Selamanya [Sudah Terbit]

By LaksmiDAP

316K 24.1K 2.7K

Salmira membenci Ronan. Lelaki itu pernah menorehkan luka dalam hatinya di masa lalu. Sayangnya takdir memper... More

Perkenalan
Bertemu Sahabat Mama
Pertemuan
Mantan
Di Luar Prediksi
Kita Bisa Berteman?
Gak Perlu Temuin Gue Lagi
Belum Move On?
Good Idea
Pengganggu
Big Boss
Rumah Sakit
Menyemai
Memahami Perasaan
Merajut
Kotak Kenangan
Penyesalan Ronan
Deep Talk, Curi Dengar
Ketahuan
Janji Ronan
Break Up
She is Mine
Tidak Berpihak
Penguntit
Bawa Salmira Kembali
Bantuan Orang Tua
Mama Dareen
Satu Malam
Luluh?
Princess Lala
Cinta Lama
Bajingan
Dilema
Ada Apa dengan Ronan?
Jangan Bersedih Salmira
De Javu
Dua Lelaki Galau
Butuh Waktu
Aki dan Nini
Dua Rasa yang Berbeda
Semua Salmira Dirayakan
Wedding Day
First Day
Apartment Kita
Sedih Tak Berujung
Do You Love Him?
Ronan's Wife
Suami dan Sahabat
Aku dan Kamu, Kita
Tutur Cahaya
LDR
Dia Pergi
Rumah
Perempuan Gila
Perempuan Gila 2
Posesif
Mantan Ronan (Lagi)
Menantu Mama Una
Let Me Love You (Dareen- Lala)
Family Man
Selamat Datang Cinta yang Baru
Hallo
Author Menyapa
Pre Order SELAMANYA

My Heart

3.9K 342 39
By LaksmiDAP

Dareen bertengger di atas motornya. Menanti kehadiran Salmira yang telah mengabarinya akan segera datang. Sebelumnya Dareen ingin menjemput gadis itu ke rumahnya, namun Salmira melarang karena banyak saudara mama yang beerkunjung. Salmira enggan ditanya macam-macam.

Hari itu Dareen ingin menghabiskan harinya bersama Salmira. Kemarin Lala tidak sengaja keceplosan mengatakan padanya kalau keluarga Ronan memiliki rencana untuk melamar Salmira. Dareen dibuat galau semalaman. Memikirkan nasib dan hatinya ketika Salmira menerima lamaran itu nanti. Maka Dareen memutuskan untuk mengajak Salmira pergi. Menghabiskan waktu seharian dengan gadis itu dan mungkin untuk yang terakhir kalinya.

"Mau kemana kita?" tanya Salmira sambil mengambil helm dari tangan Dareen.

"Kemana aja boleh. Yang penting sama lo," sahut Dareen.

"Gimana, sih? Kan lo yang ngajakin," gerutu Salmira.

"Naik aja dulu!" Dareen berseru kemudian Salmira menurut. Naik ke atas motor Dareen kemudian motor itu melaju memecah jalanan.

Puncak adalah pilihan Dareen meskipun Salmira berulang kali mengatakan kalau itu bukan ide yang bagus. Mereka pergi di akhir tahun dimana musim hujan lebih sering turun. Ditambah lagi itu adalah penghujung tahun yang kemungkinan besar kota tersebut akan dipadati pengunjung yang berlibur. Hanya saja Dareen tidak mendengarkan Salmira. Motornya telah melaku jauh, mendekati Kota Hujan tersebut.

Motor Dareen melaju di jalanan berbatu. Hamparan kebun teh menjadi pemandangan di sepanjang jalan. Salmira terus tertawa semenjak motor itu berbelok dan melewati jalanan berbatu tersebut.

"Berasa naik kuda ya, Reen?" komentar Salmira di sela tawanya.

Dareen juga ikut tertawa mendengar komentar Salmira. Jalanan berbatu tersebut memang memiliki sensasi sendiri saat berkendara. Benar-benar seperti berkuda.

Dareen menghentikan motornya di bawah pohon pinus, kemudian turun menyusul Salmira yang telah berdiri di tepi jalan. Memandang lurus ke hamparan perbukitan dan perkebunan teh di hadapannya. Gadis itu tersenyum sembari menghirup nafas dalam-dalam. Dareen mengeluarkan kameranya, kemudian diam-diam memotret Salmira yang tersenyum dari samping.

"Fotoin orang tanpa izin lo, ya," ucap Salmira saat menyadari lensa kamera Dareen menghadap padanya.

Dareen menurunkan kameranya, kemudian menyuruh Salmira berpose. Meski berulang kali menolah, akhirnya Salmira menurut juga. Lumaian ia punya foto yang bagus karena diambil oleh ahlinya.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju sebuah danau. Salmira berdecak saat tempat rekreasi itu dipenuhi banyak pengunjung. Dareen pun demikian, sungguh tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan.

"Bener kan apa yang gue bilang," ucap Salmira kemudian mendudukkan dirinya di tepi danau. Memandang orang-orang yang sedang bermain kano di tengah danau.

"Yang penting prediksi lo tentang hujan salah," sahut Dareen tidak mau kalah. Hari itu cuaca lumaian terik mematahkan semua prediksi Salmira di jalan tadi.

"Tunggu aja, paling beberapa jam lagi juga hujan," sahut Salmira enteng.

Dareen kembali menatap gadis di sebelahnya itu. Lekuk wajah Salmira yang indah membuatnya sulit untuk berpaling. Dadanya berdesir setiap kali ia berada di dekat gadis itu. Salmira membuatnya begitu mudah jatuh cinta. Gadis itu berbeda. Meskipun terkesan dingin dan cuek, dia memiliki daya tarik tersendiri yang membuat orang lain betah di dekatnya. Terlebih saat Salmira menjadi satu-satunya orang yang tidak menghakimi Dareen ketika tahu cerita hidup lelaki itu. Salmira menemaninya di saat ia sangat terpuruk setelah bertemu mamanya. Salmira satu-satunya manusia yang ia kenal, yang mampu memahami perasaannya.

Lelaki itu mengalihkan pandanhan ke danau, "naik kano mau nggak?" ajaknya pada Salmira yang masih termenung menatap lurus ke depan.

"Gue takut kecebur," sahut Salmira.

Dareen berdecak kemudian bangkit dan meraih tangan Salmira.

"Penakut! Ayo coba dulu!"

Mau tidak mau Salmira menurut, mengukuti langkah Dareen yang masih menarik tangannya. Setelah membayar dan menunggu giliran, akhirnya mereka berdua duduk berhadapan di atas kano dengan dayung di tangan masing-masing.

"Awas ya lo kalau kecebur!" Salmira menunjuk wajah Dareen dengan telunjuknya.

"Ck! Gak bakal. Takut banget, sih," sahut Dareen. Kemudian dengan perlahan menggerakkan dayungnya sehingga kano itu berjalan ke tengah danau.

Berhenti di tengah-tengah danau, Salmira kembali menghembuskan nafas. Kabut mulai turun, suhu udara juga ikut menurun. Semakin sejuk rasanya dan Salmira suka.

"Gimana?" Dareen bertanya sembari menjaga keseimbangan mereka.

"Asik banget," sahut Salmira.

"Apa gue bilang."

"Gue berasa jadi Luna." Salmira terkekeh menyebut dirinya sebagai karakter dalam suatu film. Kemudian bersenandung menyanyikan soundtrack film tersebut.

Bila kita mencintai yang lain
Mungkinkah hati ini akan tegar
Sebisa mungkin tak akan pernah
Sayangku akan hilang ~

Dareen terkekeh melihat tingkah Salmira, "pengen banget jadi Luna?"

"Nggak, dia bahagia di atas penderitaan orang," sahut Salmira.

"Namanya juga jodoh, Sal. Kalau gue malah ngerasa jadi Rachel."

"Lo kan cowok, harusnya Farel, dong?"

"Kalau gue Farel dan lo Luna, apa kita bisa punya ending yang sama?"

"Maksud lo?"

If you love somebody
Could we be this strong
I will fight to win
Our love will conquer all
Wouldn't risk my love
Even just one night
Our love will stay in my heart
My heart~

Dareen ikut bersenandung, melanjutkan reff dari lagu My Heart milik Irwansyah dan Acha Septriasa itu.

Kabut kian turun, membuat Salmira sedikit mengigil karena kedinginan. Langit telah berubah warna menjadi kelabu. Sesuai prediksi Salmira, sebentar lagi pasti akan turun hujan.

"Tahan bentar jangan gerak!" Dareen mengangkat kameranya, memotret Salmira dan pemandangan perbukitan berkabut di belakangnya.

"Sesekali kalau difoto itu senyum, jangan kelihatan tertekan banget!" seru Dareen pada Salmira yang tidak pernah menunjukan senyumnya di depan kamera.

Salmira menurut, ia tersenyum lebar sembari merentangkan tangannya. Senyuman itu membuat matanya melengkung seperti bulan sabit. Dareen suka melihatnya. Gadis itu terlihat lebih menggemaskan saat tersenyum. Sayangnya senyuman Salmira sangat mahal. Susah sekali didapat.

Puas bermain kano, Salmira mengajak Dareen mencoba wahana flying fox yang membentang di atas danau. Dareen kembali dibuat keheranan oleh gadis itu.

"Tadi takut kecebur, sekarang malah mau naik flying fox. Kalau jatuh kan sama juga kecebur," komentar Dareen pada Salmira yang sibuk menarik tangannya menuju tangga untuk mencapai permainan itu.

"Tapi kan ini ada pengamannya," sahut Salmira tidak mau kalah.

Kemudian mereka berjalan menaiki tangga. Keduanya saling tatap saat petugas selesai memasang alat pengaman untuk mereka.

"Siapa dulu?" tanya Dareen.

"Gue, deh," sahut Salmira kemudian gadis itu berdiri ke tepi. Mendekati petugas yang siap membantunya.

Salmira teriak dan tertawa. Semua beban di dadanya terasa lepas begitu saja ketika tubuhnya berseluncur. Menggantung pada sling baja. Sensasinya seperti terbang. Salmira suka, ternyata aktifitas itu bisa membuat beban di dadanya seperti keluar sesaat.

Dareen pun demikian, ia berteriak karena pengalaman barunya itu. Ternyata tidak semenakutkan yang ia bayangkan. Sungguh seru dan Dareen ingin mengulanginya lagi.

"Seru, kan?" tanya Salmira setelah keduanya berada di bawah dan telah melepas semua peralatan kemanannya.

"Seru banget. Pengen naik lagi," sahut Dareen.

Titik-titik hujan mulai turun ketika mereka memutuskan untuk meninggalkan tempat itu. Salmira mengatakan ingin mencoba wahana rainbow slide atau seluncuran warna-warni yang sedang booming di sana.

"Hujannya makin deres, kita berhenti aja, yuk!Sekalian cari makan."

Salmira menyetujui usul Dareen. Lelaki itu kemudian menepikan motornya di sebuah cafe bergaya eropa dengan view pegunungan yang menawan.

"Yakin di sini?"

Dareen mengangguk, "gue tahu lo pengangguran. Tapi tenang aja, gue yang ngajak lo keluar, gue yang bayarin," sahutnya.

Bukan apa-apa, melihat dari tempatnya, Salmira sudah bisa menduga kalau harga makanan di sana tidaklah murah.

Hujan masih deras, kabut menutupi pemandangan indah yang diauguhkan cafe tersebut. Salmira menatap lurus ke depan. Memandangi rintik hujan yang membasahi hand railing cafe tersebut.

"Tadi lo bilang diri lo adalah Rachel. Kenapa Reen?"

"Masih dibahas," sahut Dareen sambil menggelengkan kepala karena pertanyaan random Salmira.

"Lo gak mau jadi Farel?" tanya Salmira lagi.

"Nggak," sahut Dareen.

"Kenapa?"

"Karena lo gak mau jadi Luna."

"Saat gue nonton film itu, gue udah gak suka sama Luna. Dia ngerebut Farel dari sahabatnya. Kalau si Luna gak datang ke kehidupan Farel, pasti Rachel gak akan meninggal."

"Bukan salah Luna juga. Namanya juga jatugh cinta. Kalau pun dia gak dateng ke kehidupan Farel, belum tentu Farel akan mencintai Rachel juga kan?"

Salmira menopang sagunya dengan tangan kiri, "ya juga, sih. Namanya juga takdir, ya."

"Terus kenapa lo bilang diri lo mirip Rachel?"

"Mungkin karena gue sama dia sama-sama takut kehilangan seseorang, makanya cuma bisa mendem perasaan sendiri."

"Oh, ya? Siapa orangnya? Lo gak mau kenalin ke gue?"

"Pake nanya lagi. Kamu orangnya. Salmira orangnya!" ucap Dareen dalam hati.

"Nanti juga lo tahu orangnya."

Salmira mengangguk. Seperti dirinya yang tidak bisa menceritakan semua masalahnya pada Dareen, lelaki itu juga pasti memiliki cerita yang tidak mau ia bagi dengan orang lain. Salmira memahami itu dan ia menghargainya.

Hujan semakin deras. Langit kelabu ditambah suara gemuruh di langit membuat Salmira khawatir. Bagaimana caranya untuk kembali ke Jakarta nanti kalau hujan tidak kunjung reda?

"Gimana perasaan lo sekarang, Reen?"

Pertanyaan itu sering Salmira tanyakan. Dan Dareen masih dibuat gelagapan padahal ia sudah tahu kemana arah pertanyaan tersebut. Salmira sedang menanyakan keadaan hati Dareen setelah menerima penolakan dari mamanya.

"Gue udah belajar ikhlas, Sal. Seperti yang lo bilang, pasti akan ada orang yang bersyukur atas kehadiran gue di hidupnya. Mungkin gue belum ketemu orangnya. Tapi pasti ada, kan?"

Salmira memgangguk, "gue bersyukur ada lo di hidup gue, Reen."

"Jangan buat gue berharap, Sal," ucap Dareen.

"'Maksud lo?"

"Nggak, lupain aja. Makasi ya lo udah mensyukuri kehadiran gue di hidup lo." Dareen tersenyum sembari mengelus punggung tangan gadis di sebelahnya. Salmira membalasnya dengan senyuman.

"Semangat, Reen!" seru gadis itu.

🌻

Kejutan! Dua part hari ini semoga bikin kalian seneng. Chapter ini spesial Dareen-Salmira ya. Hope you like it

And see you in the next chapter💙💙💙

Continue Reading

You'll Also Like

85.7K 10.5K 66
Sebuah daerah di tengah Jawa Tengah, menarik perhatian Dony untuk datang mengunjunginya. Dony, seorang fotografer dari ibukota yang menyukai warna ma...
73.1K 5.2K 34
Setiap kesalahan akan menemui kebenaran, jika tidak maka sebenarnya yang salah adalah dirimu... -RAGNALA ABHRA- Setiap Rasa akan selalu menemui pemil...
2.1K 139 7
Juna divonis memiliki kelainan langka. Ketika beranjak dewasa tubuhnya lebih dominan ke wanita. 18 tahun hidup sebagai laki-laki, tiba-tiba harus men...
430K 34.5K 65
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"