twenty five

19.5K 1.9K 168
                                    

WAIT! sebelumnya aku mau tanya.

Kalau tiba-tiba kalian papasan sama mantan gebetan. Dan kalian ngeh-nya itu waktu mergokin dia ngelihatin kalian. Nah, kalian itu masih deg-degan.

Itu tandanya masih suka gak sih?

******

"Susah Kak kalau udah ada Mama di belakang Bang Kevin." ucap Arkan menengahi perdebatan di kamarnya.

Arkan, Raga, Asta dan Regan sedang berkumpul di markas mereka yaitu kamar Arkan. Mereka berbincang tentang kedatangan Kevin yang tiba-tiba menginap di rumah Hardi. Tak ada badai tak ada gempa maupun tsunami. Namun Laras tadi memberi pengumuman jika Kevin akan tinggal di sini selama yang pria itu mau.

"Lagian Kak Is ngapain sih maafin itu orang gampang banget. Gak ingat apa dulu sampai nangis-nangis di kamar gara-gara gak dikabarin sama Bang Kevin." gumam Regan kesal.

"Gue mau kasih pelajaran Bang Kevin tapi di depannya ada Mama. Mana berani gue," timpal Asta.

"Kalian udah coba ngomong ke Bang Kevin alasan dia selama ini?" tanya Arkan datar. Tangan pemuda itu dimasukkan ke dalam kantong dam tubuhnya bersandar di tembok.

"Semua udah jelas." sahut Raka.

"Lo gak bisa memutuskan dengan lihat dari satu sudut pandang Ka."

"Lo butuh bukti apa lagi? Lo gak lihat betapa sakit hatinya Kak Lisa dulu?" Raka terpancing emosi, dia beranjak dari duduknya dan menghampiri saudara kembarnya.

"Bukannya Kak Lisa bodo amat sama kepergian Bang Kevin?" Arkan balik bertanya. "Kalian jangan menutup mata. Ingat prinsip Kak Lis, laki-laki bukan segalanya, selama wanita masih bisa hidup tanpa adanya laki-laki, maka dia akan tetap melanjutkan hidup."

"Satu bulan pertama setelah kepergian Bang Kevin. Lo ingat hancurnya Kak Lis?" sekarang Regan yang bertanya.

"Kita gak tau apa yang terjadi selama kita pergi Gan. Lo gak bisa menyimpulkan sesuatu secepat itu."

"Arkan lama-lama lo—"

Asta menginterupsi kalimat Regan yang belum usai. "Lo emang bener Kan." Asta menatap lurus ke depan. "Tapi kita baru lihat dia setelah sekian lama. Kita gak tau gimana perjuangan Bang Kevin, jadi kita pantau sementara."

"Kak Lis udah beneran maafin Bang Kevin?" tanya Raka memastikan. Masih belum percaya kejadian beberapa saat lalu ketika Kevin dan Lisa sengaja mengumbar kemesraan di depan mereka berempat.

"Dengan berat hati gue harus ngomong iya." jawab Asta lesu.

******

Lisa menyandarkan kepalanya ke dada Kevin. Mereka menonton film yang belum diselesaikan gadis itu kemarin dan jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Kebetulan besok adalah hari libur, mereka bisa tidur sepuas mereka.

"Ya ampun Edward ganteng banget." puji Lisa sembari memakan roti coklat.

"Ganteng aku." bantah Kevin. Dia menutup mata Lisa yang melotot melihat aktor di dalam film itu.

L

isa melepaskan tangan Kevin dari matanya. Dia mencubit pipi pria itu, lalu mengecupnya. "Kak Kevin lucu, jadi pengen peluk."

Kevin merengkuh tubuh Lisa ke dalam pelukannya. "Buat beberapa hari ke depan. Kita gak bisa tidur satu kamar Sa."

"Harusnya dari awal juga gak boleh."

"Nanti aku usahakan pergi ke kamar kamu."

Lisa menatap Kevin penuh peringatan. "Jangan coba-coba. Ada adik-adik aku."

"Aku pasti bisa ambil celah."

Lisa kembali memandang televisi. Sedikit perbincangan juga dilakukannya dengan Kevin. Namun keseruan Kevin dan Lisa harus terhenti saat mendengar suara orang berdehem dari arah dapur.

"Udah jam 10. Waktunya tidur." ucap Raka entah kepada siapa.

"Gak baik perempuan dan laki-laki bersama terlalu lama tanpa ada hubungan yang jelas." sindir Regan.

Regan menyenggol lengan Arkan agar pemuda itu membantu mereka menyindir kebersamaan dua sejoli di depan televisi.

Arkan menarik napas panjang. "Filmnya bagus." ucapnya menghancurkan ekspektasi Regan dan Raka.

"Arkan berkhianat." Raka melotot tak suka.

"Bukan temen lo Kan." Regan menendang tulang kering Arkan.

"Gue kembaran kalian."

Regan memutar bola matanya jengah. Tangannya menggantung di udara ketika mau menepuk paha Asta. Pemuda itu mencari keberadaan Asta yang ternyata berdiri di pojok dapur dan menerima telefon dari seseorang.

Regan mendengus, mendekatkan dirinya dengan Asta dengan mata yang terus mengawasi Lisa. Gadis itu tampak bodo amat.

"Iya Sayangkuuu, jangan lupa makan."

Cih, alay. Regan bergidik ngeri mendengar suara Asta yang melebihi lembutnya sutra. "Woilah anjir! Di suruh jaga pos malah ngebucin!"

Asta tersentak kaget. Dua buru-buru berpamitan pada kekasihnya sebelum memutuskan sambungan telefon. "Apaan sih, ganggu aja."

"Lo gue suruh jaga pos Kak. Ini udah lebih dari jam 10. Jam Kak Lis tidur."

Asta menepuk dahinya. Panggilan telefon dari Sayang mengalihkan dunianya. "Gue lupa. Sorry-sorry."

"Sono cepet ambil posisi."

Sementara itu di tempatnya, Lisa semakin mengeratkan pelukannya. Dia dengan berani naik ke atas pangkuan Kevin dan memeluk leher calon suaminya, meletakkan kepalanya di perpotongan leher Kevin.

Mata ketiga adiknya melebar. Arkan hanya menatap datar adegan romantis di hadapannya. Terlalu sering menonton kemesraan orang tuanya membuat pemuda itu kebal.

"Wah main-main." Raka meremas-remas jemarinya.

Langkah lebar Regan menghampiri Lisa dan memaksa gadis itu melepas pelukannya. "Balik ke kamar. Tidur."

"Gak mau." pelukan Lisa di leher Kevin bertambah erat.

"Kak, jangan ngeyel. Gak baik anak perawan jam segini belum tidur."

"Emang siapa yang masih perawan?"

Baru kali ini Arkan tersedak dengan jawaban Lisa. Dia menepuk dadanya yang berdegup kencang. Regan, Raka terpaku di tempat dan Asta menjatuhkan ponselnya ke lantai.

"Bercanda elah. Serius amat."

"Gak lucu." balas Arkan tajam.

Regan mengambil paksa tubuh Lisa dari pangkuan Kevin. Menggendong tubuh itu di dekat kamar tamu. Gadis itu meminta pindah dari kamarnya di lantai empat menjadi berpindah di lantai dua, Regan tak tahu alasannya apa.

"Tidur."

"Regan! Ish, pindahin lagi gak?!"

"Enggak." Regan meletakkan tubuh Lisa di ranjang penuh kehati-hatian. Lalu mengecup kening Lisa. "Waktunya tidur. Good night my lovely sister."

"Maksa, gak like."

Regan terkekeh. Dia sedikit berlari ke pintu kamar sebelum Lisa mendahuluinya. Dia menutup pintu kamar Lisa dan berjaga di depan. Asta, Regan dan Asta sepakat berjaga di depan kamar Lisa supaya Kevin tak bisa menyelinap diam-diam ke kamar kakak mereka.

******

Me And Mr. Billionaire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang