thirty

20.4K 2.2K 314
                                    

"Mama masak apa?" Lisa mengintip dari balik punggung ibunya.

Mereka memutuskan tinggal di apartemen sahabat Laras yang sering Lisa panggil Tante El atau Tante Elle. Apartemen yang lama tak ditinggali namun terawat dengan baik. Satu bulan telah berlalu, kehidupan Laras dan Lisa sejauh ini baik-baik saja. Mereka hidup dari gaji yang Lisa tabung. Pure hasil kerja keras gadis itu sendiri.

Lisa menolak tawaran Kevin yang memaksa memberi uang pada Laras supaya kehidupan Lisa dan ibunya terjamin. Dia ingin merasakan hidup sederhana tanpa ada uang yang berlebih.

Walau Lisa menolak, Kevin terkadang memenuhi isi kulkas sampai penuh buah-buahan kesukaan Lisa dan Laras lengkap berada di kulkas.

Lisa selalu menghindar dari ayahnya. Tidak hanya sekali ayahnya datang ke kantor Kevin, di hari ketujuh Lisa dan Laras tak kembali ke rumah. Hardi mulai mencari keberadaan istrinya yang tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi.

Melacak keberadaan Laras bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. Dia mengerahkan seluruh tenanganya, uang dan kekuasaannya mencari Laras sampai ke luar negeri. Hasilnya sama, anak dan istrinya tak ditemukan.

Laras memantau kegiatan Hardi dari jauh. Dia meminta Asta dan ketiga anak kembarnya mengurus Hardi, jangan sampai pria itu telat makan. Dia meminta mereka menemani Hardi hingga makanan pria itu tandas.

Untuk komunikasi dengan anaknya. Asta membeli laptop pengeluaran terbaru yang terkenal canggih, tak cuma satu laptop tapi empat buah sekaligus. Ketiga adiknya yang lain juga harus mempunyainya.

Menurun kejeniusan ayahnya. Asta membuat pertahanan laptop mereka tak bisa dijajah oleh hacker manapun. Mau sekuat apa saja usaha ayahnya menembus pertahanan laptop mereka, tak akan berhasil. Asta selalu mengecoh ayahnya, agar pria itu berpikir anaknya melakukan pertemuan online dengan teman-temannya. Bukan Laras.

Alhasil, keadaan Hardi yang biasanya tertata rapi menjadi tak karuan. Hardi tak mau memakai pakaian yang disiapkan pelayan, dia ingin Laras yang menyiapkan pakaiannya. Cara berpakaian Hardi kembali terkesan kuno karena dia memilih sendiri baju yang dipakai.

"Bekal kamu udah Mama siapin di meja makan. Hari ini menu kita ayam rica-rica."

Lisa memekik girang, Laras memindahkan piring berisi rica-rica ke atas meja makan. Pintu apartemen diketuk dari luar. Lisa beranjak dari dapur menuju pintu apartemen. Seperti biasa, Kevin akan datang ke apartemen mereka.

"Datang juga yang ditunggu." Lisa menerima sodoran bunga dari Kevin.

"Kevin." Laras yang sedang memindahkan nasi ke mangkuk menghampiri Kevin yang langsung mengambil tangannya, menyalami.

Kevin dipersilahkan duduk di kursi sebelah Lisa. Meja makan yang hanya memuat empat orang. Tidak seperti rumah Hardi yang bisa menampung satu keluarga besar.

"Maaf ya Tante cuma sempat masak rica-rica."

Kevin maklum. Dari mata sembab Laras semua sudah terjawab, wanita itu kesulitan tidur dan menangis untuk waktu yang lama. Apalagi kalau bukan menangisi suaminya.

Sekuat-kuatnya seorang wanita panutan Lisa. Dia juga bisa menangis.

"Apa aja yang dimasak Tante, aku bakalan suka." balas Kevin ringan. Dia mengambil sendok dan garpu setelah Lisa mengambilkan nasi dan lauk.

Laras ingin mengutarakan pertanyaan pada Kevin. Tapi dia urungkan. Memilih bungkam.

"Mama makan yang banyak. Beberapa hari ini porsi makan Mama berkurang." Lisa mengambilkan ayam rica-rica dan nasi ke piring Laras.

Laras hanya mengangguk sambil tersenyum lebar. Memperlihatkan pada anaknya kalau dia tak perlu khawatir memikirkan keadaan yang terjadi.

"Om Hardi baik-baik aja." tiba-tiba Kevin menjawab yang ada di pikiran Laras. "Tante gak perlu cemas. Cuma penampilan luar aja yang agak berantakan, soal kesehatan. Om Hardi baik."

Me And Mr. Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang