah.

Lagi pula, buat apa juga dirinya harus menuruti semua keinginan papanya itu. Papanya sekarang sudah berubah. Papanya Egois. Itulah yang ada dipikiran Evelyn saat ini.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Where stories live. Discover now