Yena paling males kalau udah disuruh jadi panitia OSPEK Universitas, sekalipun dia juga anggota BEM di jurusannya.
Alasannya simple. Dia gak mau ketemu kembarannya yang gila dan berakhir bertengkar gak ada habisnya.
Cukup di rumah aja, di kampus jangan.
Malu-maluin, sumpah.
"Yen, mau ke kantor BEM Universitas kan?" Jihoon tiba-tiba datang, gak tahu darimana. Pokok langsung muncul aja di depan Yena. Yenanya cuma ngangguk, lagi males nyahutin.
"Lo jadi panitia OSPEK Universitas juga?" dan Jihoon ngangguk, "Iya, gue kebagian jadi sie acara. Kalo Lo?"
"Lah sama, gue juga" kata Yena.
"Jodoh berarti Yen," Yena langsung melengos gitu aja, pas Jihoon ngalus ke dia.
Belum nyerah aja ya si Jihoon. Padahal dari jaman SMA udah ditolak, masih aja kekeh deketinnya.
"Oh iya adek Lo, si Chaeyeon masuk ke kampus ini juga?"
Yena ngangguk, masih nanggepin Jihoon sekalipun rasanya udah males. Ya gimana, namanya juga temen, sejurusan dan sekelas lagi. Jadi gak mungkin juga kalau Yena segampang itu ngehindarin Jihoon.
"Masuk jurusan apa?"
Yena noleh ke Jihoon, agar heran sama pertanyaan Jihoon yang terkesan ngepoin adiknya. "FISIP, kenapa?"
"Gak papa, tanya aja. Udah lama juga gue gak ketemu Chaeyeon." katanya, sambil nunjukin senyum manisnya yang bisa bikin siapa aja jatuh cinta, kecuali Yena yang emang udah biasa disenyumin sama Jihoon. Gak ngaruh mah, kalau buat Yena.
"Btw Yen, ada yang mau gue omongin sama Lo,"
Yena berhenti jalan, terus noleh lagi ke Jihoon dengan wajah penasaran nya. "Soal apa?"
Jihoon bergumam, ragu mau ngomong apa enggak, "Hmmm soal ..."
"Ngomong aja Hoon,"
"Soal hubungan kita ..."
"Sialan!"
Ha?
Jihoon cengo.
Dia natap Yena pakai matanya yang membulat.
Belum juga ngomong, Yena udah main ngumpat dia aja. Lah gimana mau ngomong kalau begini?
Yena yang sadar lagi dilihatin Jihoon, langsung mengoreksi perkataannya, "Eh sorry hoon. Gue bukan ngomong sama Lo kok,"
Terus? Jihoon jadi bingung.
Dia noleh ke kanan dan ke kiri, ngelihat kira-kira Yena ngomong sama siapa. Tapi gak ada siapa-siapa.
Disitu cuma ada dia sama Yena.
"Bentar ya. Gue ada urusan," dan setelah ngomong gitu, Yena langsung ngacir gitu aja. Main pergi, bikin Jihoon makin bingung.
Dia balikin badannya, natap Yena yang lagi jalan ke lapangan gak jauh dari tempat mereka.
Sekarang Jihoon paham, alasan kenapa tadi Yena tiba-tiba ngumpat di depannya.
Plakkk.
Yena memberikan tamparan yang cukup keras ke orang yang berani memancing emosinya.
"Apa-apaan sih Lo?! Kenapa tiba-tiba nampar gue?!" tanya oknum yang kena tampar, Joy namanya.
"Harusnya gue yang tanya itu! Lo ngapain asal nyiram anak orang sembarangan?! Pakai es lagi, Lo mau tanggung jawab kalau dia kenapa-kenapa?!" sentak Yena, melangkah mendekati Joy dengan kilatan tajam di matanya.
Awalnya tadi Yena cuma lewat lapangan jurusan bisnis, karena kantor BEM Universitas memang ada di antara fakultas bisnis dan FISIP, tapi gak tahunya dia malah disuguhkan dengan pemandangan yang berhasil bikin dia naik darah.
Joy mendecih tidak suka mendengar ucapan Yena, "Apa urusannya sama Lo?! Suka-suka guelah, gue mau ngapain. Ini wilayah gue, bukan wilayah Lo!" tangan Joy mendorong sebelah bahu Yena kasar.
"Jelas ada urusannya sama gue! Karena dia itu ..."
"Kak udah. Aku nggak papa kok," oknum yang jadi korban pembullyan Joy berdiri dan memegang lengan Yena, dari tatapannya, Yena tahu gadis itu sedang memohon agar Yena berhenti melabrak Joy.
Tapi melihat bagaimana keadaan gadis itu, Yena jelas tidak bisa tinggal diam.
"Minggir deh Lo, sebelum gue jadiin Lo sebagai target gue selanjutnya," ancam Joy.
Setelahnya dia berjalan melewati Yena, dan menarik kasar tangan Heejin, gadis yang menjadi sasaran Joy dalam OSPEK tahun ini.
Ini yang gak pernah disukai sama Yena soal OSPEK di kampusnya. Selalu ada yang namanya senioritas. Jadi akan ada mahasiswa baru, paling tidak satu atau dua yang akan menjadi bahan permainan kakak tingkat, tujuannya untuk bersenang-senang atau untuk menunjukkan kekuasaan mereka.
Yena juga mengalami itu tahun lalu, tetapi sayangnya Yena bisa melawan, tidak seperti Heejin yang diam saja saat diperlakukan seperti itu.
Maka dari itu, Yena ingin membelanya. Bukan hanya karena mereka bernasib sama, tetapi juga karena ...
Byurrrr ...
"AHHHHHHHHH"
Yena menyiramkan air kotor yang ada di ember dekat tempat sampah pada Joy, membuat gadis itu menatap nyalang Yena, amarahnya sudah memuncak sampai ubun-ubun.
"YENAA SIALAN!! SINI LO!! GUE HABISIN LO SEKARANG!!" setelahnya Joy mengejar Yena, menyerang tubuh mungil Yena dengan beberapa pukulan dan jambakan di rambutnya.
Tetapi memang dasar, Yena sendiri orangnya bar-bar. Jadi Yena juga membalas perbuatan Joy dengan cara yang sama.
"SIAPA SURUH LO CARI MASALAH SAMA ADIK GUE?!! MAMPUS AJA LO AYAM-AYAMAN KAMPUS!!!"
Terjadi perkelahian yang cukup seimbang diantara keduanya. Sekalipun tubuh Yena lebih kecil dari Joy, tetapi dia tidak kalah tanding dengan Joy.
Berterimakasihlah pada Yohan, kembaran Yena yang sudah mengajarinya beberapa gerakan taekwondo, jadi Yena bisa saja menghabisi Joy saat ini.
"Yen Yen udah Yen," Jihoon datang, menarik Yena untuk tidak berkelahi lagi dengan Joy.
Tetapi Yena terlalu berambisi, sampai-sampai Jihoon sendiri bahkan kena pukul beberapa kali, sangking brutalnya Yena dan Joy.
"Kak Yena, udah," dan Heejin udah nangis. Merasa bersalah karena bikin Yena jadi harus ribut sama kakak tingkatnya, cuma karena belain dia.
"Heejin, coba kamu hubungi Yohan atau bang Wooseok, suruh datang kesini!"
Heejin langsung mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi Yohan sesuai dengan instruksi Jihoon. Tapi gak bisa, panggilan ke Yohan tidak tersambung, mungkin ponselnya mati.
Lalu Heejin bergegas menghubungi Wooseok, dan pada deringan ketiga, telponnya tersambung.
"Kak Wooseok hiks ..." lirih Heejin, suaranya serak karena masih nangis.
"Loh dek, kamu kenapa? Kok nangis?" Wooseok jadi tiba-tiba panik waktu ditelpon sama Heejin dalam kondisi begitu.
"Kak ... Kak Yena ... Hiks hiks,"
"Yena kenapa??"
"Hiks Kak hiks kak Yena berantem,"
"Ha? Berantem sama siapa? Dimana?"
"Sama hiks kak Joy, hiks di lapangan fakultas bisnis,"
"Yaudah kamu tunggu disitu, kakak kesana sekarang. Jangan nangis lagi ya ..." kata Wooseok, lalu memutus panggilan telponnya.
Setelah itu Wooseok, langsung keluar dari ruang BEMnya dengan wajah panik, bikin Daniel yang kebetulan lagi nongkrong di depan ruang BEM jadi ikutan bingung.
"Lo kenapa Seok?"
"Adik gue ... berantem,"
Daniel kaget, baru juga hari ketiga masuk kampus. Masa iya adiknya Wooseok udah bikin ulah aja?!!
"Siapa?? Yohan?"
"Bukan, Yena" kalau ini Daniel gak kaget, karena Yena hobinya emang berantem.
Tapi kalau berantem pun, Yena pasti punya alasan jelas kenapa. Jadi daripada penasaran, akhirnya Daniel memutuskan untuk mengikuti Wooseok yang udah lari duluan, entah kemana.
Di Fakultas Bisnis ...
"BERANINYA YA LO NYENTUH ADIK GUE!!"
"OH DIA ADEK LO?! PANTESAN GOBLOKNYA SAMA KAYAK LO!!"
"DASAR AYAM-AYAMAN KAMPUS!!!"
"DASAR BEBEK MAUNG!!!"
"KALIAN BERDUA ... BERHENTI!!!" teriakan itu sontak membuat keduanya menghentikan perkelahian mereka.
Kini pandangan keduanya tertuju pada pria yang sedang menatap mereka berdua tajam.
"Kalian berdua tidak malu apa bertengkar di depan umum seperti ini?!" sentaknya, dengan guratan wajah marah yang tercetak jelas, membuat Joy menundukkan kepalanya, sedang Yena justru memilih mengabaikan nya.
"Sekarang, kalian berdua ikut saya!"
Joy berjalan mengikuti pria itu tanpa membantah, karena merasa terintimidasi dengan auranya, berbeda dengan Yena yang justru berjalan ke arah Heejin, adiknya.
"Dek, kamu gak papa kan? Diapain aja sama si ayam-ayaman kampus itu?!"
"Yena!" tegur pria yang sempat meneriakinya tadi. Yena menoleh, lalu menyebikkan bibirnya dengan keras.
"Kamu tidak dengar perkataan saya? KAMU IKUT SAYA!"
Yena tersenyum sarkas, lalu berjalan menghampiri pria itu, "Sorry tapi gue bukan bawahan Lo, jadi Lo nggak ada hak buat merintah gue seenaknya," setelah bicara seperti itu, Yena melengos pergi begitu saja, sebelumnya dia menggandeng tangan Heejin untuk ikut bersamanya.
"LEE YENA!!!"
"CHO SEUNGYOUN! BERHENTI BERSIKAP SEAKAN-AKAN LO KENAL SAMA GUE!" Yena mengatakannya, dengan tatapan tajam yang menggelapkan auranya, membuat siapa saja yang melihatnya, merasa takut, begitu juga dengan Heejin.
Tapi, di balik itu semua. Yena yang merasa paling tersakiti disana.
Karena dari semua orang yang dia harapkan datang, seharusnya bukan CHO SEUNGYOUN, bukan orang yang sudah berhasil membuat hatinya hancur berantakan.
Yena tidak bisa. Dia tidak bisa kalau harus melihat CHO SEUNGYOUN membela Joy nantinya, hanya karena Joy adalah kekasihnya, sedang Yena bukan siapa-siapa nya.
Padahal disini Yena tidak bersalah, dia hanya ingin membela adik sepupunya, lalu apa salahnya?
Yena menyayangi Heejin, sama seperti Yena menyayangi Chaeyeon adik kandungnya. Dan siapa saja yang berani menyakiti adiknya, pasti akan mendapatkan balasannya.
Ayo kenalan sama cast yang lain 😁
1. Cho Seungyoun (adik kakak zonenya Yena)
2. Park Jihoon (temennya Yena yang ngebucin Yena)
3. Park Joy (Pacarnya Seungyoun)
4. Kim Heejin (adik sepupunya Yena)
5. Kang Daniel (Temennya Aa' Wooseok)
©️ psproject
Surabaya, 21 April 2020