Saat ini, Gahyeon dan JiU berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Minnie sedang dalam perjalanan menuju kota. JiU melihat dua orang yang terlihat menahan sakit akibat cedera yang mereka dapatkan, siapa lagi kalau bukan Dino dan Joshua. Meski wajah mereka tidak dapat dilihat akibat masker yang sedang dipakai, dilihat dari gelagat mereka saja, sudah dapat dilihat bahwa mereka sedang menahan rasa sakit.
Meski bukan tipe orang yang bisa bernegosiasi, mengajak berdiplomasi atau berbicara secara formal, JiU dan Gahyeon adalah tipe orang yang ceria dan mudah bergaul, maka dari itu meski mereka bukan tipe orang yang cocok untuk menjalankan misi berbicara dengan para penduduk kota, kan tetapi dalam hal mengobrol dan mengakrabkan diri, beda lagi kasusnya. Saat ini pun, mereka sudah akrab dengan Woozi, Minnie dan Yuqi yang menanggapi setiap celotehan mereka, beberapa kali Gahyeon harus membekap dan mengoreksi ucapan JiU yang terlalu bebas dan terbuka, benar-benar seperti anak-anak yang polos. Sedangkan Gahyeon cukup cerdas bisa membaca situasi, ia tahu bagian mana saja yang harus mereka bagikan dan bagian mana saja yang tetap menjadi rahasia.
“Ada apa? Kenapa kau merenung?” tanya Yuqi saat melihat Joshua tampak tidak melakukan apa-apa.
“Sial, setelah semua perencanaan, kenapa masih saja kita gagal?” gumam Joshua, ia sangat kesal dengan misi yang mereka lakukan sebelumnya.
“Aku tidak mengerti, kita bahkan belum menyusuri setengah dari markas itu.” Joshua bergumam sambil memukul dinding mobil tempatnya bersandar membuat JiU dan Gahyeon tersentak kaget, lalu secara perlahan JiU merangkul Gahyeon.
“Jumlah mereka yang sangat banyak, kita kalah jumlah dan kalah teknologi. Kurasa meski dengan rencana pun, kita tetap tidak akan menang kalau jumlah para Legionnaires itu berpuluh-puluh kali lipat lebih banyak dari kita,” ucap Yuqi yang mengungkapkan alasan kekalahan mereka menurut sudut pandangnya.
“Maka dari itu kita membutuhkan lebih banyak orang. Tapi menyelamatkan satu orang saja rasanya sangat sulit.” Joshua menimpali.
“Kita beruntung bisa menyelamatkan mereka, itu pun karena mereka dikurung di daerah paling luar lapisan markas.” Yuqi mencoba menghibur dan melihat sisi baik dari misi yang mereka lakukan hari ini. “Aku, bahkan kami semua juga sebenarnya kecewa karena ini tidak sesuai harapan.”
“Mereka sedang membahas kita?” bisik JiU di telinga Gahyeon.
“Ssstt.” Gahyeon meminta JiU tidak bicara, andaikan tidak mengenakan masker, mungkin ia sudah menaruh telunjuknya di bibir gadis itu.
“Ini sangat menyebalkan, kita datang untuk hal yang sia-sia.” Joshua bergumam ketus dan kesal, kemudian perhatiannya beralih pada kedua gadis yang berhasil mereka evakuasi. “Apa kalian baik-baik saja?”
“Kami?” tanya Gahyeon sambil menunjuk dirinya sendiri dan JiU secara bergiliran.
“Ya, pasti tubuh kalian lemas berada di dalam tabung hypersleep itu.”
“Kita tidak ...” JiU hendak bicara, menyangkal bahwa mereka tidak berasal dari dalam tabung, tapi Gahyeon langsung menepuk pundak JiU agak keras. “Aw, Gahyeon, sakit ih.”
“Kita pulih sangat cepat kok. Lagi pula, kita gadis tangguh tahu.” Gahyeon yang tidak menanggapi JiU, ia bergegas mewakili menjawab pertanyaan tersebut.
“Ow, oke.”
“Aw.” Dino meringis saat lukanya tidak sengaja menghantam dinding mobil tatkala kendaraan itu sedikit berguncang.
Mendengar ringisan itu, Yuqi langsung beralih ke arahnya. “Lukamu cukup parah.”
Yuqi kemudian menoleh ke arah depan, ia berseru pada Minnie yang sedang mengemudi. “Minnie, kita harus cepat kembali, dua orang ini mungkin akan pingsan!”
“Aku sedang berusaha secepat mungkin, lagi pula kenapa aku yang harus mengemudi?” balas Minnie dengan nada yang sedikit tidak suka.
“Aku tidak akan pingsan oke.” Joshua langsung menyangkal, saat ini ia memang tidak sedang memedulikan luka yang diterima, melainkan sedang memikirkan kegagalan yang terus berulang terjadi.
“Sudahlah, jangan banyak bicara, luka kalian serius.” Yuqi langsung menegurnya.
“Aku akan memeriksa kalian setelah tiba di kota, oke!” seru Minnie yang kembali berbicara.
“Hentikan mobilnya, biar aku saja yang mengemudi kalau begitu, kau bantu saja mereka,” ucap Woozi yang meminta mengambil alih kemudi. Sebelum Minnie menghentikan laju mobil, JiU mengangkat tangannya cepat-cepat membuat Yuqi, Dino dan Joshua menoleh ke arahnya.
“Permisi, aku bisa menangani luka, dan bisa memeriksa mereka, kalau kalian mengizinkan, aku akan melakukan sesuatu.” JiU mengajukan diri melakukan penanganan, ia tidak mengajukan diri sejak tadi karena fokus perhatian tidak sedikit pun tertuju pada Joshua dan Dino yang lebih banyak diam daripada bicara, ia tidak tahu bahwa kedua pria itu sedang terluka, apalagi dengan mengenakan masker gas yang mana pandangan pun tidak meluas, sedikit terbatasi.
“Kau bisa?” tanya Yuqi.
“Ya.” JiU mengangguk, kemudian menghampiri Dino tanpa menunggu konfirmasi atau izin dari siapa pun. “Gahyeon, bisa bantu kakak.”
“Oke.” Gahyeon juga beranjak dari tempatnya.
“Namamu Gahyeon?” tanya Yuqi.
“Hm.” Gahyeon hanya menanggapi sebatas itu, ia mengaktifkan komputernya yang mana layar hologram itu menyala cerah di tempat berkabut yang hampir gelap itu.
“Aku ... woaahh, apa itu?!” seru Yuqi yang berseru sangat keras, terkejut dengan teknologi yang Gahyeon miliki, hal tersebut membuat yang lain juga menoleh, termasuk Minnie, mereka langsung mengungkapkan rasa terkejut masing-masing dengan kalimat-kalimat berbeda.
“Layar hologram, kenapa kalian semua terlihat terkejut?” tanya Gahyeon tampak berekspresi biasa saja, sedangkan ekspresi yang lain tampak terkejut, sudah dipastikan mereka baru pertama kali melihat hal seperti ini, Minnie sendiri tidak berlama-lama karena ia harus memperhatikan jalan.
“Itu aneh, bagaimana itu bisa muncul tanpa adanya proyektor?” tanya Yuqi.
“Ini adalah perpaduan dari nano teknologi dan perubahan bentuk energi. Ini berwujud, bukan hologram.” Gahyeon menjelaskan singkat sambil menggerakkan layar. Muncul drone dari ketiadaan yang lagi-lagi membuat mereka terkejut.
“Dari mana mata itu muncul?!” tanya Dino mendahului Yuqi yang hendak menanyakan hal yang sama.
“Itu drone sebenarnya.” JiU mengoreksi, drone itu mengeluarkan cahaya yang mana menyoroti tubuh Dino sehingga penglihatan lebih jelas, JiU menyingkap lengan jaket pria itu untuk melihat luka yang diderita.
“Mirip mata.”
“Ya ampun, kenapa kalian terlihat kampungan?” tanya Gahyeon seenaknya mengatakan itu.
“Itu ....”
“Maaf semuanya, apa bisa kalian tidak bersuara? Aku butuh ketenangan.” JiU melerai mereka sehingga tidak ada siapa pun yang bicara, meski mereka memiliki banyak pertanyaan, tidak ada yang bicara.
Drone melakukan pemindaian pada semua orang, sedangkan JiU mulai mengeluarkan tentakel-tentakel kecil dari telapak tangannya, tentakel bercahaya putih mirip tentakel ubur-ubur itu bergerak memanjang menyusuri anggota tubuh Dino. Akibat hal tersebut, semua perhatian langsung teralih pada tentakel-tentakel tersebut.
“Apa itu?” tanya Yuqi lagi.
Joshua menggelengkan kepala. “Entah, seperti rambut bercahaya.”
“Apa gadis cantik ini alien?” bisik Woozi saat ia berpindah duduk dari kursi samping, menuju ke belakang, ia ingin melihat lebih jelas mengenai apa yang sedang dikerjakan.
“Statistik tubuhnya stabil, ada beberapa cedera kecil, tidak ada infeksi atau zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Kakak hanya perlu menutup luka, maka dia akan baik-baik saja. Kabar baik lainnya, dia tidak mengalami pendarahan dan tidak ada organ internal yang rusak.” Gahyeon melaporkan kondisi Dino, di sini tidak ada yang menyadari sesuatu, yaitu huruf-huruf yang muncul pada layar hologram terlihat sangat asing dan tidak ada yang bisa membacanya kecuali Gahyeon.
“Oke, kalau begitu aku akan menangani luka-lukanya.” JiU menanggapi, kemudian menambah banyak jumlah tentakel yang bergerak meregenerasi sel-sel rusak pada tubuh Dino. Saat itu, muncul drone satu lagi yang memindai kondisi Joshua.
“Apa ini? Semua lukanya sembuh?”
“Bahkan tabung regenerasi tidak bisa menyembuhkan secepat ini.”
“Ini luar biasa.”
Yuqi dan Woozi bergiliran menggumam mengungkapkan rasa terpukau mereka.
“Heii, gantian mengemudi, aku juga mau lihat.” Minnie yang sejak tadi penasaran, ia menepuk kaki Woozi.
“Oke, oke.”
“Selesai, bagaimana keadaanmu?” tanya JiU setelah menyelesaikan pekerjaannya yang cenderung sangat cepat. Tentakel-tentakel itu kembali masuk ke dalam telapak tangannya.
“Jauh lebih baik, seluruh lukaku tidak sakit lagi.”
“Bagus, sekarang giliranmu. Bagaimana dengannya, Gahyeon?” tanya JiU saat ia beralih memeriksa luka-luka yang diderita oleh Joshua.
“Dari statistik yang kudapatkan, tulang keringnya patah dan ada beberapa bagian kulit dan daging yang terbakar, menyembuhkannya akan membutuhkan waktu lebih lama.” Gahyeon langsung menjawab menginformasikan kondisi Joshua.
“Kau ternyata terluka lebih parah dari yang kuduga,” gumam Yuqi.
“Ini bukan apa-apa, aku aaaaa!” Joshua menjerit saat Gahyeon seenaknya menekan tulang kering yang memang patah itu.
“Sudah jelas kenapa-kenapa,” gumam Gahyeon tanpa dosa.
“Jangan ditekan juga!” bentak Joshua.
“Ehehehe, maaf.”
“Shh, bagaimana bisa orang cedera diperlakukan seperti ini?” gumam Joshua ketus. Untunglah ia mengenakan masker gas sehingga tidak ada yang bisa melihat ekspresinya saat ini.
Setelah Minnie berganti posisi dengan Woozi, bersamaan dengan itu, JiU mulai proses pemulihan pada Joshua, sedangkan layar hologram sudah kembali nonaktif, kedua drone kini menjadi penerangan yang membuat semua mata dapat melihat kondisi Joshua. Dino yang kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik, ia pun beralih posisi menjadi bersandar.
“Apa itu adalah kemampuan yang kau miliki?” tanya Minnie tampak sangat terkesan melihat tentakel-tentakel kecil itu membantu memperbaiki kerusakan pada tubuh Joshua.
“Bukan, ini adalah teknologi, aku memiliki semacam perangkat mikro yang bisa bergerak sangat cepat, membantu memperbarui dan memperbaiki sel yang rusak, ini bisa kugunakan pada manusia biasa dan mempercepat penyembuhan.” JiU menjelaskan tanpa menoleh sama sekali, ia terlihat begitu fokus. Ia yang sedang serius tidak terlihat polos seperti tadi.
“Ah, pantas saja.”
“Aku tidak menyangka ada teknologi yang seperti ini, benar-benar modern.” Yuqi dan Minnie menanggapi.
“Dari mana kau mendapatkannya?” tanya Minnie sangat penasaran.
“Itu ....”
“Rahasia. Kami memiliki banyak hal yang tidak kalian ketahui, jadi jangan menganggap kami lemah.” Gahyeon buru-buru menyela ucapan JiU lagi, sudah dipastikan JiU akan menjawab pertanyaan itu dengan jujur.
“Ya sudahlah, yang terpenting adalah terima kasih banyak sudah menyembuhkan mereka.”
“Itu bukan apa-apa.”
“Itu berarti, mereka adalah orang-orang penting dalam pasukan kami.” Yuqi menyangkal ucapan JiU, kemudian ia pun teringat hal yang harusnya sudah dilakukan sejak tadi.
“Ah benar, kami belum memperkenalkan diri. Namaku Yuqi, dia adalah Dino, dan dia adalah Joshua, pemimpin kami, dan yang sedang menyetir adalah Woozi, dan yang terakhir ini, Minnie, dia ahli medis kami.”
“Hai, aku JiU dan ini adikku, Gahyeon.”
“Pantas saja kau terlihat sangat tertarik,” gumam Gahyeon.
“Hm, aku sungguh penasaran, bagaimana bisa ada sesuatu seperti ini. Dari hasil diagnosisku, Dino sudah sembuh sepenuhnya, dan Joshua juga terlihat lebih baik.” Minnie memaparkan.
“Maaf, bisa beri aku ruang?” pinta JiU yang mana saat itu Minnie benar-benar menempel di sampingnya, ia ingin melihat proses penanganan yang dilakukan pada Joshua.
“Maaf.” Minnie tersenyum polos, lalu mundur memberi jarak.
“Kita akan memasuki dinding.” Woozi menginformasikan pada mereka.
“Dinding apa?” tanya Gahyeon penasaran.
Maka Yuqi pun dengan senang hati menjelaskan. “Ah, kalian tidak akan bisa melihat dindingnya, yang jelas itu adalah energi transparan yang melindungi kota dari serangan monster.”
“Jadi, di balik dinding tidak ada monster yang berkeliaran?” tanya Gahyeon lagi, sedangkan saat itu, Joshua dan Dino memejamkan mata, mengistirahatkan diri, JiU fokus menangani cedera Joshua dan Minnie yang memperhatikan proses pemulihan itu dengan mata berbinar dan lagi-lagi mendekatkan dirinya karena ingin melihat semua lebih jelas.
“Tidak. Berkat dinding energi ini, tidak ada monster yang berani melintas. Kemungkinan mereka takut atau tidak menyukai pancaran energi dari dinding itu.” Yuqi menjawab pertanyaan Gahyeon.
Woozi buru-buru menambahkan. “Tapi tenang saja, itu hanya berlaku pada monster, manusia seperti kita tidak akan mendapatkan efek apa pun.”
“Yap.” Yuqi mengangguk mengonfirmasi.
“Bagaimana kalau ada monster yang berhasil masuk?” tanya Gahyeon lagi, sedikit penasaran.
Maka Yuqi kembali berbicara. “Meski hal itu belum pernah terjadi, tapi menurut dugaanku, monster itu haruslah sangat kuat, berada pada tingkatan yang berbeda dari monster-monster yang ada di luar dinding, memiliki kekuatan pikiran yang kuat, maka hal yang wajar apabila monster itu mampu melewati dinding. Tapi jangan khawatir, sudah kubilang sejauh ini belum ada monster yang bisa melintasi dinding ini.”
Tanpa mereka ketahui, ada satu binatang yang bisa dikatakan masuk dalam kategori monster yang berhasil melewati dinding tanpa terpengaruh efek dinding sama sekali.
Setelah tiba di pusat kota, kedatangan mereka disambut oleh para penduduk. Bersamaan dengan itu, JiU juga menyelesaikan penanganannya pada Joshua di mana Minnie terlihat kurang puas karena ia ingin melihat lebih banyak lagi.
Saat mereka turun, JiU turun lebih dulu lalu membantu Gahyeon.
“Hei, kalian berdua beristirahatlah.” Joshua mengusulkan dengan nada memerintah, kemudian membawa senjatanya lalu berjalan pergi.
“Dan terima kasih sudah menangani luka kami,” ucap Dino menimpali, ia tersenyum ramah, mengambil senjatanya kemudian pergi menyusul Joshua.
“Ya, setelah semua yang terjadi, kurasa kalian lelah. Ayo ikuti aku.” Minnie yang menuntun keduanya berjalan menuju sebuah bangunan.
“Aku tidak lelah sebenarnya.” JiU buru-buru menyangkal sambil menggenggam tangan Gahyeon.
“Sudahlah, kakak, kita butuh istirahat.” Gahyeon langsung menegur, setelah itu Gahyeon buru-buru merebut kedua drone miliknya yang ternyata ditangkap oleh beberapa remaja yang penasaran dengan drone itu. Ia manyun kesal dengan hal tersebut, sekali lagi, masker gas yang dikenakan membuat ekspresinya tidak terlihat.
“Ya sudah kalau kamu yang mengatakannya.”
Mereka pun berjalan mengikuti Minnie.
“Eum, aku penasaran, kenapa kalian berkumpul di pusat kota, tidak menyebar?” tanya Gahyeon ambil mengedarkan pandangan.
Minnie pun menjelaskan. “Jumlah manusia di sini tidak banyak, kalau terlalu menyebar, maka para penjaga tidak bisa melindungi semua orang, ini juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan dan sosialisasi di antara kita.”
“Oh, begitu rupanya.”
“Lalu, kenapa di sini ada banyak manusia? Padahal selama ini ...”
“Padahal, di daerah lain hanya ada monster.” Gahyeon buru-buru mendahului ucapan JiU sebelum gadis itu mengungkapkan semua hal yang tidak perlu diungkapkan pada mereka.
“Untuk hal itu, sebenarnya kami juga tidak terlalu yakin.”
“Ya, kami tidak terlalu ingat, yang jelas koloni ini dipimpin oleh para Order.”
“Order?” ulang JiU dan Gahyeon serempak.
“Ya, mereka yang mengambil keputusan dan mereka yang membentuk tim, mereka yang menjadi otak kelangsungan hidup koloni, kalau ada kesempatan, akan kuperkenalkan mereka pada kalian.”
***