Prolog

68.7K 5.5K 452
                                    

Hancur.

Sudah, itu saja.

Hidupku hancur saat selembar surat itu datang kepadaku. Aku tidak pernah berpikir, jika orang yang selama beberapa tahun ini berstatus menjadi suamiku akan tega melakukan ini.

Karena sosok satu itu, orang yang dengan teganya merebut pati cinta seorang kepala keluarga kepada keluarganya. Menghisap habis cinta Mark lee, suamiku, sekaligus ayah dari anak kami dan bayi yang tengah kukandung. Membuat sosok yang kukenal sangat mencintaiku itu tega melayangkan sebuah surat yang menjadi mimpi terburukku.

Selembar surat perceraian.

Aku memeluk pelan perutku yang sudah mulai membuncit. Meratapi nasib anak dan bayi yang tengah kukandung. Tidak bisakah mereka mendapatkan kasih sayang seperti keluarga yang normal biasanya? Chanmin dan calon bayi kami masih terlalu muda untuk menyesap pahitnya perceraian orang tua mereka.

"Bundaa"

Chanminku ada disana. Menatapku dengan binar mata indahnya dengan tatapan sama terlukanya. Menghambur padaku dan memeluk erat tubuhku.

"Bunda kenapa menangis? Apa ada yang sakit?"

Aku tidak bisa menahannya. Putra sulungku ini menatap khawatir. Mengelus pelan perutku yang membuncit.

"Dede, jangan nakal di perut bunda yaa. Kasian bunda. Bunda kesakitan."

Chanminku yang malang. Aku mengusap pelan kepala putra sulungku yang baru menginjak 3 tahun itu. 

'Mark, kenapa kau tega? Bagaimana caraku menjelaskannya pada Chanmin dan aegi nanti?'

***

Ada yang berminat untuk mampir?
Maaf yaa kalau judulnya mungkin tidak sesuai dengan isi :')

Kindly meninggalkan jejak? :')

AyahWhere stories live. Discover now