CHAPTER 5

12.5K 662 34
                                    

Happy reading.......

***

[ CHAPTER 10 ]

"Gue tau kesalahan gue itu banyak.
Bahkan sampai enggak kehitung.
Tapi bisa nggak sih, berhenti
nyalahin gue terus?"
-Evelyn Azzura Syanalla-
.
.

---

Evelyn keluar dari kamar mandi dengan baju olahraga. Hari ini adalah jadwal pelajaran olahraga.

Evelyn berjalan menghampiri Alisya yang tengah mengikat rambutnya didepan kaca. Evelyn berdiri disampingnya lalu ikut membenarkan ikatan rambutnya.

"Nanti olahraga apa ya?" Tanya Alisya.

"Enggak tau. Semoga aja jam kosong."

Mereka pun keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju loker untuk menaruh seragam mereka.

Mereka pun berjalan menuju lapangan bersama.

Di lapangan sudah ada beberapa siswa yang berkumpul. Sepertinya mereka akan melakukan pemanasan.

Karena tidak mau tertinggal, Evelyn dan Alisya pun berlari ketengah lapangan untuk bergabung.

"Hari ini pak Jefri nggak masuk karena sakit. Jadi, setelah ini kalian bebas mau ngapain aja. Asalkan tetap dilapangan sampai jam olahraga berakhir." Ucap Reza, si ketua kelas.

"Yeeeeaaaayyy....." Ucap para siswa serentak.

Mereka pun mulai berpencar. Ada yang bermain sepak bola, basket, dan batminton. Ada juga yang hanya mengobrol dipinggir lapangan.

"Elyn. Kita mau ngapain ini?" Tanya Alisya.

"Duduk aja dulu. Bentar aja." Ucap Evelyn sambil berjalan ke tepi lapangan.

"Huh, panas banget sih?" Keluh Alisya.

Evelyn hanya terkekeh ringan. Hari ini memang cukup panas. Namun itu tak membuat semangat teman-temannya menghilang.

"Evelyn." Panggil seseorang.

Evelyn pun menolehkan kepalanya ke asal suara. Dan disampingnya itu, ada seorang laki-laki yang tengah membawa bola basket.

Evelyn mengenal pemuda itu. Sebenarnya tidak terlalu mengenal banyak. Namun Evelyn mengerti namanya.

Elang Reybian Stevaro. Pemimpin club basket. Termasuk dalam jajaran most wanted yang dijadikan rebutan para siswi.

Bian bisa dibilang dekat dengan Langit. Evelyn pernah melihatnya mengobrol bersama Langit.

Evelyn dengan Bian juga satu kelas yang sama. Dan Bian juga memiliki kepintaran diatas rata-rata.

"Kenapa?" Tanya Evelyn.

"Gabung yuk! Main basket sama teman-teman yang lain." Ucap Bian sambil menunjuk kearah teman-temannya.

Evelyn tampak berfikir sejenak. Lalu dia berdiri dan membersihkan celananya yang kotor.

"Ayo." Ucap Evelyn.

Bian tersenyum dan mengangguk. Tidak biasanya Evelyn mau jika diajak melakukan sesuatu. Biasanya dia akan diam saja jika yang mengajaknya bicara bukan Langit.

Bian merasa, kalau setelah Evelyn mengalami kecelakaan yang membuatnya amnesia, sifat Evelyn menjadi lebih hangat. Tak sedingin dulu.

"Eh, Sya. Lo ikut gak main basket?" Tanya Evelyn pada Alisya yang tengah menatap kearah lain.

Alisya menoleh. "Ikut. Bangunin dong!" Ucap Alisya dengan tangan yang diangkat keatas.

Evelyn memutar bola matanya malas. Tapi dia masih tetap mau membangunkan Alisya.

EVELYN  ANTAGONIST GIRL (END) Where stories live. Discover now