nine

24.7K 2.5K 142
                                    

Siapa yg punya wattpad semenjak corona?

******

"Aku berangkat naik mobil sendiri. Kak Kevin punya mobil lebih dari tiga kan?" Lisa memakai flat shoesnya. Dia bersiap pergi ke kantor, semalam dia terpaksa menginap di rumah Kevin.

Asta menelfon dirinya berulang kali dan telefon itu baru berhenti saat Ibunya berkata kalau Lisa menginap di rumah Inez. Kalian tak perlu meragukan kekompakan antara Laras dan Lisa. Mereka sungguh kompak, sifat Laras pun banyak menurun ke Lisa.

Benar, sifat yang kalem dan anggun.

"Aish." Lisa melempar flat shoes yang tidak senada dengan pakaiannya. Dia mengganti jajaran flat shoes di lemari sepatu, memilih sepatu yang pas untuk dirinya.

"Kenapa Sa?" Kevin duduk di samping Lisa, dia menyodorkan dasi yang belum terpasang ke hadapan Lisa. "Pasangin."

"Flat shoes yang aku bawa cuma sepuluh pasang? Aku kira kemarin bawa banyak." ucap Lisa. Tangannya mengikat dasi sesuai dengan yang diajarkan ibunya.

"Besok kita beli." Kevin melonggarkan ikat pinggang yang dipakai Lisa. "Jangan terlalu ketat."

"Belum sempet benerin." Lisa menepuk dada Kevin, "Udah selesai. Sana kerja."

"Mau berangkat bersama?"

Lisa menggeleng. Dia tak tahu tempat Kevin bekerja, siapa tahu mereka bekerja yang tempat yang berbeda dan jaraknya jauh. Kasihan Kevin jika terlambat bekerja.

Lisa tidak bekerja di kantor Ayahnya, dia bekerja di kantor perusahaan Aland-Kakek dari Kevin-yang dikelola orang kepercayaan Aland. Pengalaman terakhir dia bekerja di kantor Ayahnya, ada orang yang berani melecehkan Lisa. Tapi Lisa yang pandai bela diri tentu tidak bisa diam saja ketika ada orang yang kurang ajar terhadapnya.

Orang itu masuk rumah sakit gara-gara serangan Lisa. Kabar itu cepat menyebar dan Lisa memutuskan berhenti di kantor Ayahnya. Namun setelah laki-laki yang melecehkan Lisa itu keluar dari rumah sakit, dia lagi-lagi masuk ke rumah sakit tanpa Lisa tahu sebabnya. Yang dia tahu hanya laki-laki itu di mengalami lumpuh sementara karena tulang ekornya retak dan beberapa giginya rontok.

Lisa bergidik ngeri membayangkan orang itu. Sudah jatuh miskin, bertambah jelek pula. Dan bukan golongan orang yang good attitude. Hanya wanita yang benar-benar tulus mau menerima banyak kekurangan laki-laki itu.

Lisa berjalan masuk ke dalam mobil sesudah mengambil salah satu kunci mobil terletak di lemari khusus perkuncian di penthouse Kevin. Dia turun menggunakan lift ke parkiran jajaran mobil-mobil Kevin. Ada sekitar 27 mobil pengeluaran terbaru terparkir rapi di sana.

Lisa menekan tombol dan mobil yang direkomendasikan Kevin langsung berbunyi. Dia memakai kacamatanya hitamnya lalu masuk ke dalam mobil.

Gadis itu menjalankan mobilnya ke kantor. Tak perlu waktu lama, kantor Lisa dan penthouse Kevin kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh. Dia mendengarkan lagu selama perjalanan menuju kantor agar tidak suntuk di perjalanan.

Lisa turun dari mobilnya. Sambutan yang sama dia dapatkan setiap hari, pandangan memuja dari laki-laki manapun yang melewatinya.

Lisa melepas kacamata yang bertengger di wajahnya. Dia mengambil tas kerjanya, berjalan masuk ke dalam. Sesekali dia menjawab sapaan yang ditujukan padanya.

"LISAA!!" pekikan Inez yang menyapa Lisa di pagi yang cerah.

"Apa?"

Lisa dan Inez berjalan beriringan. Mereka terbiasa menjadi pusat perhatian di kantornya, dua primadona Hendrawan Company.

Me And Mr. Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang