Dua hari telah berlalu. Dan hari ini Wonwoo sudah memiliki rencana untuk datang ke restoran milik Seungcheol. Ia berniat untuk menggantikan pekerjaan Soon Young sementara waktu, selama Hoshi masih dalam keadaan koma.
Rencana itu tercetus di otaknya, ketika ada suatu waktu keduanya, Wonwoo dan Hoshi, sedang membahas tentang Seungcheol yang sepertinya terlihat semakin dekat dengan si perawat cantik Bae Sujin. Bahkan Hoshi pernah mendengar celetukan Seungcheol bahwa pemuda itu berniat untuk menikahi Sujin. Dari situlah Wonwoo tiba-tiba terpikirkan pekerjaan Hoshi di restoran milik Seungcheol sebelum ia mengalami kecelakaan dan koma. Ia meminta pendapat Hoshi, bagaimana jika ia yang menggantikan pekerjaannya untuk sementara waktu.
Dan tentu saja niatan itu awalnya mendapat penolakan keras dari Hoshi. Bukannya apa-apa, tapi Wonwoo saja tidak pernah melakukan pekerjaan yang lumayan berat seperti itu. Wonwoo sama sekali belum berpengalaman. Namun, akhirnya Hoshi menyetujui ketika Wonwoo mengatakan jika Hoshi bisa mengambil alih tubuhnya di saat jam bekerja. Ya, tentu saja hal itu akan memudahkan rencana Hoshi, bukan?
Setelah itu, Wonwoo yang juga dibantu oleh Hoshi pun mulai membicarakannya dengan Bibi Cha. Sama seperti Hoshi, Bibi Cha awalnya juga menolak. Namun setelah bujukan-bujukan maut dilontarkan oleh keduanya, akhirnya Bibi Cha setuju. Dengan satu catatan, jangan sampai Wonwoo menjadi sakit dan kelelahan karena pekerjaan itu. Atau bahkan sampai bisa mencelakakan Hoshi sendiri. Bahkan Bibi Cha menggunakan ancaman, akan kembali bekerja ke Jeju jika sampai hal itu terjadi.
Dan siang ini, Wonwoo sudah sampai di depan restoran milik Seungcheol. Sementara itu, Bibi Cha sedang menjaga Hoshi di rumah sakit. Awalnya ia ingin memberitahu Seungcheol dan membicarakannya di rumah sakit saja saat ia menjenguk Hoshi. Namun karena sudah dua hari berlalu, dan juga karena Wonwoo yang sudah tidak bisa lagi menunggu dengan sabar, akhirnya Wonwoo memutuskan untuk mengunjungi restoran milik Seungcheol yang memiliki ukuran luas tidak terlalu besar itu. Tentu saja, dengan bantuan Hoshi sebagai penunjuk arah.
"Ramai sekali." Gumam Wonwoo sembari menatap satu bangunan restoran di depannya yang sedang ramai akan pengunjung.
"Kau lupa, ya? Ini kan sedang waktunya untuk makan siang." Sahut Hoshi yang berdiri sejajar dengan Wonwoo.
"Ah, benar juga, ya?" Wonwoo mengangguk mengerti, "pasti melelahkan ya bagi Seungcheol Hyung, dia bekerja sendirian selama kau sakit. Apalagi di jam-jam seperti ini," lanjutnya.
"Siapa yang bilang Seungcheol Hyung sendiri?"
Wonwoo menatap Hoshi tidak mengerti, "maksudmu?"
"Seungcheol Hyung mempunyai dua orang lagi yang membantunya selain aku. Dan mereka adalah sahabat-sahabatnya yang jauh lebih dulu bekerja dengan Seungcheol Hyung. Ya, kau tentu ingat. Aku hanya bekerja paruh waktu di sini." Ujar Hoshi.
"Ah, begitu, ya?" Wonwoo mengangguk paham. Tapi tiba-tiba saja kepalanya berdenyut nyeri. Sampai membuat Wonwoo sedikit oleng karenanya. Entah kenapa pusing itu tiba-tiba datang menyerang. Bersamaan dengan denyutan tadi, sekilas ingatan datang masuk ke kepalanya. Hanya sekilas saja. Wonwoo mengernyit sembari memijit keningnya perlahan.
"Gwaenchana?" Tanya Hoshi merasa ada yang tidak beres.
"Eoh." Kepala Wonwoo memang sudah tidak terasa sakit. Namun, kilasan ingatan itu membuatnya jadi penasaran. Memang masih belum jelas tentang apakah ingatan itu, namun yang pasti Wonwoo melihat restoran yang sama dengan yang ada di depannya saat ini.
"Lalu bagaimana? Mau masuk sekarang atau nanti saja menunggu saat sudah sepi?"
"Karena sudah sampai di sini. Ya langsung masuk saja." Wonwoo memutuskan dengan mantap.
Lalu Wonwoo pun masuk diikuti oleh Hoshi, yang tentu saja tidak bisa dilihat siapapun selain Wonwoo. Membuka pintu masuk dan mulai jelas terdengar suara riuh di dalam restoran tersebut. Wonwoo dapat melihat dengan jelas seorang pria yang tengah sibuk ke sana-kemari melayani pelanggan yang silih berganti memanggil. Mencatat dan menyajikan pesanannya ia dilakukan sendiri. Wonwoo pun dapat melihat melalui jendela kaca yang bisa sedikit menunjukkan suasana yang ada di dapur. Tidak kalah sibuk. Bedanya adalah di dalam sana ada dua orang lain yang juga terlihat beberapa kali mondar-mandir.
"Selamat datang!" Meskipun terlihat sangat sibuk, pria yang ada di depan melayani pelanggan masih sempat-sempatnya untuk menyapa pelanggan lain yang baru saja masuk ke dalam restoran. Ya, ramah sekali.
"Dia itu Joshua Hyung. Biasanya aku yang membantunya melayani pelanggan." Kata Hoshi sembari menatap pria berwajah tampan dengan kulit putih yang masih sibuk ke sana-kemari itu. Wonwoo mengangguk mengerti.
"Apa kau tidak mau membantunya, Kwon Soon Young?" Hoshi menatap Wonwoo yang sudah lebih dulu menatapnya. Wonwoo lalu mengangguk sekali dan tersenyum, seolah tahu apa yang sedang Hoshi pikirkan sekarang ini.
"Gomawo, Wonwoo-ya."
Setelah Wonwoo mengatakan iya dengan senyum yang masih terlihat begitu tulus, Hoshi yang sudah kegirangan langsung menutup matanya. Beberapa detik kemudian Hoshi menghilang bagaikan debu yang terkena angin kencang, dan bersamaan dengan itu pula Wonwoo terlihat tiba-tiba memejamkan matanya dan sempat terhuyung sedikit ke belakang. Setelah itu perlahan-lahan Wonwoo mulai membuka matanya. Dan ya tentu saja kedua matanya itu sudah tidak lagi berwarna biru, melainkan sudah berwarna hitam seperti orang normal lainnya. Itu berarti roh Hoshi sudah benar-benar masuk ke dalam tubuh Wonwoo. Karena adalah roh Hoshi yang mengendalikan tubuh Wonwoo sekarang ini, maka mari kita menyebutnya Hoshi.
Tanpa basa-basi, Hoshi lalu berjalan menuju belakang meja kasir dan mengambil sebuah apron dari dalam sana. Memakainya dengan cepat dan kemudian mengambil satu buku note kecil serta bolpoin. Dan seperti sudah terbiasa dengan pekerjaan itu, Hoshi langsung menuju kepada para pelanggan yang masih belum dilayani.
"Siapa dia?" Tentu saja apa yang dilakukan Hoshi itu membuat Joshua yang melihatnya mengernyit keheranan. Karena yang dilihatnya itu adalah orang asing, bukanlah Hoshi. Joshua hendak menegur orang itu, namun sayangnya keadaan sangat tidak memungkinkan untuk melakukannya. Restoran sedang ramai dan ada pelanggan lain yang memanggilnya. Dengan terpaksa Joshua membiarkannya lebih dulu.
Lebih dari setengah jam, mereka semua yang ada di restoran milik Seungcheol keteteran karena pesanan yang membludak tidak seperti jam makan siang biasanya. Setelah pelanggan terakhir sudah meninggalkan restoran, Joshua buru-buru mendekati Hoshi yang sedang membereskan beberapa piring serta gelas kosong di salah satu meja.
"Hya, kau ini siapa? Kenapa kau lancang sekali, hah?" Tanya Joshua penuh selidik. Kedua matanya menatap tajam sosok pria di hadapannya sekarang ini.
"Ah, aku-"
"Hya! Jeon Wonwoo!" Hoshi tidak melanjutkan kalimatnya ketika terdengar suara lantang memanggil nama dari raga yang sedang ia rasuki tersebut. Ia melihat ke sumber suara yang datangnya dari arah dapur. Jelas itu adalah Seungcheol yang setengah berlari menghampirinya dan Joshua. Di belakangnya mengekor seorang pria lain yang tidak kalah tampan dari mereka semua yang sedang ada di sana.
"Eoh, annyeonghaseyo, Hyung!" Hoshi membungkukkan badannya memberi salam kepada Seungcheol. Lalu ia menyapa kedua orang lainnya yang juga ada di sana menatapnya dengan wajah penuh tanda tanya.
"Hya, kenapa kau ada di sini? Tunggu, matamu-" Seungcheol menghentikan apa yang hendak dikatakannya ketika mulai menyadari sesuatu. Kedua mata Wonwoo yang tidak berwarna biru tentu saja menunjukkan bahwa dia sekarang bukanlah seorang Jeon Wonwoo. Persis seperti apa yang ia saksikan sendiri tempo hari saat bersama dengan Bibi Cha. Dan Hoshi yang mengerti ke mana arah pembicaraan Seungcheol pun buru-buru memberikan isyarat untuk tidak melanjutkan kalimatnya dengan menempelkan telunjuknya ke bibir. Seungcheol yang awalnya tidak begitu mengerti akhirnya menurut saja. Dengan tingkah yang Wonwoo tunjukkan itu, Seungcheol jadi yakin, jika yang masuk ke dalam tubuh pemuda itu saat ini adalah Kwon Soon Young.
"Kau mengenalnya, Cheol-ah?" tanya Jeonghan, seorang pria lain berambut pirang yang tadi ikut sibuk di dapur bersama Seungcheol.
"Eh? I-iya. Di- dia ini, temannya Soon Young. Namanya Jeon Wonwoo," Seungcheol tampak sedikit gugup ketika ia mulai memperkenalkan Hoshi dengan nama Jeon Wonwoo. "Dan Wonwoo-ya, mereka adalah sahabat-sahabatku. Ini adalah Jeonghan dan dia adalah Joshua."
"Annyeonghaseyo, Jeonghan Hyung, Joshua Hyung. Aku Jeon Wonwoo. Senang bertemu dengan kalian berdua." Hoshi memperkenalkan dirinya pada Jeonghan dan Joshua dengan nama Wonwoo. Ya, tentu saja seperti itu. Karena sekarang ini ia sedang ada di dalam tubuh Wonwoo. Tidak masalah jika nanti ia harus memperkenalkan ulang siapa Joshua dan Jeonghan kepada Wonwoo. Yang penting adalah mengendalikan situasi sekarang ini.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini? Aku melihatmu ikut membantu Joshua melayani pelanggan tadi." Tanya Seungcheol.
"Aku ke sini ingin menggantikan pekerjaan Soon Young, selama dia masih koma di rumah sakit, Hyung."
"Apa?!"
To be Continued!
10 September 2020