Short Up!

8.3K 1.1K 149
                                    

Jadi, apa yang bisa si pria kelahiran Kanada ini lakukan? Pria dengan marga Lee itu tidak peduli dengan hingar bingar di sekitarnya. Bahkan dentuman musik yang memekakkan telinga tidak membawa efek apapun pada pria yang tampak berantakan itu. Hatinya kalut. Entah sudah beberapa botol cairan yang terasa menyengat itu memasuki kerongkongannya. Mark benar-benar merasa kalut setelah kejadian tadi.

Bohong jika Mark tidak merasa menyesal dengan kalimat yang terlontar tanpa ia saring terlebih dahulu di bibirnya. Mark terlalu terkejut saat mendapati binar mata gadis kecil dengan rambut panjang berwarna cokelat itu. Haechan membawanya untuk menemui satu anak yang sangat tidak ia harapkan untuk ia temui. Putri dari mantan istrinya, ralat, gadis kecil yang dulu menjadi penyebab Mark mendepak Haechan dan kedua anaknya dalam hidupnya.

Kalian mungkin sudah bosan jika mendengar bagaimana racauan penuh rasa sesal yang Mark lontarkan. Pria dengan alis camar ini tidak henti-hentinya merutuki kebodohan dirinya beberapa tahun lalu. Terbakar pada cemburu buta saat mendengar kisah Haechan dan teman lamanya, yang membuatnya gelap mata hingga terjerat oleh sekretarisnya sendiri saat merasa bosan sekaligus cemburu dengan Haechan. Bermain gila beberapa kali, kemudian dengan tanpa pemikiran matang, mengiyakan begitu saja permintaan Koeun untuk menceraikan Haechan dan menikahinya.

Mark bahkan merasa begitu bodoh saat mengingat bagaimana bahagianya dia begitu melihat ketidak beradaan Haechan di rumah saat pagi menjelang. Mengabaikan setitik rasa kosong yang sesaat menyapa hatinya, kemudian kembali terhanyut pada euforia yang Koeun ciptakan saat bersamanya.

Ah! Jangan ingatkan Mark bagaimana ia begitu bahagia saat Koeun bilang ia tengah mengandung buah hati mereka. Mark sampai berpikiran untuk segera menyingkirkan Haechan yang waktu itu masih kuat dalam pendiriannya untuk mempertahankan pernikahan mereka.

"Haechan-ah. Maafkan aku."

**

Pria tampan asal Korea itu membawa kakinya perlahan menapaki rerumputan pada halaman rumah sederhana dihadapannya. Hatinya berdegup kencang. Sedikit merasa cemas dan gugup saat tangannya mengetuk perlahan pintu kayu rumah tersebut. Matanya menyusuri pemandangan sekitar rumah tersebut.

Disini. Tempat dimana sang adik menetap, dan takdir yang membawa putrinya, putri tercintanya. Buah hati dari seorang Han dengan wanita cantik bermarga Ko itu hidup dalam identitas seorang Lee beberapa waktu ini. Hati pria tampan itu cemas. Bagaimana ia harus mengatakan pada sang adik dan iparnya mengenai hal ini?

Baru saja seorang Han Yeo Reum hendak berbalik karena ragu, sang adik sepupu yang bermarga Zhong itu membuka pintu rumahnya. Menatap tidak percaya pada apa yang ia lihat. Wajah pria manis dengan marga Zhong itu tampak terkejut dengan eksistensi sang kakak sepupu yang menghilang beberapa tahun yang lalu itu.

"Yeo Reum hyung?" ucapnya tidak percaya. Beberapa kali ia mengusak matanya demi meyakinkan apa yang sedang ia lihat. "Ini benar-benar hyung?"

"Chenle-ya, siapa yang bertamu? Kenapa...." pria Park yang tadi berniat untuk menyusul sang istri tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Dua pasangan muda itu terbelak tidak percaya.

Jisung memang tidak pernah bertemu dengan sosok kakak sepupu Chenle yang katanya telah dinyatakan meninggal dunia beberapa tahun lalu itu. Tapi, ia ingat betul bagaimana garis wajah pria yang dimaksud oleh istrinya. Dan saat ini, orang yang mereka anggap telah tiada, berada tepat dihadapan mereka.

"Han Yeo Reum hyung?" pria Park itu berbisik pelan. Masih tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Dan oh, Lihatlah! Kesunyian rasanya begitu kental melingkupi ruang tamu pasangan muda itu. Tidak ada yang memiliki inisiatif untuk mengucapkan kata pertama mereka untuk memecah keheningan. Sesekali terdengar suara helaan nafas pelan Sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing, mungkin?

"Kenapa?" kalimat pertama yang memecah keheningan akhirnya meluncur dari bibir istri dari seorang Jisung Park. Chenle tidak menantap pada lawan bicaranya. Kepalanya masih menunduk dalam. "Kenapa kau menghilang waktu itu?"

**

Aku tidak ingat kapan terakhir kalinya aku memutuskan untuk mengunjungi tempat dengan pencahayaan temaram ini. Entahlah, sesuatu seperti menarikku untuk masuk ke dalam bangunan dengan riuh musik yang memekakkan telinga. Salah satu dari sekian banyak hal yang kubenci.

Baru saja aku memasuki bangunan ini, aroma parfum murahan yang digunakan para pemuas nafsu binatang lelaki hidung belang langsung menyengat hidungku. Aku mengerenyit jijik. Uh! Sepertinya ada yang salah dengan diriku saat memutuskan untuk masuk dalam bangunan ini.

Baru saja aku hendak keluar dari bangunan ini, sudut mataku menangkap satu sosok yang sepertinya sudah tidak sadar pada susuran panjang meja bar. Aku bisa langsung mengenali sosok yang sudah dalam keadaan mabuk disana. Entah sudah berapa botol minuman yang ia habiskan saat ini. Hatiku teremat kecil, saat kakiku tanpa sadar membawa diri untuk melangkah mendekat padanya.

Sudut mataku dapat menangkap beberapa jalang yang berada disana berusaha mencuri kesempatan pada tubuh Mark disana. Dengan sengaja mendekat pada tubuh mantan suamiku itu, kemudian mencoba-coba untuk mencuri sebuah kecupan pada bibirnya. Kalau saja aku tidak dengan segera menghampiri Mark, mungkin bibir kotor jalang itu sudah menempel pada belah bibir seorang Lee daepyo.

"Hei, apa masalahmu?" wanita dengan pakaian kekurangan kain itu berkata dengan tidak suka. "Aku yang lebih dahulu mendekatinya."

Mantan suamiku itu sesekali meracau, berkata jika ia tidak ingin disentuh oleh siapapun. "Diamlah, ini aku." ucapku dingin. Aku berdecak kesal sebelum mendorong tubuh wanita itu agar menjauh dari Mark. Melemparkan sebuah tatapan tajam pada wanita itu agar segera mengingkir dari hadapanku.

"Hei! Mau kau kemanakan dia?" wanita itu sepertinya sangat keras kepala. Sebelah tangannya mencekalku yang berusaha untuk membopong Mark untuk keluar dari bangunan tersebut. "Apa kau tuli? Aku yang terlebih dahulu mende..."

"Bisa kau singkirkan tanganmu itu?" potongku. "Dia suamiku. Jangan coba-coba menyentuhnya dengan tangan kotormu itu."

Tbc...

**


Cast papa Minji aku ganti jadi OC yaa. Makasi udaj mampir bestie💚❤️

Eniwei, mampir yuu ke cerita-ceritaku yang lain! Xixixixi

AyahWhere stories live. Discover now