RAFFA (END)

By inivaa

3.5M 297K 23.9K

LINK UNTUK PEMESANAN NOVEL RAFFA ADA DI BIO!! . . Semua orang tahu sedingin apa sifatnya, sedatar apa wajahny... More

Prolog
Ke - 1
Ke - 2
Ke - 3
Ke - 4
Ke - 5
Ke - 6
Ke - 7
Ke - 8
Ke - 9
Ke - 10
Ke - 11
Ke - 12
Ke - 13
Ke - 14
Ke - 15
Ke - 16
Ke - 17
Ke - 18
Ke - 19
Ke - 20
Visual 1
Visual 2
Bantu follow yuk
Ke - 21
Ke - 22
Ke - 23
Ke - 24
Ke - 25
Ke - 26
Ke - 27
new!!
Ke - 28
Ke - 29
Ke - 30
Ke - 31
Ke - 32
Ke - 34
Ke - 35
Ke - 36
Ke - 37
Ke - 38
Ke - 39
Ke - 40
Ke - 41
Ke - 42
Ke - 43
Ke - 44
Ke - 45
Ke - 46
Ke - 47
Ke - 48
Ke - 49
Ke - 50
Ke - 51
Ke - 52
Epilog
Extra part!
KABAR BAIK!!!
INFO TERBIT!!
VOTE COVER dan INFO PRE ORDER!!
PRE ORDER

Ke - 33

52.6K 4.6K 765
By inivaa

Selamat hari senin!!!

Semoga suka yaa:)

🌱

- Permintaan Devan -

2 bulan berlalu.

Selepas dari masalah Vio, Raffa dan Khanza. Kini semua kembali seperti semula, namun bedanya seluruh warga sekolah mulai dari guru, siswa-siswi, satpam, penjaga sekolah hingga penjual di kantin tahu bahwa Raffa memiliki alter ego yang bernama Daffa. Hal itu membuat mereka semua sangat berhati-hati, tidak mau mencari masalah atau membuat Raffa emosi. Mereka juga lebih memilih untuk kembali berteman dengan Khanza, tidak lagi mencibir atau menatap Khanza tidak suka hanya karena Khanza kekasih Devan tetapi dekat dengan Raffa.

Bicara soal Devan, hubungannya dengan Khanza juga masih berlanjut. Raffa tak mempermasalahkan itu selagi Devan tidak meminta Khanza macam-macam atau berbuat hal aneh pada gadisnya. Berbeda dengan Devan, jika Raffa tampak santai akhir-akhir ini Devan selalu dilanda api cemburu. Tak jarang Devan melarang Khanza untuk bersama Raffa, tak jarang juga Khanza tidak menurutinya.

Seluruh siswa-siswi kelas X dan XI tengah mempersiapkan diri untuk Ujian Kenaikan Kelas yang akan diadakan 2 minggu lagi dari sekarang. Setiap malam, Raffa selalu mengajari Khanza pelajaran yang Khanza tidak suka yaitu Kimia dan Fisika. Karena ketidaksukaannya Khanza pada 2 pelajaran itu membuat nilainya jauh dibawah Raffa.

Seperti malam ini, Raffa baru saja kembali dari dapur dengan membawa sepiring nasi goreng buatannya untuk Khanza. Sedari tadi Khanza terus merengek lapar membuatnya ingin menghentikan acara belajar ini. Raffa yang tidak kehilangan akalpun lantas membuatkan Khanza makan malam.

"Ish Raf! Udah ah belajarnya!" seru Khanza lalu memasukan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Ngga Ca, nilai kamu kecil di pelajaran Kimia dan Fisika," balas Raffa santai.

"Raffa! Nilai aku cuma pas KKM kecil darimananya sih?!" tanya Khanza kesal.

Raffa menoleh lalu mengacak rambut Khanza, "Lagiankan ujiannya masih lama, masih ada dua mingguan lagi. Kenapa aku harus belajar sekarang-sekarang? Padahalkan malamnya sebelum ujian juga aku masih bisa belajar Raffa!" lanjut Khanza panjang.

Raffa tertawa pelan, "Cepet abisin makannya. Isi soal Kimia dan Fisika juga butuh tenaga," goda Raffa lantas Khanza memakan nasi goreng itu dengan ganas.

"Pelan-pelan sayang," ucap Raffa membuat Khanza terdiam sejenak.

Sayang?

🌱

Khanza sudah siap dengan seragamnya. Ia duduk di bangku teras rumahnya untuk menunggu Devan. Semalam Devan mengatakan padanya bahwa ia akan menjemput dan Khanza jangan berangkat lebih dulu apalagi bersama dengan Raffa.

Matanya melihat sosok Raffa yang membuka gerbang rumahnya. Pagi ini lelaki tampan itu mengenakan hoodie pemberiannya beberapa bulan lalu. Hoodie hitam pilihannya yang sangat cocok di tubuh Raffa.

Rambut gondrongnya sedikit berantakan membuat Khanza menggelengkan kepala pelan.

"Woi kalo mau sekolah tuh sisiran dulu. Mau tebar pesona?!" pekik Khanza dari rumahnya.

Hal itu membuat Raffa menoleh lalu tersenyum, ia pikir Khanza sudah berangkat karena semalam memang Khanza berkata akan berangkat bersama dengan Devan.

Raffa kembali menutup pintu gerbangnya setelah mengeluarkan motor, lalu ia menjalankan motornya ke depan gerbang rumah Khanza. Membuat sang empu berjalan mendekat, sekarang ia memilih untuk menunggu Devan di depan gerbang saja lumayan ada Raffa yang menemani.

"Dikira udah berangkat," ucap Raffa seraya mengusap puncak kepala Khanza.

"Kak Devan masih otw," balasnya santai.

Kini tangannya terulur untuk merapikan rambut Raffa, "Sisiran dulu apa susahnya sih Raffa?" tanyanya lembut.

Raffa tampak diam menikmati wajah cantik Khanza yang tepat ada di hadapannya. Walau harus menunduk karena tinggi Khanza jauh di bawahnya, ia tetap menikmati itu. Apalagi aroma tubuh Khanza yang membuatnya nyaman sehingga Raffa langsung memeluknya.

Bertepatan dengan itu, mobil Devan berhenti di samping motor Raffa. Di dalam mobilnya Devan menggeram kesal melihat Khanza dipeluk oleh lelaki lain, walau itu adalah sahabat Khanza.

Tin!

Lantas Khanza terkejut lalu melepas pelukan Raffa, sedangkan Raffa langsung mendengus dan melirik Devan kesal. Melihat itu, Khanza tertawa pelan lalu mencubit lengan Raffa.

"Ayo berangkat! Langsung ke sekolah, jangan kemana-mana dulu apalagi bolos! Awas aja!" ancam Khanza sebelum memasuki mobil Devan.

"Iya yang," goda Raffa lalu tertawa pelan melihat mata Khanza yang melotot dan pipi memerah.

"Ish Raffa!" kesal Khanza lalu memukul wajah Raffa yang tertawa, setelah itu ia langsung berjalan memasuki mobil Devan.

Khanza memasang senyum manis pada Devan, lalu mengerutkan keningnya saat tak mendapat sapaan apapun dari Devan.

"Pagi kak!" sapa Khanza lebih dulu dengan ceria.

Devan hanya berdehem lalu kembali fokus menyetir.

"Kak Devan kenap--."

"JAUHIN RAFFA ZA!" bentak Devan membuat Khanza terkejut.

Khanza mengerjapkan matanya yang siap mengeluarkan airnya, "Kak--."

"Gue cape! Tiap hari pacar gue sama cowo lain! Berduaan, gandengan tangan, pelukan, saling rangkul, bercanda bareng, ngobrol sampe gak tau waktu, sedangkan sama gue? Gak pernah! Pacar lo itu gue atau Raffa sih sebenernya?!" seru Devan, Khanza masih diam.

"Ta--tapi aku sam--ma Raffa cuma te--temen kak," sahut Khanza dengan sesegukan.

Ia paling tidak suka dibentak. Jika Raffa tau pasti lelaki itu sudah memukul wajah Devan tanpa ampun.

Terdengar hembusan nafas kasar Devan, Khanza tahu Devan sedang sangat emosi.

"Ak--."

"Apa susahnya sih turutin ucapan aku Za?" tanya Devan dengan nada lebih normal sekarang, ia tahu Khanza sedang menangis.

"A--aku, gak bisa," gumam Khanza.

"Bisa kalo kamu mau coba. Coba ya?" pinta Devan.

"Ng--."

"Please," ucap Devan dengan nada memohon.

Khanza diam tidak menjawab apapun, karena memang ia tak tahu harus menjawab apa. Apa ia harus berbicara dengan Raffa?

🌱

Khanza turun dari mobil Devan setelah Devan membuka pintu mobilnya. Kepalanya menunduk agar tidak ada yang melihat wajah habis menangisnya itu dan Devan dengan santainya merangkul pundak Khanza lalu berjalan menuju kelas Khanza.

"Inget ya? Kamu bisa kalo kamu mau coba. Perlahan aja, dari hal-hal kecil kamu jangan tergantung sama Raffa. Biasain tergantung sama aku karna aku seneng kalo kamu tergantung sama aku sepenuhnya," bisik Devan.

Lagi, Khanza hanya diam menunduk. Ia tidak tahu harus menjawab apa, karena sejujurnya ia tidak akan pernah bisa menjauh dari Raffa.

"Ca?" panggil Raffa tepat di sebelah kiri Khanza karena di sebalah kanannya terdapat Devan.

Devan melirik Khanza sekilas, lalu membawa Khanza agar berjalan lebih cepat. Namun kalah cepat dengan Raffa yang langsung menahan tangan Khanza.

"Kenapa Ca?" tanyanya lembut, Khanza masih diam menunduk.

"Raf, sorry. Tapi gue sama Khanza punya privasi sendiri dan lo gak berhak buat tau," ucap Devan membuat Raffa menatapnya bingung.

"Ada apa?" tanyanya dengan nada super dingin.

Semua orang yang melihat itu lantas merutuki kebodohan Devan. Sudah tahu apa yang akan terjadi jika mencari masalah dengan Raffa apalagi membuat Raffa emosi, mungkin bentar lagi sosok Daffa akan hadir. Tapi Devan malah mencari kematiannya sendiri.

"Gue bilang privasi, sorry banget. Gue tau Khanza sahabat lo, tapi Khanza pacar gue," ucap Devan lalu membawa Khanza.

Raffa menatap kedua bingung, sebisa mungkin ia tidak tersulut emosi saat ia merasa ada yang tidak beres dengan Khanza.

🌱

Gimana eh?

Jangan lupa vote dan comen.

2jan21

Publish ulang, 18 april 2022

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 50.7K 44
BANTU PROMOSIKAN CERITA INI YA .. 🔞🔞 Terimakasih ... "Dia Langga adik sekaligus kekasih ku " Natan "Kamu milikku dan tetap menjadi milikku " Lang...
252K 19.6K 19
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2.2M 78.4K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...
695K 61K 39
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...