RAFFA (END)

By inivaa

3.5M 297K 23.9K

LINK UNTUK PEMESANAN NOVEL RAFFA ADA DI BIO!! . . Semua orang tahu sedingin apa sifatnya, sedatar apa wajahny... More

Prolog
Ke - 1
Ke - 2
Ke - 3
Ke - 4
Ke - 5
Ke - 6
Ke - 7
Ke - 8
Ke - 9
Ke - 10
Ke - 11
Ke - 12
Ke - 13
Ke - 14
Ke - 15
Ke - 16
Ke - 17
Ke - 18
Ke - 19
Ke - 20
Visual 1
Visual 2
Bantu follow yuk
Ke - 21
Ke - 22
Ke - 23
Ke - 24
Ke - 25
Ke - 26
Ke - 27
new!!
Ke - 29
Ke - 30
Ke - 31
Ke - 32
Ke - 33
Ke - 34
Ke - 35
Ke - 36
Ke - 37
Ke - 38
Ke - 39
Ke - 40
Ke - 41
Ke - 42
Ke - 43
Ke - 44
Ke - 45
Ke - 46
Ke - 47
Ke - 48
Ke - 49
Ke - 50
Ke - 51
Ke - 52
Epilog
Extra part!
KABAR BAIK!!!
INFO TERBIT!!
VOTE COVER dan INFO PRE ORDER!!
PRE ORDER

Ke - 28

48.4K 4.5K 145
By inivaa

Semoga suka yaa:)

🌱

- Daffa sekolah? -

Pagi ini Khanza berangkat ke sekolah bersama dengan Devan. Namun, sebelum itu jelas ia meminta izin terlebih dahulu pada Raffa.

Ia berjalan seorang diri menuju kelasnya, tadi ada Devan di sampingnya yang berniat mengantar Khanza ke kelasnya. Tapi, saat di koridor salah satu anggota OSIS memanggilnya dan menyuruh Devan untuk segera ke ruang OSIS. Jadilah kini Khanza berjalan menuju kelasnya seorang diri.

Dari kejauhan ia melihat Edo, Alvan dan Evan yang sedang berjalan sambil bercakap ria. Keningnya mengerut saat tak melihat keberadaan Raffa di sana. Langsung saja ia berjalan cepat menghampiri ketiganya.

"Raffa mana?" tanya Khanza langsung.

"Wei! Pas banget lo dateng Za!" sahut Edo langsung.

Khanza semakin mengerutkan keningnya, "Raffa mana?" tanyanya lagi.

"Tadi ada cuma," Edo menggantungkan ucapannya membuat Khanza menatapnya sebal.

"Cuma apa cepetan?!"

"Lo aja deh Van yang jelasin," ucap Edo pada Evan.

Evan memutar mata malas, "Tadi kita ketemu dia di parkirankan, tapi kok dia kaya gak kenal sama kita sih anjir?! Pas gue rangkul juga dia langsung nyodorin pisau kecil anjing serem banget!" jelas Evan membuat jantung Khanza berdetak cepat.

"Terus kalian tinggal?"

"Bukan kita tinggal, tapi dia yang ngusir. Mana tatapannya gak biasa banget lagi," jawab Edo.

"Gue yang udah ditatap tajem banget sama si Raffa aja ngerasa tatapannya tadi beda banget anjir. Iya sih biasanya juga tatapannya emang kaya psycho, tapi hari ini bukan kaya lagi tatapannya bener-bener tatapan psycho mana segala bawa pisau kecil lagi tuh anak, gak tau dah buat apaan," lanjut Edo panjang.

"Terus sekarang di mana Raffanya?" tanya Khanza, ketiganya menganggukan bahu pertanda tak tahu.

"Tadi sih di parkiran, sekarang gak tau deh. Paling bentar lagi juga dia nyusul ke kelas," sahut Evan.

Khanza menggigir bibir dalamnya khawatir. Bagaimana bisa? Banyak sekali pertanyaan di benaknya.

Baru saja ia ingin melangkahkan kakinya untuk mencari Raffa, bel masuk sudah berbunyi membuat Khanza berdoa dalam hatinya.

"Semoga gak ngelakuin apa-apa," batinnya.

Raffa🐒

Daffa!
Jangan macem-macem di sekolah!
Awas aja kalo berulah!
Btw Daffa di mana? Mending masuk kelas daripada keliaran gak jelas
Pokonya aku gak mau denger yang aneh-aneh ya Daf! Awas aja!

Khanza menatap roomchat itu dengan perasaan khawatir.

Hingga, ting.

Bakal aneh kalo ada orang jahat, kamu ingat?

Khanza menghembuskan nafasnya pelan, bagaimana jika dia benar-benar melakukan hal diluar batas? Masalahnya ini di sekolah.

"Kenapa sih lo? Gelisah amat? Kak Devan gak ngabarin apa gimana nih?" tanya Adiba, Khanza menoleh lalu menggeleng pelan.

🌱

Bel istirahat berbunyi, Khanza langsung berlari keluar kelas.

"WOI ZA MAU KEMANA LO?! KANTIN BARENG ANJIR!" pekik Adiba namun Khanza sama sekali tidak menoleh.

Pertama, ia melihat ke kelas sebelah—X-IPA2 dan ia hanya melihat Alvan, Edo juga Evan tanpa adanya seseorang yang ia cari.

Lalu, ia mulai berjalan tak tentu arah. Sesekali ia bertanya pada orang yang ada di koridor, namun yang didapat hanyalah cibiran juga nyinyiran.

Khanza terus keluar masuk ruangan yang ada di sekolah. Mulai dari lab.kimia, lab.komputer, ruang musik, kamar mandi, ruang ganti, perpustakaan, aula, mushola, kantin, bahkan Khanza sampai mengintip ruang BK. Tapi semua, nihil.

Khanza tidak patah semangat, ia semakin bergegas menuju taman samping perpustakaan, taman belakang sekolah dan rooftop, tapi hasilnya tetap sama.

"Gudang," batin Khanza.

Ia langsung bergegas menuju gudang, sambil berharap bahwa orang itu ada di gudang. Namun, langkahnya langsung terhenti saat Vio dan antek-anteknya itu berdiri di hadapan Khanza.

"Misi kak," ucap Khanza, ini keadaan genting bagaimana bisa Vio menghalangi jalannya?

"Gak," balasnya.

"Permisi kak! Aku mau lewat!" seru Khanza kelepasan.

Emosinya sedang tidak stabil saat ini karena pikirannya melayang kemana-mana.

"Oh udah berani sama gue ceritanya?" tanya Vio meremehkan.

Khanza menatapnya kesal, tidak seperti biasanya yang hanya bisa nunduk tak ada perlawanan.

"Kenapa harus takut?! Sama-sama makan nasikan? Yaudah!" sahut Khanza dengan lantang.

"Berani lo sama gue?!" bentak Vio terbawa emosi.

"Tadikan udah bilang, kenapa harus takut? Udahlah aku males ribut, sekarang minggir!"

"Eh gak bisa! Lo makin lama makin ngelunjak ya?!" ucap Manda membuat Khanza memutar mata malas.

"Heh! Jangan mentang-mentang sekarang lo pacaran sama ketua OSIS, jadi lo bisa seenaknya sama kita ya!" seru Bella.

Khanza menghembuskan nafasnya kasar, "Langsung aja deh! Tujuan kakak-kakak itu mau apa? Aku gak punya banyak waktu!"

"Gue gak suka ya ada junior yang gak punya sopan santun kaya lo!" bentak Vio.

"Kakak pikir siapa yang bikin aku gak sopan hah? Kakak sendiri!" bentak Khanza membuat Vio terkejut namun ia menatap Khanza emosi.

"Kakak yang setiap hari bully aku! Jadi gak ada alasan buat aku sopan sama kakak! Kalo pengen dihargain ya harus bisa ngehargain orang lain, bukan malah ngerendahin sampe ngebully!" bentak Khanza lagi, kini semua mata menatap Khanza takjub.

Baru kali ini dalam sejarahnya ada orang yang berani menawan dan menentang Vio. Apalagi, itu adalah sahabat dari mantannya.

"Semua juga karna lo! Lo buat Raffa putusin gue dan gue gak terima digituin!" balas Vio yang ikut membentak Khanza.

Tidak, Khanza tidak boleh lemah berhadapan dengan Vio kali ini.

"Raffa putusin kakak juga karna sifat kakak. Cemburu gak jelas! Ah asal kakak tau Raffa gak pernah ada rasa sedikitpun sama kakak, Raffa bahkan nganggep kalian gak ada hubungan apa-apa. Kalo bukan karna aku yang paksa Raffa buat nerima kakak waktu itu, mungkin saat ini kakak masih ngerjar-ngerjar Raffa dan mengemis untuk diterima," balas Khanza lantang membuat semua yang ada di koridor itu melebarkan matanya.

Semua berpikir bahwa Raffalah yang meminta Vio untuk menjadi kekasihnya. Namun kenyataannya tidak, lebih parahnya lagi Raffa menerima Vio karena paksaan Khanza.

Vio yang merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Khanza pun geram dan memberi kode pada Bella dan Manda untuk membawa Khanza.

"Lepas!" seru Khanza saat ia diseret oleh Bella dan Manda.

"Diem, lo udah bangunin macam tidur. Dan siapin diri lo untuk kejutan yang akan dia kasih," bisik Manda membuat Khanza sedikit takut.

"Raffa tolongin aku, Adiba tolong!" batinnya.

Brak.

Bugh.

Vio membuka pintu gudang dengan sekali tendangan. Lalu Bella dan Manda langsung membanting Khanza hingga keningnya mengenai bangku rusak.

"Aws," ringis Khanza saat kepalanya terasa sakit, belum lagi ia merasa sesuatu mengalir di keningnya.

"Sakit? Itu yang gue rasain saat lo nginjek-nginjek harga diri gue di depan banyak orang!" bentak Vio dengan tangan menarik rambut Khanza kuat.

"Aws! Sakit!" pekik Khanza saat ia menonggak, tarikan Vio di rambutnya sangatlah kencang.

Krek.

"AWS!" teriak Khanza saat Vio menginjak jari-jari tangannya.

"Sa--sakit," lirih Khanza.

Vio tersenyum puas saat melihat Khanza menangis kesakitan. Ia semakin menggerakan kakinya yang sengaja menginjak jari Khanza, tak lupa ia juga semakin menarik kencang rambut Khanza ke belakang.

"Mana Khanza yang berani bentak gue kaya tadi?! Mana?!" seru Vio.

"Makanya jangan coba-coba lawan gue karna lo gak akan pernah menang!" serunya lagi.

🌱

Gimana woi ini?

Jangan lupa vote dan comen.

26des20

Mau double up ga? Tapi 50 pembaca dicerita arsyanendra story WKWKWKW

07 april 2022

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 250K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
1.9M 93.7K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
428K 22.4K 35
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
5M 213K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...