Duty After School X OC [Yoora...

De LycheeMojito

73.7K 8.2K 970

Hanya cerita iseng dari orang yang belum move on dari Duty After School Fokus ceritanya pada si OC yaa. ⚠️ T... Mais

1
2
3
4
5
The Cast
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Afikaa.. Ada Yang Baru Nih..
44
46
47
48
49
50
Extra 1 - Quarantine
Extra 2 - Overthinking
Extra 3 - Moving On
Extra 4 - Ditto
Extra 5 - Now Or Never
Extra 6 - The Wedding
Extra 7 - Lifesaver
Extra 8 - Status
Extra 9 - What If

45

814 136 25
De LycheeMojito

No fair. You really know how to make me cry
I'm scared, I've never fallen from quite this high

🌼🌼🌼

"Shibal, apa harus di bahas sekarang?" keluh Haerak, pertanyaan Junhae membuatnya kembali mengingat kejadian mengerikan yang harus dilalui regu pemusnah.

"Eopseo" jawab Soyoon sedih.

"Kalian bilang akan ada! Kau juga sangat percaya diri!" seru Hana.

"Kenapa kau meninggikan suaramu? YA! apa itu salah kami? Kami hampir mati, shibal!" Soyoon jadi terbawa emosi.

"Ah, shibal!"

"Sudahlah. Kita lelah. Ayo istirahat dulu" ucap Wootaek dengan suara yang memng terdengar lelah.

"Wae? Terjadi sesuatu juga dengan kalian?" ucap Yoora saat melihat Junhae, Doekjoong dan Hana yang saling berpandangan. Membuat semua orang menatap mereka.

"Begini.." Hana melirik Doekjoong dan Junhae seperti meminta bantuan.

"Wae? Katakan saja. Jangan membuatku takut" Yoora memegang lengan Hana.

"Tadi.. Ada unit dari SMA Sains datang"

"Oh? Ada peleton lain di sekitar kita?"

"Mereka berpisah dengan peletonnya"

"Wae?"

"Meraka ingin kembali ke Seoul"

"Oh" itu jawabannya teman-temannya. Mereka sudah berjanji melewati bersama jadi tidak ada yang memberi respon berlebih.

"Kalian tau, salah satu dari mereka adalah juara nasional kompetisi sains. Dia bilang bisa memperbaiki radio kita"

"Jinjja? Jadi radio kita sudah berfungsi?"

"Ani" "Aish, Shibal, untuk apa bercerita"

"Dia berniat memperbaikinya. Tapi.."

"Wae? Dia menambah kerusakan? Shibal. Harusnya kalian jangan sembarangan membiarkan orang lain menyentuh barang kita"

"Ani. Bukan dia yang merusaknya, tapi orang lain"

"Ya! Berhentilah berputar-putar. Apa intinya" seru Yoora mulai hilang kesabaran, dirinya sudah lelah, ingin segera merebahkan tubuhnya.

"Seseorang dari kita merusak papan sirkuit pada protofonnya. Sehingga radionya tidak bisa menerima pesan masuk ataupun keluar. Kita tidak bisa memperbaikinya"

"Mwo?" "Mwoya?" "Hah?"

"Nugu?" "Shibal. Apa itu mungkin?"

Keadaan menjadi gaduh. Mereka saling menerka atau bahkan menuduh.

"Jangan saling menuduh, mungkin saja ini hanya salah paham" ucap Wootaek.

"Kalau begitu. Mari cari kebenarannya sekarang"

"Mungkin saja murid SMA Sains itu salah" ucap Yoora.

"Shibal, kenapa tidak mengaku saja" Haerak mulai marah dan menendangin kursi dan meja.

"Ya! Tenangkan dirimu. Jangan terlalu ribut" ucap Taeman dengan tenang.

"Ya, Wang Taeman, sikapmu sangat mencurigakan" ucap Soonyi

"Mwo? Aah. Kau mau merengek lagi? aku lebih suka kau diam, shibal!"

"Shibal?"

"Eoh shibal!" Taeman dan Soonyi malah adu mulut.

"Ya!" "Mwo?"

"Aku juga bisa mengumpat! Shibal!"

"Silakan saja, shibal!"

"YA! HENTIKAN!" Youngshin memisahkan Soonyi dan Taeman.

"Mari tenangkan diri dan bicarakan baik-baik" ucap Youngshin lagi.

"Kalau begitu kita tanya padanya" Soonyi menunjuk Yoojung.

"Kim Yoojung, beritahu kami, apa yang kamu tau" Soonyi sekarang sudah mendekati Yoojung.

"Kenapa tidak memberitahu kami? BICARALAH!" Soonyi mendorong bahu Yoojung sampai Yoojung menabrak dinding di belakangnya.

"Jangan mendesaknya seperti itu" ucap Jangsoo menarik Soonyi menjauh dari Yoojung.

"Jangsoo, mungkin kau juga terlibat" seru Hana.

"Ya!" seru Yoora bersamaan dengan Taeman.

"Ya! Ini bukan saatnya memihak!"

"Taeman, Yoora, kenapa kalian membela mereka? Mungkin kalian juga terlibat" seru Haerak mendekati Taeman dan Yoora yang kebetulan berdiri bersebelahan.

"Ya!" Wootaek datang berdiri di depan Taeman dan Yoora.

"Kau juga terlibat?"

"Aku terlibat?" Wootaek maju mendesak Haerak.

"Ya! jangan keterlaluan Woo Haerak. Memiliki mulut tidak berarti kau bisa asal mengatakan apa pun" Wootaek menarik kerah baju Haerak.

"Shibal!" "Shibal"

"Ya, hentikan oppa!" Yoora menarik Wootaek agar melepaskan Haerak.

"Teman-teman tenanglah"

"Bora benar, kita terlalu emosi"

"Bagaimana tidak? Kita hampir mati hari ini! Jika bukan begitu, jelaskan! Jawab sialan!" seru Haerak mendekati Yoojung lalu berteriak di depan Yoojung.

"CUKUP!" Taeman menarik Haerak menjauh dari Yoojung.

"LEPASKAN AKU BERENGSEK! Ini masalah sensitif bagimu hari ini. Kau pasti terlibat!"

"Shibal!" Taeman meninju kencang wajah Haerak sampai Haerak terpental. Tentu saja Haerak tidak terima, dia bangkit ingin membalas pukulan Taeman, namun Nara yang ingin mencegah malah terkena pukulan Haerak. Lalu tau-tau Kimchi memukul Haerak.

"Kim Chiyeol!"

"Shibal! Beraninya kau!" "Kau yang memulainya!" "Shibal!"

Perkelahian berlangsung antara Taeman, Haerak dan Kimchi mereka bertiga saling memukul dan adu mulut. teman-teman yang lain juga ikut beradu mulut.

"Cukup!" "KALIAN SUDAH GILA!"

"Ya! Cepat katakan, apa betul seseorang dari kita merusak radionya? Kita akan ribut terus gini sialan" 

"Jangan nenyudutkan begitu! Bisa saja anak SMA Sains salah. Kita seperti di adu domba!"

"Aku yakin kamu terlibat!"

DOR!

Hening, Semua orang menutup telinga dan berjongkok. Lalu menatap seseorang di sudut penyimpanan senapan.

"Ilha?" cicit Yoora.

"Kwon Ilha!" "Ya!"

Ilha menjatuhkan senapan di tangannya.

"Itu aku" ucapnya.

"Mwo?" Tanya Yoora. Gadis itu tidak pernah menyangka.

"Ani. Itu aku!" seru Soocheol menyela Ilha

"Mwo?" Yoora ingat sekarang, saat radio di kabarkan rusak, malamnya adalah jatah berjaga Soocheol dan Ilha. Tapi bagaimana mereka bisa melakukan itu? dan kenapa?

"Aku yang telah merusak radionya"

"Do Soocheol! Apa maksudmu?" Wootaek menghampiri Soocheol.

"Apa ini benar?"

"Aku dan Soocheol awalnya takut dan ingin pergi. Namun, rasa takut itu hanya memicu kemarahan kami. Kami ingin memusnahkan bola-bolanya! Kalian merasakan hal yang sama kan?" seru ilha.

"Astaga" gumam Yoora memijat pelipisnya. Ini semua sulit di percaya.

"KAU GILA?" Wootaek mendorong bahu Soocheol.

"APA MAKSUDNYA SHIBAL!" Haerak menarik kerah baju Ilha.

"Sial, kau menipu kami hanya untuk terus memburu bola?" ucap Soonyi yang sejak tadi tidak berhenti menangis.

"Tentu saja kau marah, tapi-" ucap Soocheol

"YA! Kalian sudah gila!" seru bora.

"Namun, bagaimana kalian berdua bisa melakukan itu?" tanya Youngshin menghampiri Soocheol yang lebih dekat dengannya.

"Butuh lebih dari kalian berdua untuk melakukan sabotase terhadap kami" lanjutnya.

"Itu.." jawab Ilha

"Itu semua salah kami berdua. Ini ideku" sahut Soocheol.

"BERENGSEK!" Wootaek menghajar Soocheol, Haerak juga meninju wajah Ilha.

"Jawab aku Shibal! Siapa orangnya?! Siapa lagi yang terlibat?" Haerak dan Wootaek memukuli Soocheol dan Ilha dengan membabi buta, tidak satupun memisahkan.

Yoora tak berusah memisahkan kakaknya dan memukuli sahabatnya dengan kencang. Tak sengaja netranya bertemu dengan Jangsoo. Lalu matanya membulat saat Jangsoo tidak berani membalas tatapnya, kemudian Yoora menghampiri lelaki itu menggenggam tangan Jangsoo.

"Ani, bukan kamu kan?" suara gadis itu sudah bergetar, sejak tadi Yoora sudah menahan tangis. Jangsoo semakin tak mau menatap Yoora.

"TEMAN-TEMAN! MIANHAE!" Seru Yoojung.

"Mwo?" "Kim Yoojung?"

Seruan Yoojung membuat semua terkejut sekaligus sedih, Wootaek dan Haerak berhenti memukuli Soocheol dan Ilha. Jangsoo melepaskan tangan Yoora lalu berjalan ke samping Yoojung.

"Serta Jo Jangsoo?" "Apa-Apaan ini?" "Kita sungguh di bohongi?"

"Jangsoo? Ini salah paham kan? Pasti kamu punya penjelasannya kan? Kenapa tidak cerita?" Yoora mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini tidak nyata.

"Kenapa kalian melakukan ini? KALIAN SEMUA TERLIBAT?"

"Yoojung, Jangsoo, aku tidak ingin mempercayainya" Hana menangis.

"Ani, tidak mungkin, Yoojung kamu tidak mungkin terlibatkan, Aku benar kan? Beritahu mereka kamu tidak terlibat, Yoojung!" ucap Yeonju yang sekarang sudah menangis.

"Katakan pada kami! Kenapa kamu diam saja!"

"Jawab aku Jangsoo!"

"Ya! Cepat bicara, shibal!"

Semua orang saling mendesak. Tarik urat tidak bisa di hindarkan lagi.

"AKU TIDAK BISA MEMBAHAYAKAN KITA SEMUA!" Akhirnya mereka bisa mendengar suara Yoojung.

"Hah?" "Mwo?"

"Apa maksudmu?"

"Jadi benar kalian menipu kami?"

"Ini, gila.."

"Aku.. Namun, kenapa?"

"Ini tidak masuk akal! Jika hanya ingin kita bersama membasmi bola. Mengapa harus sabotase radio?" Yoora sekarang menarik tangan Jangsoo agar lelaki itu menatapnya. Namun Jangsoo tetap tidak bisa menatap gadis yang sudah menangis di depannya.

"Karena.." Yoojung terdiam lama.

"Karena CSAT dibatalkan" ucap Doekjoong tiba-tiba. Membuat semua orang menatapnya.

"Mwo?"

"Kim Doekjoong, apa maksudmu?"

"Apa-apa ini?"

"Ya, Doekjoong, cepat jelaskan!"

"Apa yang dia katakan?"

"Apa maksudmu? CSAT dibatalkan?" Youngsoo berusaha memegang tangan Doekjoong meminta penjelasan.

"Majja, CSAT dibatalkan. Unit lain menerima pesan dari radio. Maka dari itu anak SMA Sains berpisah dengan peletonnya" seru Junhae.

"Jangan bohongi kami lagi. Itu bohong kan?" seru Youngsoo.

"Itu benar" Hana menangis kencang.

Yoora luruh, jatuh terduduk di lantai. Siapa yang peduli dengan CSAT. Di bohongi orang yang kau percayai jauh lebih menyakitkan.

"Sudah kuduga, shibal!"

"Aniya! CSAT belum dibatalkan. Siapa yang bilang begitu? Itu bohong, kan? CSAT tidak mungkin di batalkan!" Youngsoo menarik baju Doekjoong.

"Youngsoo, tenanglah" Doekjoong mengerti Youngsoo yang akan paling tidak terima jika CSAT di batalkan.

"KATAKAN ITU BOHONG!" "KOOK YOUNGSOO!" Doekjoong sedikit Mendorong Youngsoo agar melepas bajunya.

"Sadarlah. CSAT sudah dibatalkan sejak bola pertama jatuh. Namun, apa pentingnya itu sekarang?"

"SHIBAL! ITU LEBIH PENTING DARIPADA HIDUPKU! SIAL! KAMU TIDAK TAU HIDUP SAMPAI SEKARANG DIRANCANG SEPERTI APA? JADI JANGAN BOHONG PADAKU! JANGAN BOHONG! DOEKJOONG AKU MOHON! TOLONG KATAKAN ITU TIDAK BENAR, JEBAL!" Youngsoo bersujud di kaki Doekjoong.

"Jadi kalian merusak radionya untuk menyembunyikan pembatalan CSAT?" tanya Bora

"Apa ada lagi yang kalian lakukan?! Katakan sekarang! Beritahu aku!" Taeman meneriaki Yoojung dan Jangsoo.

"Sialan. Kita sudah bekerja keras untuk memperbaiki radionya. Kalian melihat semuanya! Apa menyenangkan menipu kami?"

"Kalian ingin kita mati bersama?"

"Sejujurnya aku meragukan anak-anak SMA Sains, aku tidak ingin mempercayainya, tapi kenapa ini terjadi?" Doekjoong terlihat amat sedih.

"Apa penting untuk membunuh lebih banyak bola, entah terbunuh atau tidak? Apa kalian gila? Kalian hilang akal?"

"Jelaskan situasi ini sekarang. Omong kosong apa ini?" ucap Youngshin mendekati Yoojung.

"Tolong... Tolong jelaskan.. Eonnie? Jebal" isak Yoora, semua orang merasakan kekecewaan yang sama. Sungguh sulit mempercayai oarng yang kita ajak berjuang bersama untuk bertahan hidup nyatanya memberika luka yang sulit di obati, yaitu penghianatan.

"Pada hari kami mendengar kabar pembatalan CSAT, aku dan Ilha sedang berjaga malam-" jawab Soocheol menggantikan Yoojung.

"Markas bilang CSAT dibatalkan tahun ini. Dan poin ekstra akan di terapkan tahun depan. Operasi tetap berlanjut tanpa ada desertir-"

"Mereka ingin operasi berlanjut sementara CSAT di batalkan? Shibal" Haerak membeo tak percaya.

"Aku juga marah, para bedebah itu menggunakan kita dengan iming-iming CSAT, mereka berbuat sesuka hati. Sungguh malam itu aku ingin memberitahu kalian, tapi.." ucapan Ilha menggantung.

"Aku menahan Ilha. Karena jika kalian tau, kalian akan minta pulang. Mustahil pergi ke Seoul sekarang-" potong Soocheol.

"Jujur saja, sebagian dari kita bertahan bukan karena CSAT, kalian tidak peduli poin ekstra. Kenapa tetap bertahan? Ini bukan keputusan orang dewasa. Ini keputusan kita-"

"Kau gila"

"Aku hanya ingin membunuh semua bola, lalu aku ingin kembali ke sekolah. Jadi aku merusak radionya" ucap Soocheol, lelaki itu menangis.

"Namun, Jangsoo dan Yoojung memergoki kami" tambah Ilha.

"Kalian tau kan? Berbahaya pulang sekarang. Akan lebih banyak bola saat kita ke kota. Lebih baik tetap di sini karena kita sudah terbiasa disini. Ada makanan juga untuk kita bertahan disini. Kalian juga sudah beradaptasi. Jika kita meninggalkan area operasi kita akan mendapat masalah besar" Yoojung akhirnya menjelaskan.

"Kita tidak tau area mana yang aman. Kita tidak dapat bergerak. Jika kita bergerak kita dalam bahaya. Aku tidak mau melihat siapapun mati" tambah Jangsoo yang dari tadi hanya diam.

"Bagi orang dewasa kita hanya alat, mereka tidak akan melindungi kita" ucap Ilha

"Awalnya juga aku pikir ini omong kosong, tapi coba pikirkan! Tempat ini cukup aman. Terlalu bahaya untuk pergi ke Seoul!" seru Yoojung

"Lantas, apa tidak berbahaya tinggal di sini selamanya?" tanya Yeonju marah.

"Ada sedikit bola disini!" jawab Yoojung.

"BERHENTILAH BERBOHONG! APA SEBENARNYA ALASANMU MENAHAN KAMI DISINI?" teriak Soonyi. Yoora yang sedang merenung sampai terjingkat karena terkejut.

"Kalian bisa mengatakan yang sebenarnya sejak awal"

"Kukira kalian akan kesal jika tau CSAT dibatalkan" jawab Jangsoo.

"CSAT?"

"Mwo? Aku baru tau kamu pendek akal" ucap Yoora menatap Jangsoo.

"Sial! Memangnya ada apa dengan pembatalan CSAT? Kenapa itu penting?" seru Bora. O9

"Kau pikir CSAT yang membuat kita bertahan sampai sekarang? Kenapa tidak menanyakan pendapat kami?" Taeman menatap mata Yoojung yang berair.

"Sialan! Memangnya kau siapa bisa memutuskan!" Wootaek mendorong Yoora agar menyingkir dari depan Jangsoo lalu meninju kencang wajah Jangsoo hingga ujung bibirnya berdarah.

"Mianhae" ucap Jangsoo.

"Shibal"

"Aku sungguh.. Sudah memikirkan ratusan kali.. Tentang cara kita bisa bersama. Komandan peleton bilang kita harus saling melindungi. Begitulah cara kita bertahan sampai akhir perang ini.. Namun, begitu mendengar tentang CSAT ku pikir kalian akan berpencar seperti yang dilakukan anak-anak SMA Sains itu. Jadi aku ingin kalian tetap memakai CSAT sebagai alasan untuk bertahan. Mianhae "Yoojung menangis bersimpuh memohon maaf pada teman-temannya

"Yadera.. Uri.. Kita harus bertahan hidup. Benar kan?" ucap Yoojung disela tangisannya.

"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud berbohong pada kalian" ucap Jangsoo sambil menatap mata Yoora yang sudah banjir air mata.

"Seharusnya kalian memberitahu kami sejak awal, seharusnya kalian mendiskusikan dengan kami semua. Sekarang sudah terlambat" ucap Nara lalu beranjak dari ruang itu.

"Tunggu dulu" ucap Yoora, teman-teman berhenti beranjak lalu menatapnya.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" tanya Yoora

"Apa lagi? Kita harus kembali ke Seoul"

"Jangan gegabah kit-" "Sudahlah Yoora! Jangan membela mereka!"

"Aku tidak membela! Aku juga marah di bohongi! Tapi yang mereka ucapkan ada benarnya. Akan berbahaya pergi ke Seoul sekara-"

"YA SHIBAL!"

"YA SEKKIA! JANGAN MENERIAKINYA!" Wootaek menatap Haerak dengan marah.

"YA. CUKUP!" Taeman memisahkan Haerak dan Wootaek yang siap saling memukul.

"Kita hanya lelah dan terlalu emosi, jadi ayo bicara lagi ketika sudah lebih baik" ucap Yoora lagi

"Sudahlah Yoora. Jangan buang energi. kembalilah ke kamarmu, yang lain juga" Youngshin mendorong semua orang meninggalkan ruang itu. Meninggalkan Jangsoo, Yoojung, Soocheol dan Ilha.

"Aku.. Katanya kebohongan adalah awal dari kehancuran, coba lihat seberapa besar kehancuran yang kalian buat. Aku kira kita saling percaya" Yoora masih bertahan di ruangan ini. Memandang satu-satu empat orang di depannya.

"Eonnie, kau ingat kata-kata Letnan Lee? katanya kita tidak bisa bersama jika tidak saling percaya" ucap Yoora pelan kepada Yoojung yang menangis pilu.

"Mianhae Yoora" jawabnya.

"Jika kalian jujur, aku juga tidak akan minta pulang. Aku.. Kalian.. Ya tuhan, aku sulit percaya" Netra Yoora menggambarkan kekecewaan yang amat besar.

"Yoora.." ucap Soocheol

"JANGAN BERANI BICARA PADANYA. DAN JANGAN DEKATI LAGI ADIKKU, BERENGSEK! KALIAN SEMUA BERENGSEK!" Wootaek yang sudah pergi kembali datang menarik tangan Yoora.

🌼🌼🌼🌼

Menurut kalian gimana chapter ini? Dapet gk sih feel nya? Kok aku rasa kureng yaa..

Btw. Aku lagi bikin ending cerita ini 🥺 Masih ada beberapa chapter lagi sebelum ending.

70 Votes to next chapter. again, i know :)

Yang mau ketemu Nabi, Hyunho dan Kyungjun, aku bakalan update nanti malam yaa 🙏

Continue lendo

Você também vai gostar

22.1K 2.1K 26
"apa kita semua bisa selamat sampai akhir?" Hana "kamu jangan khawatir, aku akan selalu di sisimu" kyungjun "jangan terlalu cemas kita semua akan sel...
12.4K 1.3K 20
Kim Jiwoo beserta siswa kelas 3-2 SMA Sungjin, seharusnya sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi CSAT. Akan tetapi akibat dari adanya kemunculan...
8.8K 1.2K 16
𝘈𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘦𝘵𝘳𝘦𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘦𝘭𝘰𝘮𝘱𝘰𝘬 𝘴𝘪𝘴𝘸𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘪...
23.5K 2.2K 21
SMA SUNGJIN sebuah sekolah yang termasuk akan melaksanakan CSAT untuk kelas 12, tetapi semua itu harus terhenti dikarenakan mereka semua harus melawa...