Seperti hujan yang sangat mengerikan, bongkahan-bongkahan es tajam tersebut terus menyerbu menyerang mereka, tentunya serangan-serangan tersebut mampu ditangani, meski mereka merasa kewalahan, Yoohyeon harus melakukan serangan jarak jauh Dami dan Siyeon juga harus melemparkan senjata mereka, Handong dan SuA juga harus melepaskan serangan yang mana memiliki daya hancur besar dan kuat.
Bongkahan-bongkahan es tajam yang berada di luar radius menancap pada lantai es, tidak semua berhasil mereka serang dan hancurkan. Saat dilindungi oleh Dami, SuA pun kini memfokuskan serangan pada satu fokus, yaitu menyerang pusat dari bongkahan-bongkahan es tajam tersebut.
Di sisi lain, setelah Handong, Siyeon dan Yoohyeon sudah berjarak sekitar tiga puluh meter dari lokasi pilar besar, pilar itu meledak akibat serangan SuA, pilar es itu terpisah menjadi banyak pecahan setelah ledakan besar yang efeknya mengenai telak pada Winter yang tidak mempersiapkan dan tidak menduga akan mendapatkan serangan.
Akibatnya, Winter terlempar jatuh berguling-guling di atas lapisan lantai es. Sekujur tubuhnya mendapat luka akibat ledakan itu, tapi semua lukanya lenyap dalam hitungan detik.
“Sial, senjata itu harusnya beku dalam waktu lama, aku benar-benar salah memperhitungkan.” Winter bergumam kesal melihat senjata SuA yang menjadi penyebab hancurnya pilar yang dirinya ciptakan. Winter kembali berdiri lalu memandang ke arah Handong yang sudah dekat, begitu juga dengan Yoohyeon dan Dami.
“Kalian semua benar-benar menjengkelkan!” seru Winter tatkala mendapati mereka menyerang. Dengan pasang mata yang bercahaya putih kebiruan, Winter langsung lebih dulu menyerang mereka.
Winter pun langsung menciptakan bongkahan es raksasa dalam jumlah yang sangat banyak dan ukurannya tidak masuk akal, daerah dalam radius beberapa kilometer kini menjadi bukit-bukit es yang terus membesar dan meluas.
Gedung-gedung yang tersisa dan bertahan dari pertarungan sebelumnya kini mulai runtuh dan hancur akibat bongkahan-bongkahan es raksasa tersebut. Melihat es-es yang sekarang tidak ada bedanya dengan tanaman sulur es, mereka terlihat tumbuh membesar dan meluas dengan cepat.
Dami bergumam terlihat benar-benar tidak senang dengan apa yang dilihatnya saat ini. “Orang ini, dia benar-benar memiliki kapasitas energi yang sangat banyak.”
“Wow, ini keren, daratan diubah menjadi es, kurasa kita akan mendapatkan Greenland 2.0 di sini.” Handong malah berseru antusias, dengan ejekan dan sarkastis tentunya.
“Yah, dan itu sangat berbahaya, bersyukurlah kita tidak dibekukan oleh suhu dingin ini.” SuA menanggapi. Ia lega karena pakaian mereka memiliki sistem yang mampu menangani dan menaikkan suhu di sekitar mereka, suhu yang tetap menjaga agar tubuh mereka tidak membeku.
Sebenarnya, sebagian dari mereka mungkin mampu menangani masalah suhu rendah ini, akan tetapi mereka tidak bisa terus-menerus mencoba menangani suhu rendah bersamaan dengan bertarung melawan Winter. Selain menguras energi, itu juga membuat perhatian mereka terbagi.
“Pakaian kita masih berfungsi dengan baik sepertinya, dan itu satu-satunya kabar baik saat ini,” ucap Siyeon sambil memperbaiki posisi tudung jaketnya.
Dami langsung angkat bicara. “Maaf mengecewakan, tapi ... Aku tidak yakin pakaian kita akan bertahan kalau terus seperti ini.”
“Sungguh?” tanya SuA, ia beserta yang lain memandang ke arahnya, meminta kejelasan.
“Ya. Kita harus secepat mungkin menuntaskan ini.”
“Dan es-es yang terus tumbuh itu, aku rasa itu terlihat mulai menakutkan.” Siyeon membalas sambil memasang ekspresi yang pura-pura ngeri. “Bagaimana cara kita mengakhiri semua ini dengan es-es berbahaya itu coba?”
“Itu hanya es.” Handong bergumam acuh tak acuh, kemudian ia pun langsung mempersiapkan ancang-ancang, lalu kedua kakinya melepaskan ledakan yang mana tubuhnya memelesat cepat menuju ke arah bongkahan-bongkahan es raksasa yang mengembang memperbanyak dan membesar terus-menerus. Saat tubuhnya masih bergerak cepat, Handong melepaskan pukulan yang menciptakan tekanan angin yang menghantam es-es tersebut.
“Aku yakin itu sangat kuat.” Siyeon berkomentar datar. Saat terjadi benturan, ternyata serangan yang Handong lepaskan sama sekali tidak memberikan dampak apa pun, bongkahan es berukuran raksasa itu terus mengembang dan bertambah banyak.
“Sial, ini tidak seperti yang kuharapkan.” Handong berkomentar. Ia pun langsung berlari menjauh dari bongkahan es berukuran besar itu.
SuA pun kembali berbicara, terdengar seperti mengusulkan. “Kurasa ini waktu bagi kita melarikan diri.”
Tanpa harus menunggu sedetik lagi, mereka pun berlari menjauh dari perluasan dan perkembangan bongkahan es yang membentuk bukit tersebut, segala yang ada di sekitar mereka tersapu habis oleh bongkahan-bongkahan es yang terus mengembang dan membesar. Setelah berlari beberapa ratus meter jauhnya, pada akhirnya bongkahan es yang sudah membentuk bukit tinggi itu sudah berhenti membesar dan meluas. Akan tetapi saat ini ukuran dan tinggi es itu sudah di luar batasan.
“Kurasa esnya sudah berhenti.” SuA bergumam sambil menggunakan kacamatanya yang masih ia kenakan, memindai kondisi es yang kini membentang begitu tinggi dan besar. “Dan ini adalah es yang sangat banyak dan besar.”
“Dan itu sudah menjadi gunung Himalaya.” Siyeon menambahkan.
“Gunung Himalaya? Maksudnya, Everest?” ucap Dami mengoreksi.
“Ya, itu maksudku.” Siyeon mengangguk sambil menunjuk Dami sebagai balasan. Kemudian ia lanjut bicara sambil menoleh kembali ke arah gunung es berada. “Lalu apa yang akan kita lakukan dengan itu? Sekarang perempuan itu membuat seluruh kota menjadi gunung es.”
Dami yang sudah tidak berminat melanjutkan pertarungan, ia memberikan usulan. “Bagaimana kalau kita lanjut berlari? Kurasa tidak ada gunanya melanjutkan pertarungan ini.”
“Masalahnya, Dami, kemungkinan besar orang itu akan terus memburu kita, aksi kejar-kejaran kucing-tikus ini tidak akan berhenti sebelum kita yang mati atau dia yang mati.” SuA yang kurang setuju dengan usulan Dami pun memberitahukan situasi mereka.
“Dan perlu kalian ingat kalau kita sudah punya kucing besar yang mengejar kita selama ini, kita tidak membutuhkan kucing lain lagi yang mengejar.” Handong mengingatkan mengenai Hyoyeon yang menargetkan mereka.
SuA mengangguk. “Handong benar, satu-satunya cara yang harus kita lakukan saat ini adalah ....”
“Kita harus mengakhiri di sini.” Handong menambahkan.
“Oke, jadi kita lanjut bertarung?” tanya Siyeon ingin memastikan.
“Ya, ayo hajar dia.” Handong terlihat kembali bersemangat.
“Kurasa aku akan menggunakan serangan yang lebih besar lagi dari sebelumnya.” SuA berkomentar. “Daya hancur, 38%. Ini akan membuatku kesemutan di seluruh badan.”
“Oke, kita serang dalam hitungan tiga.”
“Tiga!” Seru Siyeon dan SuA serempak, mereka pun bergerak bersamaan melakukan serangan.
“Apa?!” seru Handong yang tidak percaya cara Sua dan Siyeon menghitung. Ia kemudian menoleh pada Dami dan Yoohyeon. “Apakah mereka bodoh? Mana satu dan dua-nya?”
Yoohyeon dan Dami tidak menjawab karena mereka juga menyusul kedua gadis itu untuk menyerang menghancurkan gunung es tersebut. Karena itu, Handong pun menggeram tak senang lalu ikut bergerak menyerang.
Mereka melakukan serangan kombinasi, kerusakan yang SuA ciptakan membentuk lorong panjang di sepanjang bukit es, mereka bergerak maju, bongkahan-bongkahan es bergerak terangkat dalam berbagai ukuran, berniat membentur dan menghantam mereka.
Semuanya bergerak maju dengan gerakan yang cepat, menghindari dan menjadikan setiap bongkahan sebagai tumpuan, melompat dan melakukan gerakan parkour, Yoohyeon lebih banyak memotong dan menghancurkan bongkahan-bongkahan es tersebut.
SuA berlari sambil membawa senjatanya, menghindari setiap serangan bongkahan es yang beterbangan ke arahnya, ia terpaksa harus menurunkan tingkat kehancuran serangannya sampai 4% untuk menghemat energi miliknya. Apalagi bongkahan-bongkahan itu tidak terlalu besar sehingga tidak membutuhkan daya serangan yang besar.
Ya, untunglah, setiap bongkahan yang terbang ke arahnya dapat hancur dengan mudah meski kepadatannya melebihi bebatuan, SuA melompat mundur, menembakkan cahaya biru dari senjatanya, ia bergerak sangat cepat menuju ke arah depan lalu menembaki banyak bongkahan yang mana mengarah menuju Siyeon dan Yoohyeon serta Handong.
“Aku dapat menangani itu!” seru Handong yang tidak bersedia mendapatkan bantuan, ia bicara sambil melemparkan bongkahan yang ia tangkap menuju ke arah bongkahan lain sehingga terjadi dua kehancuran bongkahan.
“Terima kasih kembali!” seru SuA menyahut.
Bongkahan besar yang menjadi tempat SuA dan Siyeon serta Handong bergerak pun terangkat tinggi dengan begitu cepat, mereka bergegas melompat dari atas sana, Siyeon melompat turun, SuA melompat ke depan sambil menembak bongkahan besar yang bergerak ke arahnya. Handong melompat tinggi lalu melepaskan serangan ke bawah untuk menghancurkan beberapa bongkahan sekaligus.
Terjadi ledakan di belakang mereka dengan banyaknya bongkahan yang hancur berkat serangan Handong, Yoohyeon yang sudah berada di posisi depan mengambil alih untuk membersihkan jalan dengan memotong banyak bongkahan-bongkahan berukuran besar menjadi butiran kerikil yang tersebar ke mana-mana.
“Ini tidak bagus, dia mengendalikan seluruh es bukit ini!” seru Siyeon yang melepaskan banyak tebasan sekaligus saat menyerang bongkahan yang terbang ke arahnya.
“Ya, itu sudah jelas.” Dami menanggapi, ia langsung melemparkan tombaknya ke arah depan bersamaan dengan bongkahan berukuran sekitar dua gedung memelesat ke arah mereka, bongkahan itu langsung hancur sekejap mata.
Mereka terus bergerak melewati kehancuran bongkahan-bongkahan tersebut, Dami menangkap tombaknya yang bergerak kembali padanya, lalu berikutnya Handong yang melepaskan serangan saat ada beberapa bongkahan yang bergerak ke arah mereka dari jarak yang berbeda-beda, semuanya memelesat cepat dari arah depan, samping dan belakang.
Siyeon dan Yoohyeon mengambil sisi samping, Dami menyerang yang muncul dari belakang, SuA menyerang bongkahan-bongkahan yang luput dari serangan gadis-gadis lain yang mana kerja sama mereka benar-benar sempurna dan hal tersebut membuat mereka berhasil tiba di lokasi Winter berada dengan waktu yang cepat.
“Ini waktunya, matilah, keparat!” seru Handong yang langsung melompat ke arah Winter berada, akan tetapi sosok itu malah berubah menjadi patung es yang hancur begitu saja saat Handong menyerangnya.
Saat mendarat, Handong melihat bongkahan es hancur itu dengan tidak puas. “Apa ini? Ini hanya tipuan.”
“Di mana dia yang asli?” tanya SuA serius. Ia mewaspadai sekitar.
“Dia berada di luar jangkauan kami.” Siyeon menjawab. “ya kan?” Siyeon meminta dukungan dari Yoohyeon dan Dami, keduanya hanya mengangguk sebagai jawaban saat mereka tidak dapat mendeteksi keberadaan Winter di sekitar sana.
“Wah, padahal serangan tadi sudah bagus, sayang sekali hanya mengenai patung es,” gumam SuA, menyayangkan serangan Handong yang sia-sia.
“Cari keberadaan keparat itu!” bentak Handong dengan memerintahkan.
“Tak perlu teriak-teriak, percuma juga karena dia terlalu jauh, kita tidak bisa melihatnya di tengah kondisi ini.” Siyeon menegur pelan. Maka Handong pun hanya berdecak kesal sebagai tanggapan.
“Entah mengapa, aku curiga kalau bukit ini menjadi lemari es bagi kita.” Dami bergumam pelan sambil merapatkan jaketnya.
“Sepertinya kecurigaanmu memang benar. Lihat.” SuA menunjuk ke arah kejauhan yang mana terjadi sesuatu di sana. Pada saat itu, terlihat tercipta dinding-dinding es di sekitar mereka dalam radius seratus meter, semua dinding itu naik setinggi lebih dari lima puluh meter, saat mereka akan menyerang dinding-dinding itu, tercipta stalagmit-stalagmit tipis di sekitar tubuh mereka dalam jumlah yang banyak dan kecepatan yang tinggi.
“Sial.” Handong mengumpat pelan.
Alhasil, mereka harus menghancurkan setiap stalagmit tipis itu di mana Handong yang kesal, ia langsung mengentakkan kaki begitu kuat sampai terjadi gempa, akan tetapi itu tidak mengubah banyak hal. Dinding-dinding masih terus menyempit dan banyak stalagmit yang tumbuh.
“Waktunya serangan skala besar,” gumam Handong.
“Ya, dan sekarang adalah giliranku.” Dami mengajukan diri, tanpa menunggu persetujuan siapa pun, ia dan Yoohyeon langsung bergerak untuk menunjukkan bahwa mereka juga mampu melakukan serangan yang menghasilkan kerusakan skala besar.