XXIX

3.5K 466 82
                                    

Kalau aku triple up bole ga?

Siapapun yang mencekal tangannya kini benar-benar brengsek! Siapa orang bodoh yang berani mengusik kebahagiaan Eun Ji? Ia baru saja hendak menghampiri bunda dua anak yang tengah asyik berbicara dengan dua buah hatinya, saat seseorang membekap mulutnya.

Rambutnya sakit sekali. Orang tolol ini harus diberi pelajaran karena merusak tatanan rambut Eun Ji dengan menjambaknya. Tidak cukup sebuah jambakan, tangannya juga dicekal. Rambutnya memang sudah tidak jambak, namun mulutnya dibekap dengan sebuah sapu tangan bau.

Ia akan memberi perhitungan pada siapapun itu.

"Hei, brengsek! Apa masalahmu? Kenapa..." sumpah serapah wanita itu terpotong sejenak. Wanita itu terbelalak sesaat, kemudian berhasil menguasai dirinya. Bibirnya melukis sebuah senyum miring.

Wow, hari ini benar-benar luar biasa!

"Eun Ji, kau gila?! Kau pikir apa yang akan kau lakukan?" Pekik si pria tertahan. Eun Ji menatap pria yang menahannya dengan  tatapan berbinar. Benar-benar menakjubkan!

"Hai, Sayang! Lama tidak berjumpa, ya?" Katanya lembut. Senyuman manisnya yang paling memikat ia tampilkan. Padahal niat hati ia akan menemui pria ini setelah urusannya dengan bakteri pengganggu itu selesai. Namun, rupanya Mark Lee sendiri sudah tidak dapat lagi menunggu untuk bertemu dengannya, ya?

"Aku rindu sekali denganmu! Bagaimana dengan..."

"Tutup mulutmu, Eun Ji." Pria Lee itu mendesis dingin, memotong ucapan Eun Ji yang terdengar menjijikkan ditelinganya. Ia bergidik ngeri kala kalimat-kalimat dengan nada menggoda itu mampir ke gendang telinganya. "Berhenti bicara omong kosong."

Eun Ji mencebikkan bibirnya. Kecewa dengan sikap Mark. Tidak sesuai dengan ekspetasinya. Padahal, ia harap Eun Ji akan mendapatkan sambutan dan pelukan hangat dari Mark. Bukankah pria itu bilang suka pelukannya?

"Makeu jahat yaa pada Ji Ji." Katanya dengan nada manja yang dibuat-buat. Ia mengalungkan tangannya pada lengan Mark. Mengabaikan tatapan risih pria Lee itu. "Padahal kau bilang suka sekali jika kupeluk."

"Dulu." Mark berkata lugas. "Sekarang tidak sama sekali. Aku bahkan merasa jijik dengan kehadiranmu."

Wanita cantik itu tertawa renyah. Ah! Waktu ternyata memperbaiki lelucon garing pria Lee dihadapannya, ya? Ia jadi makin terobsesi dengan Mark Lee.

Mark mengerenyit ngeri. Benar, wanita dihadapannya memang sudah gila.

"Aduh leluconmu itu membuat perutku terasa kram." Katanya. Air mata sampai keluar disudut matanya. Tidak tahan dengan lelucon bodoh mantan suaminya. "Aku jadi semakin ingin memilikimu kembali."

Mark mendesah frustasi. Ia sempat menatap mata wanita dihadapannya. Berbahaya! Wanita ini berbahaya! Mata itu berkilat-kilat saat melihatnya. Seperti serigala yang mengintai mangsa.

Eun Ji tiba-tiba berhenti tertawa. Suasana mendadak terasa mencekam. Ia menunduk dalam. "Tapi nanti, setelah parasit-parasit itu berhasil kulenyapkan." Kata wanita itu dingin. Mark mundur selangkah. Dipikirannya saat ini hanya satu, mendial nomor rumah sakit jiwa!

"Tsk! Aku benci sekali melihat wajah terkejutmu itu. Kenapa kau bersikap seolah tidak mengenalku saja sih, Mark?"

Mark berhasil mengendalikan diri. Ia tidak sadar jika Eun Ji sudah sampai segila ini. Ia mengepalkan tangan, lebih menguatkan dirinya.

"Apapun yang terpikir di kepalamu dan hendak kau lakukan pada istri dan anak-anakku, harus kau lupakan, Eun Ji." Kata pria itu dingin. Mark tidak bisa menebak apa yang hendak wanita gila itu lakukan sekarang. "Berhenti mengganggu hidupku dan keluargaku."

AyahHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin