VII

22.2K 3K 632
                                    

Begitu ia masuk, sosok dengan tubuh kecil yang berwajah boneka dan sangat memukau telah menyambutnya. Pria pendek dengan kulit putih itu merentangkan tangannya kepada sosok beralis camar dihadapannya. 10 tahun berlalu, dan ini adalah kali pertamanya bisa bertemu dengan sosok yang bisa dibilang salah satu kerabat jauhnya itu.

"Astaga, akhirnya aku bisa bertemu denganmu juga, markeu-ya." ucapnya bahagia. Dipeluknya sosok adik sepupu jauhnya ini. Meskipun status hubungan kekeluargaan mereka diwariskan dari kakek buyut mereka, seorang Lee Taeyong yang telah berganti marga menjadi Jung ini dulunya begitu akrab dengan sang adik sepupu jauh.

Ia sempat kehilangan kontak Mark saat ia dan keluarganya memutuskan untuk pindah. Dan setelah bertahun-tahun pencarian, disinilah dia sekarang. Sosok yang ia rindukan itu telah berada di hadapannya.

"Bagaimana kabarmu? Astaga, kenapa kau tambah kurus saja sih? Kau terlalu sibuk bekerja hingga mengabaikan istri dan anakmu, ya?" celoteh Taeyong. Tangannya sibuk mengusapi pipi dan cekungan mata yang ada di wajah Mark. Mark Lee dihadapannya ini benar-benar berbeda dengan yang ia terakhir temui 10 tahun yang lalu. 

Mark meringis saat Taeyong menyebut kalimat 'anak dan istri'. Pikirannya langsung melang-lang buana pada sosok manis satu itu dan anak-anaknya. Ah andai saja~

"Dimana Minji dan Koeun?" Taeyong bertanya dengan antusias. Matanya mengedar kesana-kemari mencari-cari kehadiran keponakan dan saudara iparnya itu. Namun, tidak ada 2 sosok perempuan berbeda usia yang matanya dapatkan. "Bukankah aku sudah mengingatkanmu berulang kali soal ini sebelumnya, Mark Lee?" gerutunya kesal. Sepupunya ini pasti tidak mau repot-repot membawa anak dan istrinya untuk ikut serta kemari. 

Tentu saja yan Taeyong tau jika istri dari sepupunya ini adalah Koeun. Ia baru berhasil mendapatkan kabar Mark lagi saat pria kelahiran Kanada itu akan melangsungkan pernikahannya dengan wanita yang memiliki nama lengkap Ko Eun Ji itu. Apalagi saat Minji lahir ke dunia 6 bulan setelahnya. Taeyong ingin sekali langsung mengambil penerbangan tercepat dari Busan ke Seoul saat itu juga. Andai bukan karena David, putranya yang demam saat itu. Mungkin ia sudah bertemu dengan Mark Lee jauh-jauh hari.

"Aku sudah tidak bersama dengan wanita itu lagi, Hyung." Jawabnya datar. Membuat Taeyong menoleh seketika. "Wanita itu bermain dibelakangku, kemudian meninggalkanku."

"Oh, yatuhan" Taeyong memasang wajah iba. Begitu prihatin dengan kisah rumah tangga adiknya itu. "Lalu bagaimana dengan Minji? Kau membawa dia juga kan?"

Mark terdiam dengan kalimat Taeyong. Hatinya perih juga saat mengingat gadis kecil yang selama ini ia kira adalah putri kandungnya. Taeyong yang menyadari perubahan mood dari Mark itu kemudian beringsut dari duduknya. Merengkuh erat pundak adik sepupunya ini. Diam-diam hatinya merasa jengkel pada sosok wanita yang menjadi istri dari adiknya itu. Berani-beraninya ia bermain dibelakang Mark dan meninggalkan Mark beserta putri mereka.

"Minji bukan putri kandungku, Hyung."

**

Gadis kecil berambut hitam panjang itu memandang sekelilingnya. Seingatnya, tadi ayahnya bilang akan mengajaknya berkunjung ke rumah sang paman. Hatinya merasa begitu bersemangat. Pasalnya, sudah beberapa lama semenjak mamanya pergi, dan ayahnya itu mau berinteraksi dengannya lagi, atau mengajaknya keluar. 

 Ia yang merasa mengantuk selama di perjalanan akhirnya memutuskan untuk tertidur. Dan alangkah kagetnya, saat ia membuka mata, ia menyadari jika dirinya tidak lagi berada di mobil. Melainkan di sebuah kursi taman, dimana lampu-lampu tamannya tidak dinyalakan. 

Mata kecil itu mengedar, mencari-cari sosok sang ayah. Namun, tidak ia dapati sosok tinggi yang menjadi favoritnya itu. Hanya kegelapan, dan sebuah keheningan yang ia dapati. 

AyahМесто, где живут истории. Откройте их для себя