45. Cara kerja Danu

Mulai dari awal
                                    

"Tunggu dulu. Sepertinya aku mulai paham kenapa kamu bersikap sinis padahal aku bertemu Dara itu, merupakan bagian dari rencanamu. Maksudmu aku melanggar aturan ... mempengaruhi Dara ... itu tentang Vicky, bukan? Astaga Danu ...."

Dani tidak membantah sama sekali.

"Aku hanya memanfaatkan waktu dengan baik dan mengatakan hal yang baik juga. Bukankah dengan kamu pun selalu kubilang kamu akan menyesal memecat Vicky? Dia perempuan yang baik! Dia setia padamu!" Suara Lucy meninggi.

"Tidak ada satu orang pun yang berhak mengomentari keputusanku."

"Kamu ditipu oleh Julia, Danu! Sampai kapan kamu akan menutup mata? Julia memfitnah Vicky karena Vicky ingin menjauhkan ular itu darimu! Vicky menghormatimu karena mengangkatnya dari kehidupan sampahnya! Dia menyukai Dara karena Dara perempuan yang baik! Dia hanya berusaha membuat kehidupan pernikahanmu dengan Dara baik-baik saja, tidak lebih!"

"Dengan memakai uang kas perusahaan untuk kepentingan pribadi?"

"Sudah kubilang dia dijebak!!!"

"Sudahlah, Lucy. Kamu ikut campur terlalu jauh. Ambil uangmu, keluar dari sini. Aku tidak punya waktu untuk meladenimu." Danu menunjuk pintu dengan dagunya, mengusir Lucy terang-terangan.

Lucy menggelengkan kepalanya, habis akal. Dia berdiri lalu segera pergi meninggalkan Danu di ruangannya sendiri. Sepeninggal Lucy, Danu kembali duduk di kursi kebesarannya. Memeriksa ponselnya, dan tersenyum melihat apa yang tertera di layar. Dara menghubunginya, panggilan video. Beberapa kali. Tidak terjawab karena tadi ada beberapa orang tamu termasuk Lucy. 

Danu melihat pintu sekali lagi, memastikan sudah tertutup sempurna, barulah dia menghubungi kembali sang istri dengan panggilan yang sama--panggilan video.

***

Hari ini Danu bekerja, Nina sekolah, dan Firly pergi untuk memeriksa usaha-usahanya. Yang Dara kagumi adalah kemampuan keluarga Danu mengelola beberapa usaha dengan bidang yang berbeda-beda, dan kesemuanya tertangani dengan baik. Sekarang, tinggallah dia berdua dengan Julia serta para pekerja rumah tentu saja.

Dara suka sekali jalan-jalan mengitari rumah karena dengan kondisi perut yang terus semakin membesar dan bertambah berat, hanya itu olahraga yang mampu dia lakukan. Sayangnya, dia tidak sengaja berjalan ke arah tempat di mana Julia sedang menghabiskan waktunya. Lokasi kesukaan wanita itu, bar mini di dekat ruang tamu.

"Sedang butuh sesuatu, Kakak Ipar?" sapa Julia sambil memiringkan tubuhnya hingga menghadap ke arah Dara.

Dara meneruskan langkahnya karena terlanjur terlihat oleh Julia. "Hanya jalan-jalan karena bosan di kamar terus," jelas Dara.

"Kenapa tidak keluar. Berbelanja. Berkumpul dengan teman-teman. Atau mungkin kamu tidak punya teman?"

Langkah Dara terhenti lalu dia menoleh ke belakang untuk melihat Lucy. "Kamu benar, aku memang tidak memiliki teman." Dia tersenyum lebar. "Senang sekali rasanya saat tahu adik iparku mengenalku dengan baik."

Jangan pernah biarkan lawan bicara mengontrol emosimu. Sebaliknya, berikan reaksi yang mungkin akan membuatnya kesal. Begitulah cara orang bijak menghadapi musuh.

Dara kembali menatap ke depan dan melanjutkan langkahnya. Dia sudah berjanji pada Danu dan tidak akan merusak janjinya itu. Kehadiran Julia hanya sementara. Gadis yang tidak gadis lagi itu tidak boleh terus menerus menjadi alasan Dara mempertanyakan pernikahannya. Lucy hanya orang luar. Yang terpenting dari pernikahan mereka hanyalah Danu dan dirinya. Selama Danu bersikap baik padanya, Dara harus membiasakan diri menghadapi serentetan masalah yang akan timbul dalam pernikahan mereka, termasuk keluarga lelaki itu yang sikapnya terlalu menyebalkan.

DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang