thirty four

20.1K 1.9K 212
                                    

Lisa tersentak kaget mendapati ada tangan yang melingkar di pinggangnya. Gadis itu mencoba menjauh, tapi Kevin menariknya kembali ke dalam pelukan hangat pria itu.

Dia memutar badannya menghadap Kevin. Pria itu masih tertidur di ranjangnya. "Kak." Lisa mengusap pelan pipi kekasihnya. "Bangun."

Kevin bergumam tak jelas. Mengeratkan pelukannya di pinggang Lisa. Mengubur wajah gadis itu di dadanya, matahari belum muncul dan balik tirai dan Lisa sudah membangunkannya.

"Katanya mau masak bareng aku."

Rasa kantuk masih menguasai Kevin. Dia akan malas melakukan segala sesuatu kala tubuhnya tak mau beranjak dari ranjang, ditambah kehadiran Lisa. Lengkap sudah kebahagiaan Kevin menjadi kaum rebahan akhir-akhir ini.

"Ayoo Kak. Jangan males." paksa Lisa, dia memukul punggung Kevin.

"Sebentar lagi Sa. Aku masih ngantuk."

"Kata Kak Kevin kemarin mau nemenin ke pasar."

"Masih ngantuk, Babe."

Kevin meletakkan kakinya di kaki Lisa, memeluk Lisa seperti guling. "Kak!" protes gadis itu, dia mengigit dada Kevin tapi kekasihnya tak bereaksi apa-apa. "Aku mau masakin Mama mumpung libur."

Kevin tak menjawab. Lisa mendengar napas pria itu yang teratur di puncak kepalanya. Lisa akhirnya memutuskan untuk ke pasar sendirian. Dia lupa Kevin tak suka keramaian, kekasihnya lebih suka berdiam diri di rumah sambil melihat isi iPad, memeriksa email dari relasi bisnisnya.

Lisa melepaskan kaki Kevin yang membelit dirinya. Gadis itu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan diri.

Lima belas menit berlalu, Lisa keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar. Dia mengambil pakaian ganti di lemari kamarnya. Jangan berpikir ada walk in closet di apartemen ini.

Tidak perduli nanti Kevin mencarinya. Lisa sudah berusaha membangunkan pria itu.

*******

"Sa." Kevin meraba-raba ranjang di sebelahnya. Mencari gadisnya, dia mau memeluk Lisa dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher favoritnya.

"Babe." meraba tempat tidur tanpa membuka mata, dia tetap tidak menemukan gadisnya.

Mata Kevin perlahan terbuka. Dia memutari setiap sudut kamar yang ditempati, mencari keberadaan Lisa. Dia melirik jam dinding yang terpasang di kamar gadisnya. Jam 6 pagi Lisa sudah tidak ada di tempatnya.

Seingatnya tadi satu jam lalu Lisa membangunkan dirinya untuk mengantar gadis itu ke pasar. Kevin menepuk dahinya pelan, dia mengambil ponselnya dan menghubungi Lisa.

Dia takut Lisa tak sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Kevin tidak memakai kendaraan apapun kemarin karena mereka naik di mobilnya yang pria itu berikan untuk Regan. Mobil Lisa pun dititipkan di penthousenya kemarin.

Kendaraan apa yang dipakai Lisa? Kevin bertambah cemas, untung di dering pertama Lisa segera mengangkat panggilan.

"Babe!" pekik Kevin tidak sabaran.

"Udah bangun?" suara bising memenuhi gendang telinga Kevin. "Aku masih di pasar, ada apa?"

"Kamu tadi berangkat naik apa?"

"Angkot."

Jawaban dari Lisa membuat rasa bersalah Kevin semakin menumpuk. Demi Tuhan, calon suami gadis itu seorang miliarder dan gadis itu memakai angkot sebagai kendaraan?! Kevin malu dengan dirinya sendiri, bisa-bisanya gadisnya berdempetan dengan penumpang lain. Sedangkan dirinya tertidur nyenyak di sini.

Me And Mr. Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang