XXIII

4.4K 636 112
                                    

Hai, bestie! Selamat membaca~

Janlup jejaknya, yah👣👣👣🌻🍉

"Jelaskan padaku! apa maksudnya ini?!"

Jung Taeyong tidak peduli, meskipun jejeran manusia yang mengawal Mark menahan tubuhnya, ia harus bertemu dengan sang adik sepupu dan meminta penjelasan darinya.

Jung Taeyong shock tentu saja. Ia sempat merasa aneh mendengar cerita sang putri sulung. Ella Jung bilang, Mark sering sekali ke sekolah mereka. Bukan untuk menjemput Ella atau David, karena Taeyong sendiri tidak pernah meminta Mark untuk menjemput anak-anaknya lagi. Dan Mark, laki-laki itu tipe workaholic yang tidak begitu peka dengan sekitar. Diminta saja ia sering ogah-ogahan, tidak ada angin tidak ada hujan pria Lee itu sering ke sekolah dan menunggu seseorang.

Bukan seorang guru yang mungkin tengah pria Lee itu coba untuk kencani. Bukan pula untuk menjemput kemenakan-kemenakannya yang lucu. Pria Lee itu menunggu 2 bocah kecil. Satu orang anak kecil yang seusia dengan putra bungsunya, Jung David, dan seorang gadis kecil dari Taman Kanak-Kanak. Mengejutkan lagi, karena pria Lee itu sampai menangis haru karena si gadis kecil memeluknya, memanggilnya dengan sebutan ayah.

Semenjak saat itu, Mark selalu rutin datang dan menjemput si gadis kecil. Ella sendiri bahkan pernah melihat paman Marknya dengan seorang pria manis yang disebut 'bunda' oleh si gadis kecil. Belakangan Ella bilang jika pria manis itu pernah ia lihat di kantor paman Mark, salah satu pegawai Mark.

Berbekal dari situ Taeyong mulai menyelidiki dan mendapatkan satu kesimpulan. Adik sepupunya sudah memiliki anak sebelum menikahi Eun Ji. Belum lagi informasi yang ia dapatkan dari salah satu informannya saat di rumah sakit. Ia tidak habis pikir, Lee Mark, adiknya, ternyata merupakan seorang yang tidak bertanggung jawab.

Ia sudah tahu garis besarnya, tapi ia tetap ingin mendengar semuanya dari Lee Mark. Oleh sebab itu, dengan segera ia membawa mobilnya kembali ke Seoul. Tanpa membuat janji, menemui Lee Mark adik bodohnya yang brengsek.

Mark? Pria itu? Keadaannya tidak dapat dikatakan baik-baik saja. Kantung mata yang menghitam, dan wajah pucat. Andai ia tidak ingat jika ia harus bertemu dengan banyak orang, mungkin ia akan abai dengan kegiatan rutin mencukur bersih wajahnya.

Kening Mark berkerut, kedu alisnya bertaut. Ia mengerenyit bingung. Suara gaduh diluar sedikit mengusiknya, ditambah lagi dengan pintu ruangannya yang dipaksa buka. Menampilkan sosok sang kakak yang ketara sekali wajah kesalnya.

"Ini! Apa maksudnya ini?" Tanya Pria manis itu. Dilemparkannya amplop cokelat besar yang ia bawa. Sebal sekali rasanya! Lee Mark bisa-bisanya menyembunyikan hal seperti ini darinya.

"H—Hyung"

"Dont, hyung me, Mark." Potong Taeyong. "Explain!"

Lee Mark menghela nafas. Kepalanya berdenyut lagi.

"Hyung, izinkan aku mendapatkan segelas kopi. Aku akan menjelaskannya semuanya padanu setelah ini."

**

"Aku bertemu dengan Eun Ji pertama kali sejak masa orientasi mahasiswa baru. Kami mulai dekat saat mendekati kelulusan, kemudian berpacaran."  Jelas Mark. Taeyong sudah sedikit lebih tenang, namun masih menuntut Mark untuk memberikan penjelasan. Laki-laki berparas manis itu duduk dengan tidak nyaman di kursinya. Menatap sebal pada pria Lee yang tengah bercerita sembari menyesap kopi.

"Aku dan Eun Ji berpisah beberapa bulan kemudian. Waktu itu posisinya aku sudah didesak oleh orang tua angkatku untuk menikahi Eun Ji. Aku tidak tahu mengapa, tiba-tiba wanita itu meninggalkanku tanpa penjelasan." Kenangnya. Mata Lee Mark mengawang, semburat senyum sedih tipis terulas dibibir.

AyahTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon