CHAPTER 23

5.5K 284 23
                                    

Happy reading......

***
"Aku bakal buat kamu jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama aku, Langit. Aku janji bakal buat kamu lupa sama Evelyn."
-Alara Bella Zakina-

---

Alara Bella Zakina. Gadis cantik dengan rambut hitamnya yang panjang. Gadis dengan wajah polos dan terkenal dengan image baik. Berbeda dengan Evelyn yang mempunyai image buruk dari dulu.

Sebenarnya Evelyn tidak jahat. Tapi dirinya terlalu menyebalkan sampai semua orang membencinya.

Langit contohnya.

Jika di minta untuk memilih, tentu saja Langit akan memilih Alara karena gadis itu lebih baik dari Evelyn.

Alara yang baik hati, dan Evelyn yang jahat. Benar-benar berbanding terbalik.

Langit kesal dengan Evelyn. Kesal dengan sifat kekanak-kanakannya. Kesal dengan semua kemauannya.

Evelyn yang egois, Evelyn yang terus mengekangnya, Evelyn yang mengambil alih hidupnya.

Langit ingin lepas dari Evelyn. Ingin bebas dari semua kekangan gadis itu.

Namun, disaat hati Langit sudah benar-benar membenci Evelyn, Evelyn justru berubah.

Evelyn berubah setelah mengalami kecelakaan yang membuatnya amnesia. Evelyn berubah. Evelyn tidak lagi mengganggu hidupnya. Dan sekarang, Evelyn sudah benar-benar menjauh darinya. Bahkan sampai memutuskan pertunangan mereka.

Langit tau, dirinya sedikit tidak rela saat Evelyn menjauh darinya.

Dan Langit sadar jika hatinya meminta Evelyn untuk kembali.

Langit merasa aneh pada hatinya. Saat dirinya melihat Evelyn yang tengah bersama Bian, dirinya sedikit merasa kesal.

Mereka terlihat bahagia dengan tawa yang selalu tampak di bibir mereka. Tertawa bersama seolah tidak mempunyai suatu beban.

Langit kesal melihatnya. Rasanya tidak rela jika Evelyn bersama Bian atau cowok lain.

Apa nama perasaan ini? Apakah............
cemburu?

Mungkin saja, iya.

Seperti saat ini. Langit tengah duduk dipojok kantin. Bersama Alara di sampingnya. Alara sesekali akan mengajaknya berbicara. Dan Langit hanya merespon apa adanya. Tatapan Langit sedari tadi tidak lepas dari kedua manusia yang tengah mengobrol ria.

Evelyn dan Bian. Mereka tengah duduk berdua di bangku yang berada di tengah kantin.

Langit melihat, Evelyn yang tertawa. Tertawa lepas bersama Bian.

Dulu Langit selalu melihat senyum itu. Senyum manis yang selalu ditujukan padanya. Senyum manis yang selalu membuatnya kesal.

Tapi sekarang, Evelyn yang dulu hilang. Berganti dengan Evelyn yang baru.

Dimana Evelyn yang selalu tersenyum padanya?
Dimana Evelyn yang sering merepotkannya?

Sekarang tidak ada. Semuanya hilang. Sekarang, yang ada hanyalah Evelyn dengan ekspresi datarnya. Evelyn yang berbicara tanpa ekspresi padanya. Evelyn yang tidak pernah menunjukkan senyum manisnya dihadapan Langit.

Langit menggenggam erat sendok di genggamannya saat melihat tangan Bian yang terulur untuk membersihkan noda yang berada di sudut bibir Evelyn.

Dan Langit bertambah kesal lagi saat melihat Evelyn yang hanya diam tanpa menolak. Mungkin Evelyn tidak merasa keberatan dengan hal itu.

Pandangan Langit menajam. Tenggorokannya terasa kering secara tiba-tiba. Suhu ruangan ini berubah menjadi panas.

Dengan cepat Langit mengambil kaleng minuman soda yang berada di hadapannya. Membukanya dan langsung meminumnya hingga tandas.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Where stories live. Discover now