33

3.6K 482 213
                                    

3000 words. alangkah baiknya teman-teman siapkan perlengkapan terlebih dahulu sebelum membaca. mon maap ini mah kalau kepanjangan🙏🏼

Haechannya tengah mengandung.

itu kesimpulan yang dapat pria itu ambil hari ini. 

Lee Haechan melangkah tergesa, meninggalkan dirinya yang masih mematung, perlahan memahami apa yang tengah terjadi sebenarnya. 

"tsk! Jalang itu tidak tahu malu sekali ya, Mark?" kata Eun Ji tiba-tiba. Wanita itu masih berdiri disebelahnya, kali ini melingkarkan lengannya erat pada lengan Mark. "ia kan belum menikah. kemudian sekarang mengandung entah anak siapa. Ckckck memalukan sekali, ya?"

Mark bergeming, merasa enggan menanggapi ucapan Eun Ji.  Wanita itu kembali tersenyum lebar! Ah, pasti pria Lee disebelahnya masih terngiang-ngiang dengan ucapannya! 

"kau tahu kan, Mark? kudengar kau kan salah satu petinggi di perusahaan lama Haechan. Aduh, aku lupa deh siapa namanya. Hyun Ji? Myeong Ji? Jong Ji? Tong Ji?"

"Hyunjin" gumam Mark dingin. Eun Ji makin mengembangkan senyumnya. Yes! ia bersorak girang dalam hati. Pancingnya bersambut! Mark dalam pandangannya tampak kesal dengan wajah yang mengeras. Mark pasti tengah berpikir dua kali untuk dekat-dekat dengan Haechan. 

seperti sebelumnya, saat ia menghasut Mark dengan mengatakan bahwa Chanmin dan bayi Haechan bukan anak-anaknya. 

"ah, iya! itu dia maksudku. Hyunjin!" celoteh wanita itu dengan nada mencibir. "Aduh, menjijikkan sekali! aku rasa Haechan diluar dugaan kita ya, Mark? bagaimana bisa ia membiarkan dirinya ditiduri seperti itu oleh Hyunjin? apalagi sampai menghamilinya. Astaga! Haechan itu tidak tahu malu sekali, ya?" 

(istighfar ini julid pisan ya allah maap yaa mbak eun ji aku buat julid disini) 

Mark berbalik, menatap Eun Ji lekat. Sebelah tangannya terulur, menyentuh pipi Eun Ji yang lembut. Matanya mengunci pandangan Eun Ji. Membuat jantung Eun Ji berdebar begitu kencang. 

"kau membicarakan dirimu sendiri, ya?" tanyanya lembut. Sebentuk senyum tipis terlukis di bibir tipis Mark. Ia menyeringai tipis, mengejek wanita bernama Eun Ji yang wajahnya berubah pias. 

Huh, Eun Ji kira Mark tidak tahu? 

"Apa maksudmu bicara begitu, Mark?" tanya Eun Ji berusaha tenang. Jujur, ia tidak terima mendapatkan penghinaan seperti itu dari pria Lee dihadapannya. "Kenapa kau malah bicara begitu?"

Mark tertawa kecil. Ah, nenek sihir ini tengah mencoba berpura-pura bodoh, ya? 

"Kau kan dulu begitu." Jelas Mark singkat. Sebuah senyum tipis tersungging lebar di bibir tipisnya. "Kau dulu membiarkan banyak orang tidur denganmu, kan? Sayang saja aku terlalu bodoh sampai percaya ceritamu soal mantan-mantan pacarmu itu." kernyitnya geli. 

Dulu, diawal sekali Eun Ji mendekati Mark lagi, ia membawa cerita perihal perilaku abusive mantan-mantan pacarnya yang melakukan pelecehan seksual padanya. Mark yang bodoh percaya saja, bahkan membiarkan wanita itu mendekat padanya. Waktu demi waktu rasa iba itu tumbuh menjadi perhatian, kemudian rasa ingin melindungi, dan kisah lamanya yang belum berakhir terkembang kembali. Ia salah mengartikan perasaan itu dengan cinta sejati karena membiarkan Eun Ji mempengaruhinya. 

Memang dasar wanita ini bermulut manis dan Mark yang bodoh itu tengah bosan dan risih dengan tubuh mengembang istrinya sendiri sampai memberikan free pass untuk Eun Ji masuk dalam kehidupannya. 

"Mark!" Eun Ji memekik kencang. Ia luar biasa marah! "jaga mulut sialanmu itu!" 

Mark balik tertawa dingin sekarang. "Kalau begitu, bagaimana jika kau menjaga mulutmu juga, Eun Ji? Berhenti melakukan hal non sense dan mengganggu Haechan." 

AyahWhere stories live. Discover now