three

38.3K 3.4K 273
                                    

Melewati perdebatan cukup lama, Lisa akhirnya diantar pulang oleh Kevin. Mulanya Lisa tidak setuju, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa sesudah mendengar ancaman Kevin yang tak akan memulangkannya.

Kevin memanglah anjim. Ya, Lisa tahu hal itu.

Di depan rumah, empat bodyguard kesayangan Lisa telah menanti kedatangan gadis itu. Tangan Lisa berkeringat, urusannya tidak mudah kalau bodyguard kesayangannya sudah mengeluarkan raut wajah masam.

Ini semua gara-gara Kevin, Lisa tertimpa masalah dan berpotensi besar adiknya akan mendiamkannya juga karena Kevin.

Mobil yang ditumpangi Lida berhenti tepat di hadapan Asta. Pintu mobil dibuka oleh Arkan dan Raka langsung menariknya ke belakang tubuh adiknya.

"Regan, Kakak...."

"Kakak bisa diam? Ucapan Kak Lisa gak akan menyurutkan kemarahan kita." ucap Regan menyentak Lisa. Gadis yang dipanggil Kakak itu menunduk. Jadi siapa yang harus menjadi seorang kakak di sini?

"Turun." Asta melirik ke dalam mobil, dia tahu Kevin yang membawa Kakaknya pergi tanpa ijin.

Kevin menurut, dia turun dari mobilnya. Wajahnya datar dan tak terpengaruh sama sekali dengan aura permusuhan dari adik-adik Lisa.

"Wow! Ada Bang Kevin di sini." Regan yang pertama kali berbicara pada Kevin setelah pria itu turun. "Pergi tanpa penjelasan dari datang lagi dengan muka tembok. Masih punya harga diri Bang?"

Lisa menyentuh lengan Regan. Dia merasa ucapan Regan terlalu kurang ajar untuk seseorang yang lebih tua dibandingkan dirinya.

"Laki-laki minim tanggung jawab gak cocok buat Kak Lisa. Kenapa balik ke Indo lagi? Gak laku ya di luar negeri? Bule-bule cewek pada eneg ngelihat Bang Kevin? Sama kok, itu pasti yang dirasain Kak Lisa." lanjut Regan.

"Kak Is." Asta menoleh padanya. Lisa meremas lembut lengan Regan, meminta perlindungan. "Masuk Kak."

"Asta, Kak Is—"

"Masuk Kak!" bentak Asta. Lisa berjengit kaget.

Arkan menatap Asta penuh peringatan. "Jaga nada ucapan lo Kak, lo buat Kak Lisa kaget."

"Maaf. Kak Is tolong banget Kakak masuk ke dalam." nada suara Asta berubah lembut.

Lisa mengangguk. Dia takut lebih lama ada di tempat ini, suasananya sangat mencekam. Ucapan Asta lembut, tapi matanya berkilat tajam. Lebih baik Lisa mengamankan diri daripada dia ikut kena semprot adik serasa Ayahnya.

"Mau apa Bang Kevin ke sini?" memastikan Lisa tak berada di dekatnya lagi. Raka angkat bicara. "Udah dari lama Bang Kevin ninggalin kami, buat Kak Lisa sedih. Nangis setiap hari sampai kami bingung cara nenangin Kak Lisa sendirian."

"Biasa Ka, orang gak tau diri mana punya muka. Saking gak punya muka, dia cari-cari ke sini." timpal Regan. Harusnya Kevin merasa terbully dengan semua pernyataan saudara Lisa.

"Abang gak membantah ucapan kalian. Abang ke sini cuma mau memperbaiki semua." balas Kevin tenang.

"Kak Lis udah bisa hidup tanpa Bang Kevin. Keberadaan Bang Kevin gak dibutuhkan sama sekali. Sekarang Abang bisa pergi." lagi-lagi Regan yang membalas. Tentu saja orang yang merasa paling sakit hati adalah Regan, dia sudah mempercayai Kevin hingga membiarkan Lisa menghabiskan hari-harinya bersama pria itu.

Yang di dapat Regan sebagai balasan bukan kebahagiaan Lisa. Malah berbanding terbalik dengan ekspektasinya. Lisa menangis, Lisa sedih dan Lisa sakit karena tidak makan berhari-hari. Itu semua di sebabkan oleh Kevin. Regan tak akan membiarkan orang yang menyakiti kakak tercintanya kembali tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Me And Mr. Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang