one

74.1K 3.7K 99
                                    

Lisa menyentuh lengan seseorang yang hendak meninggalkannya pergi. Dia menahan pergerakan pemuda itu sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Jangan tinggalin aku." gadis yang tengah menginjak bangku awal kelas dua belas SMA itu berkaca-kaca. Genggaman tangannya lebih erat.

"Aku harus pergi, Lisa." laki-laki itu melepas genggaman tangan Lisa lalu berganti menangkup pipi gadisnya. "Aku janji, setelah aku lulus. Aku bakalan balik ke Indonesia."

"Kenapa gak kuliah di sini aja? Kenapa harus Harvard?" setetes air mata jatuh dari matanya. Elusan di pipinya begitu terasa lembut. "Di Indonesia banyak universitas bagus, Kak Kevin bisa pilih sepuasnya."

Lisa menangis dan Kevin tak sanggup melihat setetes air mata jatuh membasahi pipi Lisa. Tidak tahukah gadisnya, hati Kevin teriris menatap air mata gadisnya. Semakin berat rasanya meninggalkan negara ini jika Lisa terus menahan dirinya tetap tinggal. Sedangkan ada impian yang harus dia gapai.

Kabar tentang perginya Kevin juga sangat mendadak untuk Lisa. Baru tiga tahun mereka berada di satu kota yang sama namun kenyataan membawa gadis itu bahwa Kevin tidak lama berada di dekatnya. Baru dua jam lalu dia menemukan kertas yang bertuliskan penerimaan Kevin sebagai salah satu murid di universitas paling terkenal di dunia itu.

Lisa harus berlari keluar rumah untuk bertemu laki-laki itu sebelum dia pergi meninggalkan Lisa sendirian.

"Kak Kevin gak ngomong apapun sebelumnya. Terlalu mendadak kepergian Kakak."

Kevin mengangkat kepala Lisa mendongak ke arahnya. "Aku akan cepat pulang. Kamu tunggu aku di sini."

"Gak mau." Lisa menubruk tubuh Kevin. Memeluk erat pemuda itu. "Aku gak mau Kak Kevin pergi. Please, stay with me."

Kevin membiarkan Lisa memeluk dirinya. Dia membalas pelukan gadisnya tak kalah kencang, pelukan yang akan selalu dia ingat selama dia tak bersama Lisa.

"Aku sayang kamu, Sa. Tunggu aku." Kevin menguraikan pelukannya. Dia melepas sesuatu dari lehernya, memasang benda itu ke leher Lisa. "Lihat kalung ini kalau kamu kangen aku. Ingat aku selalu ada buat kamu walau dari jauh."

Sebuah kecupan mendarat di kening Lisa. Kevin memejamkan mata sesaat, meresapi kebersamaan terakhirnya sebelum dia kembali lagi ke sini.

Perlahan tubuh Kevin menjauh dari Lisa. Dia meninggalkan gadis itu menuju pintu keberangkatan bandara. Dia segera berlari meninggalkan Lisa sendirian sebelum dia bertambah berat meninggalkan gadis itu sendirian.

"Kak Kevin!" teriak Lisa setelah tubuh Kevin menghilang.

"KAK KEVIN!"

Lisa ingin berlari tapi semua sia-sia. Dia hanya terpaku di tempatnya beberapa menit. Sampai pesawat yang ditumpangi Kevin mulai berangkat, dia berlari keluar bandara. Berdiri memandang pesawat yang meninggalkan tempat kelahirannya perlahan.

Lisa terduduk di aspal. Dia menangis dalam kesendirian, ditinggalkan orang yang begitu disayangi ternyata sesakit ini.

*****

Keringat membanjiri wajah seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya. Lisa mengusap dahinya, mimpi itu mendatanginya lagi. Sudah terhitung tujuh tahun lalu dan tiba-tiba ingatan itu menghampirinya sekarang.

Lisa yakin laki-laki yang pernah berjanji padanya itu sudah lupa dengan apa yang pria itu ucapkan. Buktinya, dia tak mendatangi Lisa setelah studinya selesai.

Mungkin pria itu tidak mengingat Lisa. Bisa juga ada orang baru yang menggantikan posisi Lisa. Sesuai saran Inez, dia sudah membeli alat untuk cepat move on dari mantan. Yaitu, stop kontak.

Me And Mr. Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang