CHAPTER 17

5.1K 319 27
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

Happy reading......

***

'Kalau aku bilang bahwa aku baik-baik saja. Itu tandanya aku sedang berbohong. Karena pada kenyataannya,
aku sedang tidak baik-baik saja."
-Evelyn Azzura Syanalla-

---

  Langit Nathano. Satu dari banyaknya laki-laki yang bisa membuat Evelyn jatuh cinta, jatuh cinta yang sedalam-dalamnya.

Evelyn tidak pernah merasa jatuh cinta sampai selama ini pada orang yang sama.

Namun berbanding terbalik dengan Langit. Dirinya tidak menyukai Evelyn. Bahkan membencinya. Awalnya rasa benci itu tidak ada. Tapi karena sikap Evelyn yang menurutnya terlalu berlebihan, rasa benci itu muncul dengan sendirinya di hati Langit. Menurutnya, Evelyn terlalu terobsesi dengan dirinya.

Evelyn tidak pernah mundur ataupun menyerah. Semakin dia didorong jauh, semakin gencar juga dia mendekat. Mencoba menulikan pendengaran atas kalimat pedas yang ditujukan padanya.

Dan sekarang ini, setelah mengalami amnesia, Evelyn melupakan cintanya pada Langit.

Sebenarnya, waktu pertama kali melihat wajah Langit, Evelyn sempat berharap bahwa itu adalah pacarnya. Pacarnya yang akan selalu mencintainya.

Namun nyatanya, Langit tidak lebih dari seseorang yang selalu menyakiti dirinya.

Evelyn ragu untuk bisa melanjutkan hubungannya dengan Langit setelah mengetahui sikap Langit padanya selama ini. Sekarang, Evelyn malah membenci Langit.

Sepertinya Evelyn harus segera menentukan keputusannya tentang hubungan dirinya dengan Langit.

Cukup! Evelyn sudah lelah terus dituduh Langit. Dirinya lelah atas sikap Langit yang menurutnya sangat kasar.

Evelyn akan memikirkan secepatnya tentang hubungannya dengan Langit.

Seperti sekarang ini, Evelyn tengah duduk di kursi panjang yang berada di balkon kamarnya. Menatap langit malam yang tidak secerah biasanya.

Hari semakin malam. Bahkan udara juga sudah terasa begitu dingin. Tapi Evelyn masih tetap berada di posisinya dan tidak kunjung masuk kedalam kamar.

Evelyn menurunkan pandangannya. Dan sekarang, pandangannya kosong. Evelyn memikirkan tentang hubungannya dengan Langit.

"Gue nggak bisa kaya gini terus. Gue harus ambil keputusan," Gumam Evelyn.

Evelyn mengingat semua perlakuan Langit padanya. Mulai dari menuduhnya, melukainya, menamparnya, bahkan sampai mengatakan kalimat yang menyakiti hatinya.

Evelyn benci berada di posisi seperti ini.

Siapa bilang rasa cintanya kepada Langit sudah hilang tak berbekas? Nyatanya, rasa cinta itu masih ada. Masih tersisa didalam hati Evelyn.

Evelyn masih mencintai Langit. Dirinya juga sadar akan hal itu. Tidak mudah bagi Evelyn untuk menghilangkan rasa cintanya kepada Langit.

Evelyn ingin terus mencintai Langit. Tapi sepertinya, keputusan itu salah.

Evelyn tidak mau jatuh cinta lagi kepada Langit. Sudah cukup selama ini dirinya mencintai Langit. Sudah cukup! Dirinya tidak mau lagi terus memaksakan diri.

Evelyn egois. Memang benar, Evelyn memang egois. Tapi itu dulu. Dan sekarang, Evelyn tidak mau bersikap egois tentang hubungannya dengan Langit.

"Gue harus bisa lupain Langit. Langit bukan milik gue. Gue nggak bisa ngerasa bahagia diatas penderitaan orang lain," Gumam Evelyn lagi.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Where stories live. Discover now