DIA ANGKASA

By WEENSR

26.5M 1.9M 461K

[PO DIA ANGKASA 31 AGUSTUS 2021] [FOLLOW SEBELUM DI BACA] HIGHEST RANK #2 IN TEENFICTION ON 19 MARET 2021 ** ... More

P R O L O G
2. WILAYAH
3. PENGUASA ANDROMEDA
4. RUMAH SAKIT
5. TITIK AWAL
6. INSIDEN SMA ANDROMEDA
7. MENGENAL ANGKASA
8. ANGKASA, CHANDRA DAN PATI
9. SESEORANG DAN RAHASIA
10. ACARA BESAR SATROVA
11. CARA KERJA KUNCI DETERMINASI
12. PENENANG EGO
13. MENDEKAT UNTUK MENJAGA, BUKAN UNTUK MENCINTAI
14. ILUSI YANG KUKIRA NYATA
15. MELUKIS SENJA UNTUK SEMENTARA
16. SEBENARNYA, KITA APA?
17. KONJUNGSI PERASAAN
18. ROTASI
19. DIFFERENT FEELINGS
20. KEMBALINYA ANALISA ELARA
21. PERTANYAAN KETUA SATROVA
22. SATU HARI BAIK
23. CARA MAIN YANG BERBEDA
24. FAKTA YANG MENYAKITKAN
25. PERUBAHAN AURORA
26. DIA PEREMPUAN KUAT
27. SISI LAIN ANGKASA
28. MELINDUNGI DARI JAUH
29. CEMBURU?
30. PERASAAN MASING-MASING
31. BERPISAH SEBELUM BERSATU
32. BERJARAK
33. LOCATION UNKNOWN
34. SELAMAT TINGGAL?
35. PRIORITAS
36. SURPRISE ULANG TAHUN
37. DIBALIK SEMUA PERASAAN
38. ADA, TAPI DIPAKSA UNTUK HILANG
39. HADIR SEBAGAI LUKA
40. HARI-HARI YANG LEBIH BAIK
41. MENUJU ACARA PENSI
42. PENSI SMA ANDROMEDA
43. HANCURNYA HUBUNGAN ANGKASA & ANALISA
44. DUKA DAN PUTUS ASA
45. PERMINTAAN PEREMPUAN BERBANDA BIRU
46. CAN I?
47. BERJUANG SEKALI LAGI UNTUK SELAMANYA
48. SELAMAT MENDUDUKI KURSI IBU KETUA, RA!
49. TERNYATA DIA TIDAK SUNGGUH
50. SATU LANGKAH LEBIH JAUH
51. ANGKASA DAN SEKALA
52. HARAPAN KECIL
53. RESIKO TERBESAR DARI MENCINTAI
54. ANGKA(SA)
55. TERIMA KASIH TELAH ADA
56. CATATAN BAHAGIA
57. BAGIAN TERKECIL DARI KATA LEPAS
58. KEJUJURAN DAN PENJELASAN
59. PERMAINAN UNTUK BALAS DENDAM
60. BERKORBAN LAGI?
61. PERJUANGAN TERBAIK
62. MILIK MUTLAK
63. SATU HARI UNTUK SELAMANYA
64. SETELAH TANTANGAN 1 MINGGU SELESAI
65. TITIK HENTI YANG (TIDAK) LAGI SAMA
66. USAHA ANGKASA
67. DEKLARASI CHANDRA PATI SAGARA
68. BUKAN CERITA YANG HARUS DI AKHIRI
69. YOU HAVE ME
70. TENTANG ANGKASA
71. TITIK TEMU KITA
72. ANGKASA RORA
73. ADAPTASI RASA
74. SATROVA BESAR
75. SELESAI?
76. BERDAMAI DENGAN KEADAAN
77. CERITA PANJANG UNTUK KITA YANG BAHAGIA
78. MERELAKAN KITA YANG PERNAH TERCIPTA
79. SETELAH TIDAK DENGANMU
80. DIA AURELANI AURORA
81. MENERIMA AKHIR KISAH
INFORMASI + OPEN GC
INFORMASI PO DIA ANGKASA 31 AGUSTUS 2021
VOTE COVER + GIVE AWAY
PO DIA ANGKASA DI BUKA
PO KE-2 DIA ANGKASA
NEW STORY - DIA AURORA

1. PESONA ANGKASA NAUFAL MERAPI

884K 49.6K 7.5K
By WEENSR

Hai, selamat sabtu malam alias malam minggu^^ Dipastikan untuk mengambil posisi ternyaman sebelum membaca yah:v

TANDAI TYPO!! BERI SAYA SEMANGAT DENGAN MENEKAN TOMBOL BINTANG. BUAT READERS BARU, SILAHKAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR SUPAYA DAPAT NOTIP DARI SAYA YAW

Ig : @wattpadweensr

SELAMAT MEMBACA❤️

**

1. PESONA ANGKASA NAUFAL MERAPI

Deruman suara motor kembali terdengar di parkiran SMA ANDROMEDA, klakson beradu dimana-mana, menciptakan suasana bising pagi hari di jam 7 lewat beberapa menit.

Aurora yang baru saja turun dari mobilnya, harus menghentikan langkahnya tepat di samping gerbang. Matanya ikut menyeleksi beberapa motor besar itu, pemandangan yang tidak pernah ia dapat di sekolahnya sebelumnya.

Perempuan dengan name tag Aurelani Aurora, adalah siswa pindahan yang baru minggu kemarin menginjakkan kakinya di sekolah ini. Pemandangan tadi telihat asing, dan juga jadi hal tabu menurutnya.

Motor sport hitam memimpin 10 baris motor yang ada di belakangnya. Serangkaian aktifitas di parkiran tadi seakan berhenti karena kehadiran mereka, bukan hal biasa lagi! kesangaran memang mampu membuat orang-orang tunduk.

SATROVA adalah perkumpulan besar yang di naungi Angkasa dengan sahabat- sahabatnya. Nama geng besar itu, tidak asing di telinga anak SMA di kota besar ini. Memiliki 370 anggota aktif yang tercatat, beberapa dari mereka adalah siswa dari sekolah lain.

"BAR, NGAPAIN LO NGEREM MENDADAK, ANJING!?" teriak Bobby emosi dari belakang. Hampir saja terjadi tabrakan konyol pada motor kesayangannya.

Bobby Almero, cowok bertumbuh gempal dengan segala jenakanya.

"Gue barusan liat bidadari di jendela kelas XI. MIPA 3," balas Bara enteng, lalu menancap gasnya tanpa peduli dengan mimik kesal di wajah Bobby.

Bara Bintang Tenggara, dia salah satu orang berpengaruh di Satrova. Dia, orang kedua yang akan pasang badan setelah Angkasa.

"BIDADARI APAAN PAGI-PAGI GINI? BIKIN GUE ESMOSI AJA LO, NJIR."

"NAH GITU DONG NGEGAS, KAN RAME," sahut Alaska cengengesan mendahului Bobby.

Argarimba Alaska, cowok yang menduduki peringkat ke-2 dari segi ketampanan setelah ketuanya, Angkasa. Selain menjabat sebagai wakil ketua Satrova, dia adalah anak dari seorang notaris kaya raya di kota metropolitan ini.

"Bacot lo Alas kaki! Bacot!"

Puluhan orang siswa dengan seragam yang tidak taat aturan itu baru saja memarkir motornya di tempat biasa, tempat yang telah mereka klaim sebagai wilayahnya. Tidak ada yang berani melakukan protes, seantero sekolah ini adalah kuasa Angkasa dan Geng besarnya, Satrova.

Aurora menatap nanar beberapa punggung laki-laki itu dari jauh, Setelahnya perempuan dengan sweater putih itu memilih untuk berlalu dan tidak peduli.

Angkasa melepas helm full face yang ia kenakan, menampilkan rambut berwarna hitam yang ia biarkan acak-acakan. Beberapa pasang mata mulai kehilangan focusnya, mereka sibuk mengamati cowok itu. Angkasa dan ketampanannya.

Sementara Bobby, Alaska, dan Bara mulai menjalankan aksinya. Ia melambaikan tangan ke arah kumpulan cewek yang menatapnya, cengiran tengil mereka membuat beberapa cewek menyambutnya dengan pekikan bahagia.

"Gila, kadar ketampanan gue sepertinya naik 7 tingkat hari ini." Puji Alaska kepada dirinya.

"Siapa yang nggak tertarik sama anggota Satrova sih," sahut Bara menyombongkan nama sakral geng mereka.

"Gue mau godain Ratu, kayaknya dia baru rebonding hari ini." Kata Bobby sambil melambaikan tangan manja ke arah Ratu.

"Pempet teros," ledek Razi melihat aksi temannya yang tidak masuk akal. Tangannya terlipat di depan dadanya dengan kedua kaki yang menumpu motornya.

Razi Orion Vega, cowok pemilik badan atletis dengan bentuk wajah baby face, dia terkenal dengan sifat dingin, sinis, dan semua hal yang bersentuhan dengan kata beku. Ia paling jago dalam bidang basketball dan lahir dari keluarga berjejak FBI.

"Cemburu aja lo. Iri bilang boss," timpal Alaska.

"Gue bukan iri, cuman pesona gue mahal buat di tebar," balas Razi santai. Cowok ini memang cukup selektif dalam berkawan dengan perempuan.

"MAMPUS!! DAPAT EPIC COMEBACKKAN LO," sahut Bobby mengkompori Alaska yang sering ia panggil dengan sebutan 'Alas kaki'.

"Lo satu server sama gue Bob, nggak usah berlagak sok suci," ujar Alaska.

Suara motor kembali terdengar, kontan pandangan mereka mengarah ke titik yang sama. Beberapa anggota yang masih stay di parkiran menyambut Sekala dan Chinta dengan gelak tawa khas mereka.

"Contekan baru datang nih," sambut Alaska.

"Kenapa lo nggak sekalian telat aja?" tanya Angkasa.

"Iya yah, kenapa gue nggak telat aja?" tanya Sekala balik.

Sekala Bumi Sagarmatha, cowok paling pintar di SMA ANDROMEDA. Untuk Satrova dia akrab di sapa 'contekan'. Sekala bukan tipikan cowok dingin dengan segala bahasa singkatnya, dia tetap manusia asyik jika di ajak berdiskusi mengenai banyak hal. Tetapi, cerita akan berbeda lagi jika dalam lingkaran Satrova.

"Nggak usah, nanti lo nggak di jadiin juara umum lagi. Kita-kita nggak punya pusaka buat di pamerkan," jelas Bobby yang di ikuti anggukan oleh Alaska. "Panjang umur, Ska."

"Gue terhura," balas Sekala singkat.

"Terharu, goblok!"

"Sorry, lidah gue terpleset."

"Bicara sama orang pintar bikin gue mau nonjok seseorang," ujar Bobby mengepalkan tangannya kearah Sekala.

"Tonjok gue aja," tawar Angkasa. Cowok itu dari tadi diam-diam bae di tempatnya.

Bobby bergidik ngeri, "Gue masih mau menikmati indahnya alam semesta Saa!"

Chinta turun dari jok motor Sekala. Pandangan cewek itu tidak pernah lepas dari Angkasa. Sedikit cerita sesaknya, setahun yang lalu Chinta membiarkan hatinya terombang ambing tanpa dilirik sedikitpun oleh ketua Satrova, Angkasa Naufal Merapi.

"Lo liatin gue, Nta?" tanya Bara sambil melepas helmnya dengan gerakan slow motion.

"NGGAKLAH! BUANG-BUANG WAKTU!" balas Chinta dengan ketusnya. Sanista Chinta Pearl, dia salah satu anak dari rekan bisnis Ayah Angkasa. Dia juga sang primadona sekolah. Dia akrab dengan anggota SATROVA karena memiliki hubungan keluarga dengan Sekala.

"Sama gue aja, Nta," sahut Alaska "gue lebih ganteng dari Bara," lanjut Alaska dengan siulannya.

"Gue aja, Nta," ucap Bobby.

"Sinting!"

"Muka pas-pasan aja belagu lo, Bob." Suara Rama yang mengundang tawa di parkiran itu. Rama Alpha Apollo, cowok dengan segala kesantuyannya.

"Sekate-kate lo, sini duel sini!" tantang Bobby dengan berlagak seperti orang yang siap untuk baku hantam.

"Nggak usah sok-sok duel lo, nyali di tempat doang." Ledek Angkasa. Bobby hanya bisa mengusap kasar wajahnya mendengar suara tawa yang menyorakinya.

"Gue ganteng, gue diam."

"Sama gue aja, Nta. Akan abang beri kau cinta terbaik yang abang punya." Bara mulai berdalih dengan puisi-puisi cintanya. Bobby menampakkan ekspresi seakan ingin muntah mendengar kalimat yang di ucapkan Bara.

"Gue nggak butuh cinta terbaik lo," balas Chinta sinis.

"Sabar Bar, wajah lo nggak ngedukung." Kini giliran Bara yang ditertawai.

"Wajah gue emang sangar Bor, tapi hati gue tetap bidadari kok, Tenang aja." ujar Bara. Seluruh anggota Satrova sangat tahu, bagaimana mengerikannya seorang Bara Bintang Tenggara ketika di medan tawuran. Cowok berbadan besar, dengan nyali yang melebihi ambang batas.

"Yayaayaaa sa ae lo njir ...," Bobby tertawa sambil meledeki ucapan Bara, benar-benar cowok yang satu ini penuh dengan sefruit kalimat yang menggelikan menurutnya.

"Sa, gue ke kelas duluan yah," ujar Chinta pas di depan Angkasa. Mata cewek itu memiliki banyak harapan disana, tetapi lagi-lagi Angkasa tidak memberinya respond apapun.

"Mau Abang antar, Nta?" tawr Bara.

"NGGAK USAH! MAKASIH." Chinta lalu bergegas pergi dari parkiran, satu dua kali dia berbalik kearah Angkasa. Tapi, cowok itu memang tidak akan pernah peduli.

Sekala yang melihat penolakan Angkasa, paham, yang dilakukan cowok itu adalah hal yang paling benar. Karena bukan cuman Chinta yang perasaannya harus dia jaga untuk tidak terluka karena terus berharap.

Sebentar lagi jam PMB akan di mulai, tapi mereka yang ada di parkiran masih asyik dengan obrolan dengan beragam topik.

"Murid baru yang di bahas di grup Angkatan namanya Aurora," ujar Rama mengalihkan pembicaraan. Cowok itu duduk santuy di atas motornya dengan rokok yang baru saja ia bakar.

"Nama lengkapnya siapa?" Tanya Alaska.

"Au ... Aura au-" eja Bobby terbata-bata.

"Lo ngeja apaan njir, kaku banget."

"Aurelani Aurora," sahut Bara dengan fasihnya.

"Udah ada yang dapat WAnya nggak?" tanya Alaska, lalu merongoh kantongnya mengambil rakok dan korek api.

Sejujurnya, tidak ada hal special dari seorang Aurora yang sedang mereka bahas. Perempuan itu hanya siswa biasa yang kebetulan harus pindah di SMA ANDROMEDA karena tuntutan pekerjaan Ayahnya. Hanya saja, beberapa baris anggota SATROVA begitu kepo dengan kehadirannya.

"Nggak ada, tuh cewek susah buat di jangkau," sahut Bobby. Sebelumnya dia tidak pernah gagal mendapatkan kontak person cewek-cewek incarannya.

"Gue penasaran anjing!"

"Penasaran boleh-boleh aja. Tapi nggak usah sebut hewan peliharaan gue kali," timpuk Bobby.

Angkasa yang dari tadi menjadi pennyimak terbaik ocehan teman-temannya, memilih untuk tidak ikut campur. Murid baru? Nggak penting buat di bicarakan, apalagi nggak cantik.

"Cabut yuk," ajak Angkasa. Cowok itu lalu turun dari motor sport hitamnya. Tasnya tersampir di bahu kanannya, dengan jaket bomber yang masih melekat menutupi seragam SMAnya.

"Lo mau ucapara?"

"Nggak ada upacara di hari Selasa, bego!" timpukan Bobby, kupingnya sensitif dengan pertanyaan konyol pagi ini.

Alaska menyeringai, "Slow Bob, santai aja kayak lagi di pantai."

"Lo mau ke kelas?" tanya Rama mengikuti langkah Angkasa dari belakang, di susul dengan anggota yang lain.

"Wazeb," jawab Angkasa.

Warung Zebra, atau di kenal dengan akronim WAZEB. Warung yang berada di belakang sekolah, warung yang mereka klaim sebagai titik kumpulnya. Warung ini jarang di jarah oleh siswa-siswi, kalau kalimat dengan garis kerasnya 'HANYA ANGGOTA SATROVA YANG BOLEH ADA DISINI'.

Mereka berjalan berombongan menuju WAZEB, melewati beberapa koridor yang mulai sepi karena PBM akan di mulai 5 menit lagi. Angkasa berjalan lebih dulu di depan, memimpin sebagian kecil anggotanya pagi ini. Tidak terlihat aneh lagi, SATROVA memang sangat akrab dengan sebuah kebersamaan. Kalau kata Alaska, "NAH GITU DONG, RAME."

Kak Angkasaaaa

Eh ketua SATROVA, jangan sebut namanya.

Liat rambutnya acak-acakan gitu bikin gue meleleh disini

Kak Angkasa rumahnya gede loh

Gila!! Ganteng banget!! Gantengnya nggak ada akhlak

Tuh, Kak Sekala manis banget, mana juara umum lagi.

Kak Alaska widihh keren banget stylenya

Gue Kak Razi, captain basket gemesh banget

Kak Bara noh liat, rambutnya cetar membahana.

Beberapa bisikan di lapangan mulai terdengar di rombongan cowok berjaket bomber dengan tulisan Satrova, kebesaran mereka. Angkasa memilih untuk turus berjalan tanpa harus meladeni mulut-mulut cabe itu, sedangkan Alaska, mulai menebar pesonanya lagi. Walaupun ia sudah jadian dengan Arabel kemarin, tetap saja menurutnya 1 tidak akan pernah cukup.

"CROCODILE LO, ALAS KAKI!" sahut Bobby melihat sifat playboy Alaska yang sedang mode on.

"Setia. Nggak ada di kamus gue, Bob."

"Parah!! Parah!"

"Lo kayaknya cuman butuh sakit hati luar biasa, buat menghargai sebuah ketulusan perempuan," ujar Sekala, cowok itu paling tidak suka dengan laki-laki modelan Alaska. Ganteng, tapi nyakitin.

"Yaelah, hidup lo datar banget," ucap Alaska "mati satu, tumbuh seribu kali. Kita harus berprinsip seperti itu."

"Berisik lo," ujar Angkasa dari depan.

"Gue no komen lagi, kalau udah Angkasa yang ngomong."

**

Setelah melewati tangga utama, Aurora lalu berbelok ke arah kanan. Wajahnya sedikit ia angkat keatas, sejajar dengan pandangannya yang sedang membaca papan ruangan kelas.

XI MIPA 4. Aurora di sambut rama oleh teman-teman kelasnya, senyum manis mengembang di bibir perempuan itu. Beberapa mata teman laki-lakinya sedari tadi tidak konsen melihat murid baru ini dengan senyum yang bisa membuat orang-orang untuk jatuh cinta pada pandangan pertama.

Aurora berjalan menuju bangku nomor 2, tepat di samping perempuan dengan name tag Silvana Laurel Kaliska. Perempuan rama yang menjulurkan tangan perkenalan untuk pertama kali.

"Ra, lo baru satu hari sekolah disini. Nama lo udah melambung tinggi," ucap Vana. Semalam handphonenya harus ia relakan pending karena grup angkatan ramai membahas tentang Aurora.

"Masa?" balas Aurora.

"Iya, lo mau liat?" Vana mengeluarkan handphonenya, tangannya bergerak gesit mencari grup angkatan dan nama Aurora yang menjadi pembahasan semalam penuh.

"Kayaknya ... Chinta bakal lengser dari posisinya," ucap Vana menerawang.

"Chinta siapa?" tanya Aurora. Ia masih sangat minim informasi tentang sekolah ini dan isinya, posisinya masih sebagai siswa kemarin sore.

"Sanista Chinta Pearl, kelas XI.MIPA 1. Dia primadona di sekolah ini," jelas Vana, Aurora hanya manggut-manggut mendengarnya.

"Dia ngincar Angkasa lo Raa, udah setahun. Tapi nggak ada perkembangan, kayaknya cinta bertepuk sebelah tangan," tambah Vana. Aurora semakin mengerutkan keningnya. Angkasa? Siapa lagi itu.

"Angkasa?"

"Iya. Dia ketua Satrova. Kalau lo liat, lo langsung jatuh cinta kayak gue," ujar Vana antusias dengan wajah malu-malu.

"Orangnya ganteng banget, serius. Sampai buat jejeran cecant kelas 12 jungkir balik," lanjut Vana sambil tertawa.

"Anggota Satrova cogan semua, Ra. Tipe pacar idaman."

Angkasa, ketua Satrova.
begitu ingatan Aurora menyimpulkannya.

"Temen Angkasa nyariin WA lo semalam, Ra. Dia sampe buat give away buat 3 orang tercepat,"

Aurora tersentak, "WA gue buat apa?"

"Nggak tahu, tapi yang pasti lo jangan sampai berurusan sama mereka, Ra. Dia nggak mikir dua kali kalau bertindak, apalagi Angkasa."

"Bahaya banget pokoknya, bakal nggak dibiarin bernafas legah di sekolah ini," ujar Vana tegas.

"Hit me once, and I will hit u twice, itu prinsip barbar dari seorang Angkasa, Ra."

Aurora tiba-tiba merinding mendengar ucapan Vana. Lalu pikirannya kembali berkelana mengenai insiden rumah sakit pada Rabu yang lalu.

"Serius?" tanya Aurora.

"Kalau lo nggak percaya, coba aja, Ra."

"NGGAK, GUE NGGAK MAU!" ujar Aurora sembari menggeleng.

Setelah mengupas sedikit informasi tentang berandal nomor 1 di SMA ANDROMEDA. Aurora mengeluarkan buku paket matematika dari tasnya, menetralkan pikirannya sebelum guru killer masuk pagi ini.

Suasananya kelas XI MIPA 4 cukup kocak, beberapa siswa di kelas ini sibuk dengan segala macam aktifitasnya. Ada golongan lambe turah yang sengaja membentuk meja lingkungan untuk menelusuri segala macam berita teraktual hari ini, ada juga jejeran bangku belakang yang di huni oleh siswa laki-laki untuk Mabar. Jangan lupa, di pojok kiri ada Ratu dan teman-temannya yang sedang melakukan tutorial make up dan smoothing rambut.

"PENGUMUMAN!!!"

Sontak seisi kelas diam menanti perkataan Darko selanjutnya, ketua kelas mereka.

"Cepetan bilang, Dar. Jangan buat deg deg ser nggak jelas kayak gini."

"Kalau nggak penting, gue habisin lo."

"Ngomong njir, lama banget lo."

"JADI, HARI INI-"

"Nggak usah bertele-tele bego!" lagi-lagi suara dari bangku belakang terdengar tidak sabaran.

"GURU RAPAT."

"DAN NGGAK ADA TUGAS UNTUK HARI INI."

Suara tepuk tangan dan iringan sorakan terdengar heboh di seluruh penjuru kelas, bagaimana tidak? Guru rapat, freeclass dan segala macam hal yang membebaskan Siswa-siswi dari PBM benar-benar surga sekolah yang tidak ada duanya.

Aurora lalu mengganti buku paket matematika yang ada di depannya menjadi Novel yang sengaja ia bawa ke sekolah untuk menemaninya saat suntuk.

"Gue juga suka baca novel, Ra. Tuhan emang nggak pernah keliru menakdirkan seseorang untuk bertemu dan bersama." Kata Vana yang kemudian mengeluarkan novelnya juga dari tasnya.

"Hobi baca. Tapi bukan buku pelajaran," balas Aurora dengan senyum yang terurai di wajahnya.

"Hahaha, gue."

"Gue kadang mikir Ra, kapan yah hidup gue seindah tulisan di cerita ini." Vana menunjukkan novel romance yang ada di tangannya. "Ketemu cogan, di perlakukan seperti wanita satu-satunya. Gila, mantap banget nggak tuh."

"Nggak usah halu, Va."

"Lo pilih aja tuh salah satu dari anggota Satrova yang lo bilang tadi cogan semua," lanjut Aurora.

"Maunya sih gitu, tapi mereka mau nggak sama gue?" tanya Vana.

Aurora menaikkan kedua bahunya, "Mana gue tahu Va, gue cuman anak kemarin sore di sekolah ini."

Di waktu yang sama Angkasa dan teman-temannya melintasi koridor kelas XI. MIPA 4. Dari dalam kelas mata Aurora menatap keluar melalui pintu yang terbuka lebar, menampakkan beberapa laki-laki dengan jeket yang bertuliskan Satrova dan logo tengkorak yang tersemat di bahu kiri mereka.



TO BE CONTINUED

Dipublikasi pada: Sabtu, 5 september 2020

Buat yang mau nanya-nanya, tulis aja disini^^

Spam next disini dong:v

Sampai berjumpa di sabtu selanjutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

728 107 6
Disclaimer : • cerita fiksi • cerita 100% hasil pemikiran saya • tokoh bisa bertambah kapan saja • mengandung kata kata kasar, darah, dan masalah...
1.9K 153 8
10 tahun kemudian... "Zavin, malu punya Mama cacat!" Setelah saling berpencar, dan hidup bersama keluarga kecilnya masing-masing, seluruh pasukan int...
120K 14.6K 30
"Gue nggak bisa wujudin semua keinginan Mentari. Tapi gue bisa ngasih seluruh semesta gue buat Mentari." *** Tentang Semesta yang mencintai dunia fot...
5.7K 2K 31
Novel tersedia di Shopee [Part Lengkap] "Selarasnya semesta pertemukan dan memisahkan kita dikala hujan." Bagaimana bisa dengan begitu mudah Namira R...