seven

26.6K 2.6K 359
                                    

Hey, aku double up lagi 😔

******

Orang-orang yang melewati Lisa, menatap heran gadis itu. Terduduk di pinggir trotoar, di samping tempat sampah dan membuang tisu yang telah dia pakai ke tong sampah.

"Kasihan ya. Cantik-cantik, gila." komentar salah satu wanita muda pengguna jalan yang melewatinya.

"Gila mata lo! Mau gue cabein mulut lo?!" Lisa melepas flat shoes di kakinya. Bersiap melempar wanita itu dengan sepatu hasil nyolong lemari sepatu Laras.

Lisa meluruskan kakinya yang pegal. Gadis itu mengambil sisa tisu terakhir dan membuang wadah tisu itu ke tong sampah. Dia berjalan kembali ke parkiran mobil, saat dia menginjak batu. Gadis itu menendang si batu dan berkata.

"Batu sialan! Ganggu jalan gue! Nangkring di tempat lain kan bisa!"

Dia menangis setelah membaca semua surat yang Kevin berikan kepadanya. Lisa jadi bingung harus bersikap bagaimana setelah ini. Lisa secepatnya menuntaskan Jeno di tangannya, perduli setan Jeno itu siapa. Laki-laki kebayakan bayclin di kulitnya itu sudah berhianat pada Lisa.

Lisa bisa merasakan mendadak kepalanya berdenyut, dia lupa dia belum sarapan dan makan siang. Akhir-akhir ini pola makannya juga tidak teratur, pasti asam lambungnya kumat.

Jangan sampai Lisa pingsan di sini. Jatuhnya tidak lucu dia sehabis menangisi takdirnya lalu pingsan sebab lambungnya tak bisa diajak kompromi.

Lisa menumpukan tubuhnya ke tiang. Mengusap kepalanya yang mulai berkeringat, bisa berabe dia kelamaan di tempat ini. Nanti bisa-bisa tubuhnya digotong orang dan dijadikan tumbal pesugihan.

Tinggal sejengkal lagi Lisa sampai pada mobilnya, tapi dia sudah tak kuat menahan berat tubuhnya lagi. Perempuan itu lunglai tak sadarkan diri.

******

"Dimana dia sekarang?"

Kevin melihat jalanan kota yang dia lintasi. Sangat padat. Dia baru selesai bertemu dengan Ardi—adik ipar Ayahnya yang mengendalikan Hendrawan Company sejauh ini. Ardi menjelaskan tentang rencana kedepannya untuk Hendrawan Company. Sekarang tugas perusahaan Hendrawan di serahkan penuh ke tangan Kevin.

"Dari GPS yang terpasang di jam tangan Nona, dia sedang berada di..." Justin mengamati lebih cermat layar di depannya. "....pinggir jalan?"

"Untuk apa dia di pinggir jalan Justin?" Kevin tertawa remeh. "Ada-ada saja. Berikan informasi yang benar!"

"Benar Tuan Muda. Nona duduk di pinggir jalan."

"Pergi ke tempat itu sekarang."

Justin mengangguk. Dia menjalankan mobilnya sesuai arahan GPS tempat Lisa sekarang. Setelah mobil sampai ke tempat tujuan, Kevin mengawasi Lisa yang terisak di trotoar.

"Mengapa dia menangis?"

"Biasalah!" balas Justin spontan.

"Apa?"

"Maksud saya, mungkin Nona sedang mengalami kejadian berat."

Kevin turun, menyebrangi jalan. Berdiri dari jauh mengawasi gadisnya, dia ikut pergi saat Lisa ingin pergi ke tempat mobilnya terparkir.

Kevin khawatir ketika Lisa memijat keningnya sambil menyentuh tiang listrik di samping gadis itu.

Kevin tetap mengawasi dari belakang. Laki-laki itu berlari mendekati Lisa saat gadis itu limbung tak sadarkan diri, dia mengangkat tubuh Lisa membawa tubuh itu ke dalam mobilnya dan membentak Justin segera menjalankan mobilnya ke rumah sakit Kakeknya.

Me And Mr. Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang