CHAPTER 39

4.3K 214 47
                                    

Hai Vren.
Kangen EveBian nggak?
Atau kangen authornya? Skip

Gimana kabar kalian?
Semoga sehat selalu.
Ayo kawal cerita ini sampai akhir supaya bisa tau endingnya kayak gimana.

Budayakan Vote sebelum membaca :)

Tandai Typo!

Happy Reading.......

---

Hari ini acara Pentas Seni di SMAGA resmi diselenggarakan. Semua peserta bersiap-siap untuk menampilkan kebolehannya masing-masing.

Di samping panggung terdapat Evelyn yang tengah duduk bersebelahan dengan Bian. Evelyn yang biasanya banyak bicara ketika bersama Bian, maka hari ini berbeda. Dirinya hanya diam bagaikan patung.

Evelyn menatap kearah panggung, lalu kembali menghembuskan nafas panjang. Dirinya terlalu gugup saat ini.

Bian yang duduk disampingnya pun ikut memberi semangat pada Evelyn dengan cara mengusap punggung gadis itu seraya mengucap kata-kata semangat. "Semangat. Kamu pasti bisa. Oke?"

Evelyn menatap Bian, lalu mengangguk sekilas. "Minum." Pintanya pada Bian.

Bian menoleh ke sekelilingnya, namun tidak ada minuman apapun. Dirinya pun bangkit. "Aku beliin dulu ya, kamu tunggu bentar." Ucapnya lalu dibalas anggukan kepala oleh Evelyn.

Selepas kepergian Bian, Evelyn kembali menyapukan pandangannya ke sekitar tempatnya duduk. Dirinya tengah mencari Alisya.

Iya, Alisya Anastasya, sahabat Evelyn. Gadis itu sama sekali tidak memunculkan batang hidungnya sedari tadi. Entahlah, mungkin dirinya terlalu sibuk dengan persiapan dance-nya.

Tiba-tiba, tamu tak diundang pun datang, sepasang kekasih yang sering membuat emosi Evelyn meluap begitu saja.

Lihatlah, apa-apaan mereka? Hah? Dari sekian banyaknya bangku yang kosong, mengapa mereka memilih duduk di sampingnya? Apa mereka sengaja?

Sudahlah Evelyn, nggak usah perduliin mereka! Batin Evelyn.

* * *

Langit hari ini datang bersama Alara. Ya, hubungan keduanya telah membaik. Itu karena Langit yang sudah tidak kuat dengan teror dari Alara. Selama mereka marahan, gadis itu selalu gencar mengiriminya chat. Bahkan gadis itu juga bersikeras meneleponnya padahal tidak ada satupun yang diangkat oleh Langit.

Langit melirik kearah Alara yang merangkul posesif lengan miliknya. Gadis itu saat ini memakai dress selutut berwarna tosca, dipadukan dengan tas slempang yang menggantung di pundak kirinya.

"Kita mau duduk dimana Langit?" Tanya Alara seraya menyapukan pandangannya.

Langit juga ikut menyapukan pandangannya, tanpa sengaja, netranya menemukan Evelyn yang duduk sendirian. Sepertinya gadis itu tidak sadar akan keberadaannya.

"Ikut." Ucap Langit lalu menarik Alara dan mengajaknya duduk disamping Evelyn.

Langit bisa melihat Evelyn yang menatapnya sekilas, sepertinya gadis itu tidak suka dengan keberadaannya.

"Kamu nanti jadi nyanyi?" Tanya Alara setelah nyaman dalam duduknya.

Langit mengangguk. "Woah, semangat ya, aku yakin, suara kamu pasti bagus. Hehe." Ucap Alara dengan antusias.

Langit tidak merespon dan malah melirik Evelyn yang sedang bergumam tidak jelas.

Tak berselang lama kemudian, Bian lewat didepannya dengan tangan yang membawa sebotol air mineral. Tanpa sadar Langit berdecak pelan.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Where stories live. Discover now