43

5.3K 461 88
                                    

Sepertinya hari ini semesta sedang berbahagia, ya? Langit biru yang jernih menggantung indah diatas kepala. Matahari bersinar terang, namun tidak terik sampai memanggang. Lembut angin bertiup, menciptakan sensasi segar nan menyenangkan saat embusnya membelai wajah. 

Sebentuk awan tipis berarak. Si gadis kecil tertawa riang, menatap arakan tipis awan-awan yang seperti mengikutinya hari ini. Bunga beragam warna ia jumpai di sepanjang jalan, si gadis kecil seesekali membulatkan matanya, melempar tatapan kagum. Sesekali kicau burung terdengar. Burung-burung berterbangan, seolah tengah mengantar si gadis kecil dan sebuah perpisahan. 

 Si Gadis kecil seolah tidak jemu untuk tersenyum, seulas senyum cerah terus saja terukir di bibir. Beberapa kali ia membuka kaca jendela, kepalanya sedikit menyembul, matanya sedikit menyipit saat menengedah keatas sembari melindungi matanya dengan tangan. Anak-anak rambutnya bergerak-gerak tertiup angin. Si gadis kecil dengan dress putih polos selutut membiarkan rambut panjangnya tergerai hari ini. Pipinya merah segar. Bibirnya juga tampak merah dan lebih sehat. 

Hari ini benar-benar menyenangkan!

"Minji, kacanya ditutup, ya." Pinta seseorang yang sejak tadi berada di belakang kemudi mobil yang ia tumpangi. Gadis itu menoleh, kemudian menuruti ucapan pria dewasa disebelahnya. Ia menaikkan kaca mobil yang tadi ia turunkan . Beruntung kaca mobil ini menggunakan kaca mobil yang jernih, sehingga si gadis masih bisa menikmati indahnya pamandangan diluar meski kaca mobil harus ditutup. 

Minji kecil bersenandung riang. Kakinya ia gerakkan tidak sabar. Matanya berbinar-binar. Mata bulatnya menangkap satu gedung sekolah yang begitu ia kenali, hatinya langsung berdebar tidak sabar. Ini dia! Sebentar lagi! ia akan bertemu dengan...

"Minji sepertinya senang sekali, ya?" Han Yeo Reum bertanya dengan penasaran. Pasalnya, gadis kecil kesayangannya tampak sangat bersemangat sekali hari ini. "Minji sudah tidak sabar, ya?" 

Si Gadis kecil menoleh, kemudian mengangguk cepat. Di bibirnya masih terukir seulas senyum cerah yang sejak tadi ia pamerkan. "Iya, Minji senang sekali hari ini." 

Han Yeo Reum tersenyum kecil. Ia juga ikut merasa bahagia melihat wajah putri cantiknya ikut bahagia. Sebelah tangannya ia angkat, kemudian mengusak rambut si putri gemas. "Anak papa memang paling cantik saat tersenyum." 

Mata Minji bergulir, memandang dengan tidak sabar tiap bangunan yang tampak familiar dihadapannya. Ia memajukan tubuh, kaca mobil kembali ia turunkan. Sebuah belokan sudah nampak, gadis itu bersiap-siap untuk bertemu dengan orang-orang yang paling ia rindukan. Dikepalanya sudah terputar kenangan-kenangan indah yang ia habiskan dengan orang-orang yang paling ia rindukan. Senyumnya juga semakin mengembang, sudah terbayang, apa yang hendak ia lakukan setelah ini. Pertama-tama, ia akan bermain, mewarnai, jalan-jalan, dan berkebun dengan...

"Kenapa jalan terus? Rumah Minji kan disana?" Si Gadis kecil bertanya bingung. Mobil yang dikendarai pria yang katanya papanya itu jalan terus, melewati belokan yang harusnya mereka lewati untuk menuju kediaman sang bunda. "Minji mau pulang. Mau ketemu kakak, Chanmi, dan Bunda." rengek si gadis. Senyum yang tadi terulas perlahan memudar. Mata yang tadi berbinar perlahan menyendu. 

Han Yeo Reum tidak menanggapi apa-apa. Ia tersenyum tipis, kemudian mengusak rambut putri cantiknya menenangkan. Ujung matanya sempat melirik pada gadis disebelahnya. Menatap Minji yang tertunduk dengan bibir yang digigit sembari memainkan ujung gaun putih selututnya. 

"Kita ke rumah Onti Chenle dan paman Ji dulu, ya?" Tawar Han Yeo Reum. Ia mengulas senyum lembut yang menenangkan agar putri kecilnya tidak rewel. "Katanya Minji rindu pada paman Ji dan onti Chenle?" 

Si gadis kecil mengangguk lemah. Padahal ia sudah rindu sekali pada bunda dan kakak-kakaknya. Ia ingin sekali bertemu bunda dan kakak-kakak. 

AyahWhere stories live. Discover now