CHAPTER 25

5.2K 263 35
                                    

Budayakan vote sebelum dan sesudah membaca!.

💫💫Random question!.💫💫

Kalian asal kota mana?

Warna kesukaan kalian apa?
Kalau aku warna biru.

~

Happy Reading.....

***
"Maaf aku harus pergi.
Tapi aku janji, aku akan kembali."
-Angkasa Aldian-

---

Evelyn berjalan menuju kelasnya dengan santai. Sebenarnya sedari tadi, banyak sekali murid yang memandangnya diam-diam. Dan saat Evelyn memandang mereka, maka mereka akan memutuskan kontak mata dengan cara membuang muka. Evelyn sendiri tidak mengambil masalah dengan hal itu. Dirinya tetap berjalan kedalam kelasnya dengan percaya diri.

Sesampainya didalam kelas, Evelyn segera duduk di bangku miliknya, mengabaikan Alisya yang menatapnya horor sedari tadi.

"Lo beneran jadian sama Bian?" Tanya Alisya tiba-tiba.

"Hm." Jawab Evelyn lalu mengeluarkan satu pack yakult didalam tas-nya kemudian meminumnya satu.

Alisya tertawa. "Jadi ceritanya, lo nggak mau kalah gitu, sama Langit. Karna Langit punya bacar baru, lo juga ikut-ikutan jadian sama Bian."

Evelyn melengos malas. "Enggak gitu juga, Sya," Ucapnya dengan malas. "Gue pacaran sama Bian bukan karena hal itu, gue emang pengen buka hati gue buat Bian dan buang Langit selamanya dari hati gue." Lanjutnya lagi.

Alisya tersenyum tipis. "Akhirnya lo sadar juga ya kalau Bian itu baik. Bahkan disaat lo susah, dia selalu ada. Dan lo tau nggak? Pas lo nggak pulang waktu itu, Bian tuh keliatan khawatir banget sama lo. Meskipun dia nggak nunjukin itu, tapi dari matanya udah keliatan jelas banget." Ucap Alisya dengan antusias.

Evelyn hanya tersenyum tipis menanggapinya. Alisya benar. Selama ini, yang selalu ada disampingnya adalah Bian. Yang menghiburnya, yang membuatnya melupakan rasa sakit adalah Bian. Bian selalu bisa membuat Evelyn tertawa dengan candaan receh yang dilontarkannya.

"Gue yakin kok, kalau Bian itu baik. Gue juga percaya kalau Bian nggak akan buat lo sedih. Nggak kayak Langit, taunya cuma nuduh doang tanpa bukti. Kerjaannya bikin orang emosi aja." Ucap Alisya lagi.

"Elyn, Alisya,"

Evelyn dan Alisya kompak menoleh kearah pintu. Disana berdiri Bian dengan tas  berlogo Indomaret yang tergantung di tangan kirinya.

Bian berjalan mendekat dengan senyum yang menghiasi bibirnya.

Senyum adalah salah satu yang Evelyn sukai dari Bian. Senyum itu manis. Bahkan disaat Bian tersenyum, matanya juga ikut tersenyum seperti bulan sabit.

"Pajak jadiannya mana nih?" Tanya Alisya dengan alis yang dinaik turunkan.

"Apasih, kayak bocil aja lo pakai pajak-pajak nggak jelas." Evelyn menjawab dengan sewot.

"Biarin dong, lagian gue nggak minta sama lo. Gue kan mintanya sama Bian." Ucap Alisya tak kalah kesal.

Evelyn memandang  tajam Alisya lewat ekor matanya. Juga dengan Alisya yang melakukan hal serupa.

Bian terkekeh. Tangannya terulur menyentuh puncak kepala Evelyn dan menepuknya pelan.

"Udah, jangan berantem." Ucapnya dengan lembut.

Evelyn menatap Bian lama. Lalu tanpa bisa dicegah, dirinya mengangguk samar.

Bian kembali tersenyum. "Good girl." Ucapnya.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Where stories live. Discover now