⭐️ [NEW VERSION] ⭐️
Dengan kembalinya Giorgio Evantio ke RIS, mulai menghebohkan para murid perempuan yang menjadi penggemar laki-laki itu. Pasalnya, Evan termasuk salah satu Most Wanted Guy di RIS dan berada di urutan ke-3 setelah Rio. Sebenarnya, posisi Evan ada di nomor dua, tapi setelah Rio masuk ke RIS, posisi Evan pun harus bergeser.
Penggemar Evan tidak kalah banyak dengan penggemar Bryan maupun Rio. Bisa dibilang satu murid perempuan menggemari seluruh Most Wanted Guy yang ada. Tapi, karena Bryan sering bersikap dingin kepada para penggemarnya, banyak penggemar cowok itu yang akhirnya lari ke Evan karena Evan memang lebih ramah kepada para penggemarnya.
"Evan!"
"Kak Evan kok ganteng banget sih!"
"Ihh gila Evan ganteng banget!"
Ya begitulah kira-kira para penggemar Evan saat Evan sedang berjalan di sepanjang koridor sekolahnya menuju kelasnya.
"Gila ya, Van, fans lo makin membara kayaknya pas lo balik. Serem gila," ucap Giselle yang berjalan bersama dengan Evan.
"Ya emang gitu mereka. Tapi, seru juga ada mereka, Sell, sekolah jadi rame gitu. Cuman ya kadang serem juga sih kalo mereka kelakuannya udah mulai nggak waras."
"100% setuju. Bisa gawat nih kalo gue lama-lama deket sama lo, Van. Bisa-bisa gue dimakan sama mereka cuman gara-gara gue doang yang bisa sedeket ini sama lo," seru Giselle. Evan yang sedeari tadi sedang melakukan "fans service" segera menatap Giselle di sebelahnya dan tertawa geli.
"Ya kali, Sell. Pokoknya, lo tenang aja selama ada gue di samping lo, dijamin mereka nggak bakal bisa nyentuh lo bahkan ngelakuin hal-hal aneh. Percaya sama gue."
"Iya-iya deh, Giorgio Evantio. Yuk ah, jangan lama-lama jalannya. Udah mau bel tau," seru Giselle menggandeng tangan Evan menuju kelas mereka sambil setengah berlari agar tidak terlambat.
*****
Giselle POV
Akhirnya, hari yang menyenangkan untukku datang juga!
Setelah sebulan menghilang tanpa kabar, sahabat kecilku—Evan—sudah kembali ke sekolah. Rasanya aku senang sekali melihat dirinya karena Evan sudah ku anggap sebagai guardian angel sejak pertama kali kami berkenalan. Bagaimana tidak kalau dirinya sangat baik kepadaku dan mau menjadi tempat curhat saat aku memiliki kegundahan yang mengganggu.
Jadi, mulai sekarang kalau aku ingin mengeluh tentang Rio, aku bisa cerita kepada Evan sepuasnya. Bahkan aku juga heran dengan Evan, bagaimana dia bisa menghadapiku yang kadang keras kepala ini dan bisa menenangkanku setiap aku sedang kesal terhadap sesuatu. Keberadaan Evan benar-benar penting dan berarti untukku.
Aku yakin tanpa dia, aku tidak bisa menjadi diriku yang sekarang.
"Dih, ngapain lagi nih anak senyum-senyum sendiri. Nggak jelas lo," seru seseorang. Huh pasti si Rio lagi. Kapan sih ya Tuhan dia lenyap dari hadapanku?
"Apa sih lo ganggu orang aja. Lagian ya sesuai peraturan, kalo mau masuk kamar orang ketok pintunya dulu. Kenapa lo jadi main masuk aja sih? Dasar nggak punya sopan santun!" seruku. Huft, kenapa ya dia suka sekali merusak momen penting dalam hidupku?
"Listen, Sell, gue tuh udah ngetok pintu lo beberapa kali, tapi lo nggak nyautin gue. Yaudah, gue buka aja pintunya. Eh, taunya lagi senyum-senyum nggak jelas lo. Bayangin apa lo? Awas kalo bayangin yang jorok-jorok," jawabnya tanpa rasa bersalah.
"Sialan banget ya kakak tiri satu ini. Belum tau dia gue bakal bisa bikin hidup dia menderita selama tinggal di sini," kataku dalam hati sambil menahan amarah.
"Bla-bla... serah lo! Udah lo ke sini, mau ngapain? Ada yang penting, nggak? Gue nggak banyak waktu buat ladenin orang—eh salah... maksudnya makhluk macem lo!"
"Lo bisa nggak sih hormatin gue sekali aja sebagai orang yang lebih tua dari lo?! Gue ke sini mau ngomong baik-baik ya sama lo, bukan untuk saling debat."
"Enggak bisa. Lo aja nggak hormatin gue sebagai tuan rumah ini. Ngapain gue harus hormatin lo." Aku diam sejenak mengambil nafas dan kembali berbicara "Udah cepet mau kasih tau apaan sih? Sebelum gue tutup nih pintunya,."
"Bonyok kasih tau gue barusan kalau sabtu ini kita ada acara keluarga. Nah, mama nyuruh lo untuk beli baju sama gue besok sepulang sekolah. No debat. Itu mama yang ngomong ya, bukan gue. So, besok gue tunggu di tempat biasa gue nurunin lo dan kita pergi ke butik yang mama udah tunjuk." jelasnya sebelum menghilang dibalik pintu kamarnya yang berada di samping kamarku.
"Eh—Yo, gue mau ngomong dulu, jangan ditinggal dulu. Ish... tuh anak nyebelin banget sih! Masa aku harus ke butik sama dia? Nggak banget deh. Apa-apaan sih mama nyuruh Rio nemenin aku. Kan bisa pergi sama Evan."
Aku menutup pintu kamar dan meraih smartphone-ku untuk berbincang dengan Evan melalui chat.
•LINE•
Gisellejm
EVANNNN JELEKKK... MAU CERITAAA😭😭
Evantio
Eh, selo mbak. Ya udah, mau cerita apa?
Gisellejm
Gini sebelumnya, gue mau kasih tau sesuatu dulu. Tapi plis jangan kaget yg lebay ya😔
Evantio
Iya, yaudah mau kasih tau apaan sih? Penting banget ya?
Gisellejm
Jadi, bulan lalu pas kenaikan kelas, mama nikah lagi dan jadinya, gue punya kakak tiri cowok.
Evantio
HA ANJIR!! SERIUS?? Jadi, kakak tirilo cowok?!
Gisellejm
Iya, Van. Lo tau sendiri kan, kalo gue anti banget punya kakak cowok😭😭
Udah gitu dia ngeselin banget lagi. Sumpah kesel banget gue sama dia, Van... Gimana dong
Evantio
Gila lo lagi perang sama maut dah, Sell. Lo tenang aja, pokoknya kalo dia bikin lo bete, lapor gue. Biar gue kasih pelajaran tuh anak. Enak aja bikin princess gue bete😤😤. Tapi, emangnya dia suka bikin lo kesel kayak gimana, Sell?
Gisellejm
Ya gitu suka ngadu mulutlah sama gue, terus kelakuannya nggak tau diri gitu deh, Van... Ihh... bikin gue darting mulu tiap liat mukanya. Mana kamar dia sebelah kamar gue lagi. Kan bikin emosi terus ya😡
Evantio
Yowes sabar dulu aja, Sell. Nanti kita cari cara biar dia kapok macem-macem sama lo. Okay?
Gisellejm
Iya, siap, Van. By the way, dia satu sekolah loh sama kita. Bahkan kayaknya dia deh yang geser peringkat lo di MWG. Lo denger namanya nggak pas tadi di sekolah?
Evantio
Tadi gue sempet denger anak-anak panggil nama Rio-Rio gitu. Jangan bilang dia kakak tiri lo, Sell😳
Gisellejm
Sayangnya, iya, Van😤. Namanya Mario Reynaldo. Tapi, asli ya gue nggak setuju banget dia masuk MWG. Apa-apaan tuh baru setengah hari masuk sekolah udah jadi MWG. Lah, kita masuk ke list itu aja dengan perjuangan keras, pake lewatin seleksi dulu. Kesel nggak sih?!🔥🔥
Evantio
Anjir juga tuh cowo! Seganteng apa sih dia sampe-sampe ngalahin gue? Gue kaget makanya kok posisi gue jadi bergeser ke nomor 3. Oke, besok gue mau liat seganteng apa dia, Sell. Besok, gue samperin lo ya dan berangkat bareng. Sekalian gue mau ketemu sama nyokap lo, udah lama.
Gisellejm
Siap, Van. Thanks banget lo udah nawarin gue untuk berangkat bareng. Kalo enggak, duh gue harus berangkat sama dia dna terjebak dalam suasana paling nggak nyaman sedunia😤 Ya udah, gue mo tidur ya, Van... Tau nih tumben udah ngantuk abnget jam segini. See you, Evan jelek yg katanya ganteng😂
Evantio
Dasar kebo! Bye, Sell! Jangan lupa mimpiin gue biar tidur lo makin nyenyak ya😂 Night, love❤️
*****
Mario POV
Jujur, tadi aku memang sengaja mau gangguin Giselle tapi, aku memang mau menyampaikan pesan dari mama. Begitu aku ketuk pintunya, dia nggak menyahut. Awalnya, kau pikir dia sudah tidur, tapi aku masih bisa mendengar suara ribut di dalam kamar yang menandakan bahwa sang pemilik kamar masih terjaga.
Dengan sabar, aku kembali mengetuk pintunya, namun tetap belum ada jawaban dari dalam. Akhirnya, kuputuskan untuk mendobrak paksa pintu kamar Giselle dan melihat Giselle sedang tersenyum tidak jelas sambil berbaring di atas kasur.
Giselle pun terkejut melihat aku masuk ke dalam kamarnya dan kembali terjadilah perang Tom and Jerry yang ingin aku hindari. Tapi, selama aku dan Giselle belum berbaikkan, kami berdua pasti akan seperti ini terus sampai kapanpun.
Pada awalnya, aku tidak ingin menguras tenagaku untuk marah-marah dengannya, tapi akrena dia mulai keterlaluan, akhirnya aku membentaknya dan menyuruhnya untuk berbicara baik-baik denganku. Tapi, nihil. Giselle justru semakin marah kepadaku dan ku putuskan untuk langusng menyampaikan pesan mama kepadanya dan kembali ke kamar agar aku tak perlu mendengar ocehannya lagi yang membuat telingaku bengkak.
Ku baringkan tubuhku di atas kasur dan mencoba untuk tertidur. Belum sempat masuk ke alam mimpi, tiba-tiba pikiranku melayang pada kejadian tadi pagi yang sempat mengganggu pemandangan mataku di skeolah, yaitu kejadian Giselle dengan penuh semangat memeluk murid cowok saat keduanya berada di lobby sekolah.
Melihat wajah laki-laki itu sekilas, seperti mengingatkanku pada seseorang, namun tidak tahu siapa. Tapi, bila dipikirkan kembali, aku tidak mungkin kenal dengan laki-laki itu karena statusku yang masih menjadi murid baru di RIS.
Jujur, saat melihat mereka berdua berpelukan erat seperti itu di area sekolah, sangatlah aneh dan tidak biasa. Aku merasa diriku tidak suka melihat kejadian itu. Tapi, aku bingung, kenapa aku harus tidak suka dengan hal tersebut? Toh, kejadian tadi pagi tidak ada sangkut pautnya denganku, kan?
Tapi, aku penasaran dengan cowok yang Giselle peluk itu. Siapa sih cowok itu sampai bisa sedekat itu dengan Giselle dan tidak malu berpelukan di area sekolah?
Larut dalam imajinasiku sendiri, aku sampai tak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Wah, ini semua gara-gara memikirkan kejadian tadi pagi yang membuatku mati penasaran sekaligus panas mungkin?
"Ah, ini kan bukan masalah penting. Kenapa gue harus repot-repot sih mikirin si bawel itu? Udah mending gue bobo," kataku sembari membenarkan posisi tidurku dan kali ini mulai memejamkan mata dan masuk ke alam mimpi.
*****
MALAM SEMUAAAA!!!
AKHIRNYA GUE COMEBACK SETELAH SEKIAN LAMA GUE TIDAK UPDATE STORY INI
MAAF YA SEBELUMNYA KALO UPDATENYA LUAMAAA BANGET
KARENA GUE LAGI FOKUS NGURUSIN CERPEN BUAT MAJALAH SEKOLAH, HEHEHE...
YA SEMOGA SIH BAGUS DEH CERPENNYA:)
GIMANA PART INI? SORRY KALO MARIO POV-NYA GAJE:(
PART 8 JANJI GAK GAJE DEH WKWKWK
GIMANA ADA YANG NAKSIR GAK SAMA RIO?? ATO NAKSIR EVAN? HAHAHA
DITUNGGU COMMENT KALIAN YA!!
VOTENYA JUGA JANGAN LUPA
SEE YOU
Gisel xx
-15 Maret 2016-