My Lovely Sister (S1) [COMPLE...

由 hejitsmanda

451K 13.4K 774

#1 on Sister Tag (14-07-2020) #2 on SHS Tag (26-06-2020) #54 on Fiksi Remaja Tag (14-05-2018) #95 on Story Ta... 更多

Prolog
Part 1: Mom Wedding
Part 2 : New Family Member
Part 3 : The Worst Thing I've Ever Heard
Part 4 : WHAT?! HE'S IN MY SCHOOL?!
Part 5 : F(uck)irst Day At School
Part 6 : Good Things
Part 7 : He Comeback
Part 8 : Unnerved
Part 9 : Confused
Part 11 : Panic Attack
Part 12 : Why you gotta be so rude?
Part 13 :The Bad Day (Part 1)
Part 14 : The Bad Day (Part 2)
Part 15 : Why you always make me angry with you?
PENTING!! BUTUH COMMENT KALIAN PARA READERS TERCINTA:)
Part 16 : Fainted again?
Part 17 : A Little Happiness?
Part 18 : What's Wrong With Me?
Part 19 : A Little Moment
Part 20 : Care About Her
Part 21 : Almost
Part 22 : Bad Feeling (Part 1)
Part 23 : Bad Feeling (Part 2)
Curhatan Author
Part 24 : The New Beginning
Part 25 : Worry Feeling (Part 1)
Part 26 : Worry Feeling (Part 2)
Part 27 : Rio Plan (Part 1)
Part 28 : Rio Plan (Part 2)
Part 29 : What Happen With Rio?
Part 30 : The Fragile Side of Giselle
Part 31 : The Mysterious Message
Part 32 : New Protector For Giselle
Part 33 : That Message Again?
Part 34 : Poison?
Part 35 : Revealed (Part 1)
Part 36 : Revealed (Part 2)
Part 37 : Revealed (Part 3)
Part 38 : The Memory (Part 1)
PENGUMUMAN!! PLEASE READ THIS CHAPTER!!
Part 39 : The Memory (Part 2)
Part 40 : The Investigation (Part 1)
Part 41 : The Investigation (Part 2)
Part 42 : The Investigation (Part 3)
Part 43 : The Investigation (Part 4)
Part 44 : Lead to The Truth
Part 45 : The Truth (Part 1)
Part 46 : The Truth (Part 2)
ANNOUNCEMENT!! Please dibaca!! Sangat penting
Part 47 : The Truth (Part 3)
Part 48 : The Truth (Part 4)
Part 49 : The Truth (Part 5)
Part 50 : The Truth (Part 6)
Epilog

Part 10 : Serious or pretend?

10.5K 358 22
由 hejitsmanda

Rio POV

Bel pulang sekolah baru aja bunyi dan gue langsung berlari keluar kelas karena gue mau buru-buru pulang. Mau ngapain? Cuman mau tidur aja gak lebih. Tapi pas gue jalan dilorong koridor kelas 11, tiba-tiba Giselle jalan kearah berlawanan sambil mukanya cemberut. Nah ini waktu yang tepat buat maki-maki dia lagi.

"Ya elah selo aja kali  ada rapat. Itukan derita jadi pengurus OSIS," seru gue  tiba-tiba nyaut. Giselle malah bales dengan tatapan mencibir. Berani lagi tuh anak!

"Lo gak usah sok comment  gitu deh. Ini itu urusan pribadi gue. Mau gue suka, gak suka bukan  urusan lo! Ngerti lo?!" teriak Giselle menatap gue tajam. Karena gue gak mau kalah jadi geu bales lagi tuh anak, "eh lo pernah denger gak kalo  setiap orang boleh kasih pendapat? Kalo lo tau, itu yang lagi gue  lakukan, memberikan pendapat sama orang yang gak tau diri kayak lo!" Gue langsung jalan ninggalin dia. Dan gue masih bisa denger dia bilang gue cowok sialan. Berarti kita sama cowok dan cewek sialan.

Tapi tiba-tiba gue keinget kalo tadi pas gue ngomong sama Giselle, muka Giselle rada pucet. Ah itu anak nyusahin aja dah, gue padahal kan mau pulang. Kalo kondisi dia kayak gitu, gue gak bisa langusng pulang, gue harus tungguin dia. Soalnya nanti kalo gue ketauan gak jagain dia kan bisa mampus gue dimarahin bonyok. Yaudahlah ya gue tungguin dia aja diparkiran.

Hampir dua jam gue gabut gak jelas diparkiran, sampe-sampe satpam sekolah udah nanya tiga kali ke gue mau keluar apa engga. Eh tiba-tiba gue liat Giselle jalan keluar bareng temennya yang namanya Gina kalo gak salah menuju ke halte bus depan sekolah. Gue mulai nyalain mobil dan berusaha ngikutin mereka. Gue sengaja keluar duluan sebelum mereka supaya gue bisa parkir ditempat yang aman supaya bisa mantau Giselle dari jauh.

Pas dihalte itu, Giselle ditinggal sama Gina yang udah dijemput duluan. Keliatannya sih tuh anak masih nungguin bis lewat. Gue sengaja biarin dia beberapa menit. Sampe akhirnya, Giselle masih duduk dihalte bus. Gue mulai matiin mesin mobil terus gue keluar dari mobil dan nyamperin Giselle.

"Giselle?" panggil gue. Giselle nengok kearah gue. Pastinya dia kaget karena tiba-tiba gue manggil dia.

"L-lo ngapain disini? Kan lo udah balik daritadi."

"Iya emang udah pulang, cuman gue gak jadi pulang liat muka lo pucet kayak gitu," jawab gue.

"Apaansi lo gue tuh gapapa. Paling efek kedinginan AC doang. Gak usah lebay." Giselle malah buang muka. Uh ini anak mau gue tolongin malah nolak lagi. Jarang-jarangkan gue baik gini sama dia. Gue sama dia diem-dieman selama lima belas menit. Rajin kan gue itungin berapa lama kita diem gak jelas dihalte bus.

"Sell, udah yuk ikut gue pulang. Lagian lo mau sampe jam berapa nungguin busnya? Yuk ah," ajak gue narik tangan Giselle tapi reaksi Giselle lemes banget kayak ga ada tenaganya.

"Sell? Giselle?" Pas gue balik badan dia, ternyata dia udah pingsan daritadi. Shit! Kenapa gue gak sadar pas dia pingsan?! Gue langsung gendong dia bawa kedalem mobil dan langsung pulang kerumah. Pasti ini anak kecapean sampe bisa pingsan gini. Berarti firasat gue tadi pagi bener kalo dia bakal pingsan karena keras kepala.

****

Giselle POV

Mata gue perlahan membuka dengan datangnya cahaya putih. Selama beberapa menit gue menormalkan mata gue untuk menangkap bayangan yang gue liat. Tiba-tiba gue kayak ngeliat ada seseorang didepan gue. Cuman masih belom jelas dia siapa. Sumpah mata gue kenapa normalnya lama amat ya.

Seketika gue baru sadar kalo gue lagi ada dikamar kesayangan gue. Gue kaget asli didepan gue ada Rio yang mukanya khawatir banget. Ehh, Rio khawatir sama gue? Gak mungkin banget keles.

"Akhirnya lo bangun juga ya setelah empat jam lo tidur," kata Rio ngambil mangkok yang gue gak tau isinya apa.

"Yaudah sih gak suka aja. Lagian siapa yang nyuruh lo buat nungguin gue pingsan. Itu apa lagi yang dimangkok? Lo mau ngeracunin gue ya?!" tanya gue. Rio malah ketawa gak jelas. Ihh itu anak bukannya jawab pertanyaan gue malah ketawa lagi.

"Yaelah Sell kenapa lo nethink mulu sama gue? Tenang ini bubur kok buat lo makan, biar sehat lo gak pingsan lagi kayak tadi. Untungnya lo gue tungguin tadi. Kalo enggak, lo bakal diculik kali ya," kata Rio yang buat gue ngeri.

"Yaudah sini buburnya gue makan sendiri aja. Nah sekarang lo boleh keluar dari kamar gue," perintah gue. Rio malah diem dan duduk dimeja rias gue. Itu anak ngapain sih?-_-

"Sejak kapan lo temenan sama Evan?" Gue yang merasa ditanya menjawab pertanyaan Rio.

"Dari TK. Emang kenapa?" Rio menggeleng. Terus dengan tiba-tiba dia beranjak keluar kamar gue dan pas dia buka pintu dia bilang ke gue, "buburnya abisin abis itu minum obat yang ada di nampan abis itu langsung tidur lagi. Semoga lo besok udah baikkan. Gue tidur dulu." Abis Rio nutup pintu, gue ngerasa ada yang aneh dengan kakak tiri gue itu. Kenapa tiba-tiba dia berubah jadi baik banget sama gue? Padahal kan gue masih jahat sama dia. Ini pertanda baik apa dia pura-pura aja?

****

Author POV

Keesokan harinya, suhu badan Giselle sudah kembali normal. Ia pun dapat kembali beraktivitas seperti biasa di sekolahnya. Namun berbeda dengan Rio, akibat menjagai Giselle semalam, Rio lupa makan dan meminum obatnya. Rasa sakit itu kembali menjalar ditubuh Rio yang membuat tubuhnya mati rasa.

"Den Rio, bangun den. Sudah pagi," panggil Bi Imah saat masuk ke kamar Rio. Rio yang tak tahan, meringis kesakitan yang membuat Bi Imah terkejut dan langsung memanggil Herman dan Erica untuk menjenguk keadaan Rio. Giselle yang mendengar suara ribut-ribut, memutus untuk keluar dari kamarnya setelah selesai berdandan.

"Rio, kenapa kamu bisa seperti ini? Kamu pasti lupa makan yang tadi malem? Terus obatnya juga pasti lupa diminum?" tanya Erica bertubi-tubi. Rio yang ingin menjawab, namun ditahan oleh Herman, sang papa. Herman menyuruh anaknya untuk tidak perlu menjawabnya cukup dengarkan saja.

"Ya sudah Rio, papa sama mama tinggal dulu. Adek kamu, Giselle juga nanti sekolah. Kamu istirahat saja di rumah ya. Nanti akan papa buatkan surat ijinnya," kata Herman pada anaknya dan yang dibalas anggukan oleh Rio yang masih meringis kesakitan.

"Ya udah bi, bibi buat sarapan buat Rio sama siapin obatnya ya. Saya tinggal dulu bi." Bi Imah mengangguk dan langsung melaksanakan tugas tersebut.

Herman dan Erica keluar dari kamar Rio bersamaan dengan masuknya Giselle. Giselle yang melihat kondisi kakak tirinya itu merasa bersalah. Mungkin semua ini karena Rio menjaganya semalam hingga bangun.

"R-Rio.. Lo sakit? Lo gapapakan tapi?" Pertanyaannya dibalas anggukan oleh Rio. "ya udah hmmm cepet sembuh ya. Gue berangkat dulu." Giselle pun keluar dari kamar Rio dan menutup pintu dengan meninggalkan perasaan kaget pada diri Rio yang sedang terkapar di ranjangnya.

****

Berita Rio tidak masuk sekolah menjadi trending topic hari ini. Giselle yang mendengarnya menjadi tak tenang. Karena Giselle tahu yang menyebabkan Rio seperti ini adalah dirinya yang terlalu egois dan tidak tahu terima kasih atas jasa Rio semalam yang merawatnya hingga ia bisa sembuh hari ini.

"Kira-kira Rio sakit apa ya? Duh kasian Rio."

"Yah ka Rio sakit, kan jadi gak bisa modus."

"Ka Rio kasian ya.. Padahal hari ini gue mau kasih makanan buat dia."

Dan masih banyak lagi keluh kesah anak kelas 10-12 yang tahu bahwa Rio tidak masuk karena sakit. Giselle yang mendengarnya menjadi gusar dan membuat Gina bertanya-tanya akan tingkah Giselle.

"Sell, lo kenapa sih? Daritadi muka lo kayak mikirin sesuatu gitu," tanya Gina membuat Giselle menoleh kearahnya.

"Ha, gapapa kok, Gin. Cuman lagi mikirin..." Gina melemparkan pandangan 'i know you lie'.

"Okay, Rio itu sakit karena gue." Gina menaikkan alis matanya. "iya jadi kemaren gue pingsan karena badan gue udah ga enak. Terus Rio jemput gue bilangnya sih karena dia khawatir liat muka gue udah pucet gitu. Cuman gue masih nekat buat pulang naik bis. Eh gue malah pingsan dan akhirnya Rio nungguin gue sampe bangun dan karena nungguin gue dia lupa makan dan lupa minum obatnya." Gina mengelus pundak Giselle untuk menenangkannya.

"Ya udah gapapa, Sell. Lo jangan nyalahin diri lo gini, kan belum tentu dia sakit karena dia bantuin lo. Udah sekarang lo doain dia aja semoga cepet sembuh," kata Gina. Giselle pun mengangguk.

****

Sesampainya Giselle di rumah, ia langsung menjenguk Rio di dalam kamarnya. Saat membuka pintu, terlihat Rio yang tengah terlelap. Giselle pun masuk ke dalam kamar Rio dengan sangat pelan-pelan. Giselle mengitari ranjang Rio dan duduk di samping Rio untuk melihat kondisi Rio.

"Sebenernya lo sakit karena gue apa salah lo sendiri, sih?!" ucap Giselle yang membangunkan Rio. Rio yang merasa ada yang berbicara, mulai bangun perlahan dan membenarkan posisinya. Saat membuka mata, Rio terkejut melihat Giselle berada dihadapannya dengan raut wajah khawatir.

"Lo? Udah pulang?" tanya Rio tiba-tiba. Giselle yang tak melihat Rio bangun, kaget dan menoleh kearahnya.

"Sejak kapan lo bangun? Gue gak ganggu kan? Gue kesini cuman mau ngecek lo doang kok udah sembuh apa belom," kata Giselle pelan. Rio mengangkat sebelah alisnya. "iya gitu doang kok. Kalo gitu gue balik dulu deh ke kamar. Bye." Giselle langsung berlari keluar dari kamar Rio.

"Yeh itu anak gue belom ngomong udah main keluar aja," batin Rio.

"Duhh gue kok bego banget sih kenapa suara gue kenceng banget sampe ketauan Rio kan kalo gue ke kamar dia. Ihhh...," seru Giselle di dalam kamarnya.

"Kalo dia mikir tentang gue yang enggak-enggak gimana?" batin Giselle yang masih frustasi.

****

Heyy guysss
Akhirnya part ini selesai juga setelah terhambat beberapa hari wkwkkw

Oh ya gimana nih sih Rio kok tiba-tiba perhatian ya? Terus kok dia tiba-tiba sakit?

Yuk ikutin lanjutannya di part 11!!!

Byeee

-24 April 2016-

继续阅读

You'll Also Like

198K 17K 40
Menjadi pribadi yang galak dan emosional adalah sebuah bentuk pertahanan diri seorang Brianna Rossana Geraldi. Alasannya sederhana, ia hanya tak ingi...
ARSYAD DAYYAN 由 aLa

青少年小说

2M 109K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
MERAPI 由 Aing Indah

青少年小说

2.4M 285K 35
Merapi itu toxic. Dan Airin itu munafik. Merapi selalu berlaku kasar pada Airin, sedangkan Airin selalu tersenyum menantang dan bersikap seolah-olah...
685 187 9
Jenuh akan pekerjaannya, membuat Sohyun sering menghabiskan waktu sepulang kerjanya dengan mabuk-mabukan. Semuanya tampak membosankan, hingga ia meli...